Bola.com, Jakarta FIFA pernah melarang tiga negara untuk berkompetisi di Piala Dunia karena alasan politik. Piala Dunia 2026 akan diikuti 48 negara, serta bertempat di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Negara-negara yang berpartisipasi akan dibagi menjadi 16 grup yang terdiri dari tiga tim. Dua tim teratas di setiap grup akan lolos ke babak sistem gugur.
Baca Juga
Advertisement
Meskipun perubahan format tersebut menuai kritik, itu memungkinkan lebih banyak negara lolos. Artinya, negara-negara yang sebelumnya sangat sulit menembus Piala Dunia akan lebih berpeluang setelah menggunakan format baru.
Seperti diketaui, Rusia dilarang bermain di turnamen FIFA karena invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Rusia hanya memainkan pertandingan persahabatan internasional melawan negara-negara yang sebagian berada di luar Eropa. Pada jendela internasional terakhir, Rusia beruji coba melawan Zambia dan Grenada.
Berita Video, Timnas Indonesia sukses kalahkan Bahrain lewat gol tunggal Ole Romeny pada Selasa (25/2/2025)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hukuman untuk Afrika Selatan
Sebelumnya, dua negara lain dilarang mengikuti turnamen sepak bola terbesar di dunia khususnya karena alasan politik.
Selama periode apartheid rasial di negara tersebut, Afrika Selatan diskors oleh FIFA pada 1961.
Larangan tersebut dicabut beberapa tahun kemudian pada 1963. Presiden FIFA saat itu Stanley Rous mendukung FA Afrika Selatan era apartheid.
FIFA bahkan menempatkan Afrika Selatan dalam grup kualifikasi Asia untuk menghindarkan mereka menghadapi lawan dari Afrika. Tetapi negara-negara Afrika lainnya berhasil melobi agar negara tersebut diskors lagi.
Afrika Selatan dikeluarkan sepenuhnya dari FIFA pada 1976 setelah Rous digantikan oleh Joao Havelange. Cabang olahraga lain juga memilih memboikot Afrika Selatan sepenuhnya.
Status Afrika Selatan dipulihkan pada 1992. Mereka menjuarai Piala Afrika 1996, sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 2010.
Advertisement
Larangan untuk Yugoslavia
Pada 1992, Republik Federal Yugoslavia dilarang bermain di sepak bola internasional sebagai bagian dari sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap negara tersebut.
Setelah pecahnya Yugoslavia, nama FRY terus digunakan oleh Serbia dan Montenegro, yang masih menjadi bagian dari Yugoslavia hingga 2003.
Kedua negara tersebut kemudian bermain sebagai Serbia dan Montenegro di panggung internasional, lolos ke Piala Dunia 2006. Kedua negara memperoleh kemerdekaan penuh pada Juni 2006.