Mengapa Bodo/Glimt Memiliki Garis Miring dalam Nama Mereka?

Bola.com, Jakarta - Bodo/Glimt telah mencuri perhatian dunia sepak bola, terutama setelah pencapaian mereka sebagai klub pertama dari Norwegia yang mencapai semifinal kompetisi Eropa. Namun, ada satu hal menarik yang membuat klub ini semakin unik, yaitu penggunaan garis miring (/) dalam nama mereka.

Sejarah di balik penggunaan garis miring ini terkait erat dengan praktik pencetakan tiket taruhan dan kolom skor di koran pada 1980-an.

Sebelum tahun 1980-an, nama klub ini ditulis sebagai Bodo-Glimt dengan tanda hubung. Namun, penggunaan tanda hubung ini sering menyebabkan kebingungan dalam hasil pertandingan yang ditampilkan di koran dan tiket taruhan.

Banyak orang mengira bahwa nama tersebut merujuk pada dua tim yang berbeda, yaitu Bodo dan Glimt. Untuk mengatasi masalah ini, klub memutuskan untuk mengganti tanda hubung dengan garis miring. Langkah ini ternyata membuat nama klub menjadi lebih unik dan mudah dikenali.

Perubahan kecil ini tidak hanya membantu menghindari kebingungan, tetapi juga memberikan identitas tersendiri bagi Bodo/Glimt di dunia sepak bola. Sejak saat itu, nama klub ini ditulis dengan garis miring dan telah menjadi bagian dari identitas mereka yang diakui secara internasional.

Dengan garis miring ini, seolah-olah klub menawarkan pilihan kepada para penggemar: Bodo atau Glimt. Ini adalah salah satu dari banyak detail menarik yang menjadikan sepak bola Eropa sebagai harta budaya.

Setiap pertandingan tidak hanya sekadar pertarungan di lapangan, tetapi juga pelajaran geografi yang dibungkus dalam drama selama 90 menit.

Nama Bodo/Glimt memiliki asal usul yang cukup sederhana. Klub ini berasal dari kota Bodo, di bagian utara Norwegia, dan awalnya dikenal dengan nama Glimt, yang berarti 'kilatan'.

Pada 1940-an lantaran ada tim lain di Norwegia yang menggunakan nama yang sama, mereka memutuskan untuk menggabungkan nama kota dan tim, sehingga menjadi Bodo-Glimt. Namun, kebingungan muncul ketika nama tersebut digunakan daftar surat kabar dan slip taruhan, di mana orang-orang mengira itu merujuk pada pertandingan antara dua tim yang bernama Bodo dan Glimt.

Seiring waktu, penggunaan garis miring makin meluas hingga akhirnya menjadi nama resmi klub.

Meski Bodo/Glimt baru meraih gelar juara pertama mereka pada 2020, mereka telah membangun tradisi unik lainnya. Satu di antaranya adalah cara mereka memilih kapten untuk setiap pertandingan, yang dilakukan oleh seluruh anggota skuad.

Selain garis miring dalam nama, Bodo/Glimt juga dikenal dengan tradisi unik lainnya. Satu di antara yang paling mencolok adalah penggunaan sikat gigi berwarna kuning oleh para penggemar.

Tradisi ini konon dimulai pada 1970-an sebagai cara untuk mengatur gerakan dan nyanyian kerumunan, dan dengan cepat menjadi simbol dukungan bagi klub. Saat ini, para penggemar menggunakan sikat gigi berukuran besar untuk mengingatkan lawan mereka tentang obsesi aneh ini.

Bodo/Glimt adalah satu-satunya klub sepak bola profesional pria yang memiliki garis miring dalam nama mereka. Namun, ada klub non-profesional lain yang mengikuti jejak mereka.

Di Liechtenstein, ada USV Eschen/Mauren, hasil penggabungan antara FC Eschen dan FC Mauren tahun 1960-an, meski mereka bermain di Sportpark Eschen-Mauren.

Di Amerika Serikat, beberapa klub MLS juga pernah menggunakan nama unik. New York Red Bulls sebelumnya dikenal sebagai New York/New Jersey MetroStars, tetapi tahun 1998, nama tersebut dianggap terlalu rumit dan mereka hanya menggunakan MetroStars.

Menariknya, klub NWSL masih mempertahankan lokasi mereka dalam nama, yaitu NJ/NY Gotham FC, agar semua orang tahu negara bagian mana yang mereka wakili dengan bangga.

Dengan semua tradisi dan keunikan ini, Bodo/Glimt tidak hanya menjadi klub sepak bola yang menarik untuk ditonton, tetapi juga sebuah contoh bagaimana sejarah dan budaya dapat membentuk identitas sebuah tim.

Garis miring dalam nama mereka bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga sebuah cerita yang mencerminkan perjalanan mereka dalam dunia sepak bola.