Kisah Seydou Diakite, Raja Tarkam Indonesia asal Mali: Jadwalnya tak Kalah Padat Merayap dari Pemain Profesional

Striker Persebaya Surabaya, Amido Balde, berebut bola dengan bek Perseu Serui, Diakite Seydou, pada laga Piala Presiden 2019. (Bola.com/Yoppy Renato) — Striker Persebaya Surabaya, Amido Balde, berebut bola dengan bek Perseu Serui, Diakite Seydou, pada laga Piala Presiden 2019 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (2/3). Persebaya menang 3-2 atas Perseru. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bola.com, Jakarta - Ia dijuluki 'Raja Tarkam Indonesia'. Sekali tampil bisa mengantongi Rp 3 juta. Lewat tarkam atau sepak bola antar kampung, banyak daerah di Indonesia yang sudah ia kunjungi.

Tak salah lagi, dia adalah Seydou Diakite. Seydou Diakite bukan orang Indonesia, melainkan pemain asal Mali.

Tiba di Indonesia pada 2017, Seydou Diakite sebenarnya ingin meneruskan karier di Liga Indonesia. Hanya saja, nasib justru membawanya ke tarkam dan menjadi langganan banyak bos yang ingin memakai jasanya.

Bayangkan, dalam setahun ia bisa bermain 200 kali dan beberapa di antaranya sukses membawa timnya menjadi juara.

Belum lama ini, Seydou Diakite berbagi pengalaman via kanal YouTube Bicara Bola. Kata Seydou Diakite, sepanjang 2025 tarkam lebih ramai dan bejibun penonton dari tahun-tahun sebelumnya.

"Wah, Alhamdulillah lagi lancar. Tahun ini lebi ramai karena banyak orang sudah hobi tarkam sekarang. Apalagi tarkam sekarang lebih bergengsi," kata Seydou Diakite yang cukup fasih berbahasa Indonesia.

2 dari 4 halaman

Bisa 30 Pertandingan

Menurut Seydou Diakite, lama bergulirnya tarkam tak ubahnya liga profesional. Bisa 30 kali pertandingan menuju juara. Jadi harus pandai-pandai mengatur serta menjaga stamina agar tetap prima dan jangan sampai cedera.

"Iya kayak liga. Jadi ngatur kondisinya sama. Apalagi sepanjang tahun 2025 ini lebih ramai dan lebih bergengsi karena penontonnya lebih banyak. Jadi taruhan. Terus ibu-ibu dan anak-anak sudah hobi, apalagi kalau bilang mau ada tarkam dan bilang Diaketike juga datang. Lucu," kata Seydou Diakite sambil tertawa.

Tahun ini sudah berapa kali main tarkam? "Dari Januari sampai Oktober banyak main tarkam. Enggak bisa ngitung. Tarkamnya banyak sekali ke Ternate, Tobelo, Pontianak, Palu. Apalagi di Sulawesi itu ramai banget," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Rajin ke Dokter

Padatnya permintaan tarkam dari para bos membuat Seydou Diakite harus rajin-rajin kontrol ke dokter, minimal sebulan sekali.

"Bulan kemarin saya cuma istirahat empat hari. Itu karena saya sakit ya. Sakit karena capek. Kata dokter karena capek. Setiap bulan saya memang kontrol ke dokter. Suntik vitamin," tukasnya.

Lebih jauh Seydou Diakite menuturkan, ia bisa bermain tarkam selama tiga bulan penuh. Itu kalau jadwal permintaan tidak bentrok. Tak tanggung-tanggung, jarak antara tarkam juga terkadang antar provinsi yang sangat menguras tenaga.

"Kadang jadwal tarkam bentrok juga. Kalau misalkan tidak ada bentrok, kita bisa 3 bulan full. Kan kadang kita main di Tangerang, ada sisa main di Manado. Jadi harus pilih salah satu. Kadang tanggalnya bentrok. Tapi kalau tidak ada bentrok kita bisa main 3 bulan full," paparnya sembari menambahkan bahwa semua kebutuhan selama tarkam semua ditanggung bos yang mengajak.

"Tiket dan hotel, semua tanggung jawab sama bos yang ajak kita tarkam. Termasuk makan sama uang jalan. Semuanya ditanggung," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Yang Paling Berkesan

Tarkam mana yang paling berkesan?

"Kemarin juga di Kronjo (Kabupaten Tangerang), itu hebat banget. Juga di Pontianak, 12 perjalanan dari bandara. Palangkaraya juga. Kemarin juga saya habis main di Sumatera. Naik mobil malam hari, ya 18 jam perjalanan," pungkas Seydou Diakite.