5 Eksekutor Penalti Paling Mematikan dalam Sejarah Bola Dunia: Masih Dominan Orang Dulu, Jangan Cari Ronaldo dan Messi

Cuauhtemoc Blanco dikenal sebagai salah satu pemain terbesar dalam sejarah Meksiko. Kreatif, berani, kadang flamboyan, tetapi ketika berdiri menghadapi penalti, ia berubah menjadi algojo yang kejam dan penuh presisi. Blanco mencetak 71 dari 73 penalti sepanjang kariernya, sebuah rasio yang hampir mustahil dicapai pemain mana pun.

Momen paling ikoniknya terjadi di Piala Dunia 2010 saat menghadapi Prancis, ketika ia menghujam bola ke sudut bawah gawang dengan ketenangan luar biasa. Tekniknya yang menggunakan run-up panjang memungkinkan Blanco membaca arah gerakan kiper sebelum mengarahkan bola ke tempat yang tak terjangkau. Dan dari sinilah reputasinya sebagai salah satu eksekutor terbaik lahir, abadi untuk alasan yang sangat jelas.

Ronald Koeman tidak hanya dikenal sebagai bek, tetapi sebagai bek yang mencetak gol seperti striker. Dengan catatan 250 gol sepanjang karier, Koeman memegang rekor sebagai bek tersubur dalam sejarah dan banyak dari gol tersebut datang dari titik penalti.

Ia punya tiga rekor luar biasa, yakni tendangan 188 km/jam, salah satu yang paling keras pernah tercatat. Bek dengan gol terbanyak dalam sejarah. 25 penalti beruntun di La Liga tanpa gagal.

Meskipun run-up Koeman terlihat seperti ia hendak menembakkan bola keluar stadion, ia sering justru menipu kiper dan menempatkan bola dengan sangat tenang. Dari 103 penalti, ia hanya gagal enam kali.

Sang Maestro ParadinhaLegenda Real Madrid dan ikon Meksiko, Hugo Sanchez, adalah salah satu striker paling klinis pada masanya. Ia mencetak 56 penalti di La Liga, rekor terbanyak dalam sejarah liga hingga dipatahkan Cristiano Ronaldo pada 2017.

Secara keseluruhan, Sanchez memiliki 79 penalti (74 gol dan 5 gagal) dengan tingkat keberhasilan 94%.

Ciri khasnya adalah teknik stutter-step atau paradinha, sebuah hentakan kecil sebelum menendang, yang memaksa kiper melakukan gerakan lebih dulu. Setelah membuat penjaga gawang terkecoh, Sanchez menyelesaikan eksekusi dengan tendangan berdaya ledak tinggi, meski tanpa backlift besar. Meksiko mungkin tidak selalu berada dalam peta elite sepak bola dunia, tetapi Hugo Sanchez adalah pengecualian yang menunjukkan kualitas pemain dari negeri itu.

Perjalanan Rickie Lambert dari pemain League One hingga ke tim nasional Inggris adalah kisah inspiratif tersendiri. Namun yang membuatnya masuk daftar ini adalah catatan penalti yang sempurna.

Selama memperkuat Southampton (2009–2014), Lambert membantu klub bangkit dari League One hingga kembali ke Premier League, dan dalam proses itu ia mencatat sesuatu yang luar biasa:

Lambert mengeksekusi 30 penalti untuk Southampton dan mencetak semuanya.

Ketepatannya membuatnya sering dibandingkan dengan legenda klub Matt Le Tissier, yang dikenal sebagai salah satu algojo terbaik Inggris. Dalam setiap kesempatan, Lambert tampil tenang, presisi, dan tak pernah menunjukkan keraguan sedikit pun saat berdiri di titik putih.

Marco van Basten adalah salah satu penyerang terbaik yang pernah ada. Bersama Ajax dan AC Milan, ia mencetak lebih dari 300 gol sebelum cedera pergelangan kaki memaksanya pensiun di usia 30 tahun.

Dalam urusan penalti, Van Basten pun sangat mematikan: 51 gol dari 55 penalti, atau tingkat keberhasilan 93%.

Dengan teknik yang terlihat simpel, Van Basten membuat eksekusi penalti tampak mudah. Ia membaca gerakan kiper dengan cepat dan mengarahkan bola dengan presisi sempurna. Jika bukan karena cedera yang mengakhiri kariernya lebih awal, catatan itu mungkin akan jauh lebih mengerikan.

Sumber: GMS