Sukses


AC Milan dan Sensasi Gerbong Tua di Serie A 2010-2011

Bola.com, Jakarta - AC Milan identik sebagai klub yang kerap mengandalkan pemain-pemain tua ketimbang pesepak bola muda. Meski diperkuat pemain yang dicap sebagai 'gerbong tua', Milan berhasil membuktikan gerbong itu bertaji, dengan menjuarai Serie A 2010-2011.

Selepas jatuhnya Juventus ke Serie B akibat skandal memalukan di sepak bola Italia, Inter Milan langsung mengambil alih singgasana di puncak klasemen Serie A. Sejak mendapatkan scudetto "hibah" pada 2005-2006, laju Inter di liga sulit dibendung.

I Nerazzurri yang kala itu ditangani Roberto Mancini (2004 sampai 2008) dan Jose Mourinho (2008-2010) berhasil merengkuh titel juara Serie A secara beruntun, yakni dari 2006-2007 sampai 2010-2011.

Rival Inter Milan di Italia coba menghentikan hegemoni klub yang identik dengan warna kebesaran Hitam-Biru tersebut, satu di antaranya adalah AC Milan.

Menghadapi Serie A 2010-2011, Milan aktif pada bursa transfer.

Mendapatkan suntikan dana dari taipan Italia, Silvio Berlusconi, I Rossoneri mendatangkan Antonio Cassano (1,7 juta euro) dari Sampdoria, Robinho (18 juta euro) dari Manchester City, dan Kevin-Prince Boateng (3 juta euro) dari Genoa. Selain itu, AC Milan juga meminjam Zlatan Ibrahimovic dari Barcelona.

Dari beberapa nama yang diboyong ke San Siro, terselip pemain gaek, Mario Yepes. AC Milan mendapatkan Yepes, yang berusia 34 tahun. secara cuma-cuma, setelah kontraknya di Chievo Verona berakhir. Kehadiran Mario Yepes membuat Milan kian identik dengan cap "gerbong tua".

Video

2 dari 2 halaman

Tua-Tua Keladi

Selain Mario Yepes, pemain veteran lain yang memperkuat AC Milan pada musim 2010-2011 adalah Christian Abbiati (32 tahun), Flavio Roma (36 tahun), Alessandro Nesta (34 tahun), Marek Jankulovski (33 tahun), Gianluca Zambrotta (33 tahun), Massimo Oddo (34 tahun), Andrea Pirlo (31 tahun), Gennaro Gattuso (32 tahun), Clarence Seedorf (34 tahun), Ronaldinho (30 tahun), Filippo Inzaghi (36 tahun), serta Massimo Ambrosini (33 tahun).

Berbekal pemain-pemain veteran dipadukan pesepak bola berpengalaman dan muda, ditambah taktik dari Massimiliano Allegri, AC Milan mengawali Serie A 2010-2011 dengan kurang meyakinkan.

Dari empat laga awal di liga, I Rossoneri hanya meraih satu kemenangan, sekali kalah, dan meraih dua hasil imbang. Mengoleksi empat poin membuat AC Milan terdampar di peringkat delapan klasemen sementara Serie A.

Namun perlahan, Milan mampu bangkit. Pengalaman Christian Abbiati di bawah mistar gawang, duet Alessandro Nesta dan Thiago Silva di jantung pertahanan, kreativitas Andrea Pirlo, Ronaldinho, dan Clarence Seedorf di sektor tengah, serta kombinasi Zlatan Ibrahimovic, Alexandre Pato, Robinho, serta Antonio Cassano di lini serang, Il Diavolo Rosso berhasil menyodok ke papan atas.

AC Milan berhasil menempati puncak klasemen Serie A pada pekan ke-11. Skuat Merah-Hitam mengoleksi 23 poin, hasil dari tujuh kemenangan, dua hasil imbang, dan menelan dua kekalahan. Mereka unggul satu angka atas Lazio yang berada di tempat kedua.

Pada pekan ke-36, AC Milan bertandang ke markas AS Roma di Stadio Olimpico, 7 Mei 2011. Unggul delapan angka atas Inter Milan di peringkat kedua, membuat Milan hanya membutuhkan hasil imbang kontra Roma untuk mengunci titel juara Serie A.

I Rossoneri berhasil mewujudkan target tersebut, setelah menahan imbang tanpa gol AS Roma. AC Milan pun nyaman berada di urutan teratas dengan nilai 78, unggul enam poin atas Inter di urutan kedua.

Dengan pertandingan yang menyisakan dua laga lagi, perolehan angka Milan dan gol tidak mungkin lagi bisa dikejar rival-rivalnya termasuk I Nerazzurri.

AC Milan akhirnya mengunci scudetto ke-18 dengan mengandalkan "gerbong tua". Milan juga berhasil memutus dominasi Inter Milan di Serie A, sebelum akhirnya kembali dikuasai Juventus hingga sembilan musim ke depan.

"Scudetto ini milik mereka yang memainkan satu pertandingan dan mereka yang bermain 36 laga," ujar pelatih AC Milan saat itu, Massimiliano Allegri.

Sumber: Berbagai sumber

Video Populer

Foto Populer