Sukses


Manajer PS Ngada: Bambang Suryo Pantas Dihukum Seumur Hidup

Bola.com, Ngada - Sanksi berupa larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama dua tahun dan denda Rp150 juta yang dijatuhkan PSSI kepada anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat, seharusnya menjadi pelajaran bagi pelaku penistaan sepak bola di Indonesia.

Manajer PS Ngada, Bernard Ferdinand Burah, berharap PSSI juga menjatuhkan sanksi dan denda kepada Bambang Suryo, yang diklaim terbukti berniat mengatur jalannya pertandingan babak 32 besar Grup G Liga 3 di Kediri pekan lalu.

"Sebagai anggota, kami salut kepada PSSI yang menghukum Hidayat. Kami juga respek kepada Hidayat dengan kesatria mengakui kesalahannya. Kami berharap PSSI juga melakukan hal sama kepada Bambang Suryo. Kami punya bukti rekamannya. Setelah kami melaporkan kasus ini, kami sangat berharap PSSI bertindak adil kepada Bambang Suryo seperti Hidayat," tutur Ferdinand Burah.

Soal bentuk sanksi dan hukuman yang akan diberikan PSSI untuk Bambang Suryo, pria yang juga menjabat Kepala Dinas di Pemkab Ngada, NTT, ini menyerahkan penuh kepada PSSI.

Namun, jika menilik sepak terjang Bambang Suryo yang telah lama melintang melakukan match fixing di kompetisi Indonesia, ujar Ferdinand Burah, seharusnya PSSI memvonis manajer tim Persekam Metro FC itu lebih berat dibandingkan Hidayat.

Hal yang bisa jadi pemberatan bagi Bambang Suryo, karena dalam rekaman percakapan dengan pelatih PS Ngada, dia menyebut nama petinggi PSSI yang akan disetori uang haram hasil patungan antara Metro FC dengan PS Ngada.

"Bambang pantas dihukum seumur hidup, tak boleh beraktivitas di sepak bola Indonesia. Dia bilang sudah tobat, tapi ternyata masih melakukan praktek kotor itu. Jam terbangnya juga bisa jadi alasan pemberatan hukuman. Termasuk mencatut nama petinggi PSSI itu," ujar Ferdinand Burah.

Ironisnya, sebelum tampil di acara talkshow Mata Najwa yang disiarkan langsung Trans 7, Bambang Suryo diklaim berniat mengatur laga Metro FC dengan PS Ngada.

"Saya lihat Mata Najwa. Saya gemas mendengar komentar Bambang di acara itu. Dia membongkar kasus match fixing, padahal dia masih melakukan praktik penistaan Liga 3 di Kediri," ucap Ferdinand Burah.

Video Populer

Foto Populer