Sukses


Wasit Final Piala Dunia Antarklub 2025 Pernah Pimpin Laga Persija Vs PS TNI di Liga 1 dan Timnas Indonesia

Alireza Faghani dipilih jadi wasit final Piala Dunia Antarklub 2025. Dia pernah bertugas di Liga 1 dan pertandingan Timnas Indonesia.

Bola.com, Jakarta - Piala Dunia Antarklub 2025 akan mencapai klimaksnya pada Senin dini hari WIB (14-7-2025), dan FIFA menunjuk Alireza Faghani untuk memimpin partai final yang mempertemukan Paris Saint-Germain kontra Chelsea FC di MetLife Stadium, New York New Jersey.

Penunjukan Faghani, wasit berusia 47 tahun asal Australia, diumumkan pada Jumat lalu. Ia akan menjadi pengadil di laga puncak turnamen yang dianggap sebagai tonggak baru sejarah sepak bola antarklub dunia.

Menariknya, Faghani juga yang memimpin laga pembuka turnamen ini, saat Inter Miami berhadapan dengan Al Ahly pada 14 Juni lalu di Miami.

Sepanjang turnamen, Faghani sudah memimpin tiga pertandingan dan akan menutup tugasnya di laga keempat yang paling prestisius.

Baginya, kepercayaan untuk menjadi wasit final adalah hasil dari dedikasi panjang serta persiapan intensif selama berminggu-minggu.

"Ini merupakan Piala Dunia Antarklub pertama dalam format baru dan saya merasa sangat terhormat bisa menjadi bagian dari turnamen penting ini," ujar Faghani.

"Kami menjalani dua pekan persiapan yang sangat padat, dan akhirnya saya mendapat kesempatan untuk memimpin laga final. Rasanya luar biasa," imbuh wasit yang pernah bertugas di Liga 1 ini.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Pernah Memimpin Laga Liga 1 dan Timnas Indonesia

Ya, Alireza Faghani tercatat pernah "diimpor" oleh PSSI untuk memimpin pertandingan di Liga 1 musim 2017. Satu di antaranya adalah partai Persija Jakarta vs PS TNI di Stadion Patriot Candrabaga, Bekasi, 30 September 2017. Ketika itu, Persija menang telak 4-1.

Faghani juga pernah menjadi wasit pertandingan Timnas Indonesia. Itu terjadi di kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, melawan rival abadi, Malaysia. Pertandingan berlangsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada 19 November 2019. Dalam laga ini, Timnas Indonesia kalah 0-2. 

Di sisi lain, Ketua Komite Wasit FIFA, Pierluigi Collina, menjelaskan bahwa pemilihan wasit untuk laga final mempertimbangkan banyak aspek, termasuk performa selama turnamen. Faghani dinilai sebagai kandidat terbaik dari banyak nama yang layak.

"Kami mempertimbangkan banyak hal, terutama performa sepanjang turnamen, dan memang tidak mudah memilih karena banyak wasit tampil baik," kata Collina.

"Tapi, kami yakin, Faghani dan timnya adalah yang terbaik untuk final," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Rekam Jejak Mentereng

Faghani bukan sosok asing dalam turnamen-turnamen besar FIFA. Ia mulai menjadi wasit berlisensi FIFA sejak 2008 dan pernah dipercaya memimpin final Olimpiade 2016 antara Brasil dan Jerman, laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2018, serta dua pertandingan fase grup di Piala Dunia Qatar 2022.

Selama Piala Dunia Antarklub 2025, Faghani juga memimpin laga grup antara Boca Juniors vs Bayern München di Miami, serta laga perempat final Chelsea vs Palmeiras di Philadelphia.

Ia mengaku pengalaman dan latihan intens menjadi kunci untuk tampil maksimal di setiap turnamen besar.

"Kami menyiapkan banyak aspek, dari taktik tim, skenario praktikal, hingga aspek medis. Semua wasit berusaha tampil dalam level terbaik dan saya pikir tim-tim peserta pun cukup puas dengan kinerja kami," jelas Faghani.

4 dari 4 halaman

Turnamen Besar Terakhir sebelum Pensiun?

Dalam laga final nanti, Faghani akan dibantu dua asisten sesama wasit asal Australia, yaitu Anton Shchetinin dan Ashley Beecham.

Adapun wasit cadangan adalah Facundo Tello dari Argentina, dengan Gabriel Chade sebagai asisten cadangan. Peran VAR dipegang oleh Bastian Dankert (Jerman), didampingi Tatiana Guzman (Nikaragua) dan Ivan Bebek (Kroasia). 

Bagi Faghani, final ini punya arti istimewa. Selain sebagai satu di antara turnamen terakhirnya sebelum pensiun, laga ini menjadi penutup perjalanan panjang di panggung internasional.

"Saya kini berusia 47 tahun. Ini mungkin akan menjadi turnamen terakhir saya di level FIFA," ujar Faghani.

"Saya akan menikmati setiap momennya. Kami sudah sangat siap dan berharap tampil sebagai tim terbaik di atas lapangan, seperti dua tim finalis yang luar biasa," katanya lagi.

 

Sumber: FIFA

Video Populer

Foto Populer