Bola.com, Samarinda - Piala Presiden 2019 yang ditayangkan Indosiar sebenarnya hanya sebuah turnamen pramusim menjelang Liga 1. Namun, gengsi dan persaingan dalam turnamen tersebut ternyata juga sanggup memakan korban berupa pemecatan.
Korban pertama dari Piala Presiden 2019 adalah Fabio Lopez. Pria asal Italia itu kehilangan jabatannya sebagai pelatih Borneo FC setelah timnya gagal total.
Baca Juga
Sejarah Tercipta! Inilah 4 Fakta Menarik Komang Teguh: Pernah Disanksi AFC dan Pemain Kesayangan Shin Tae-yong yang Sebenarnya
Persaingan Gelar Top Skorer BRI Liga 1 2023 / 2024: Empat Striker Brasil Berebut Sepatu Emas
Piala Asia U-23 2024: Ivar Jenner Minta Maaf dan Bersuara soal Kegagalan Usaha PSSI Menghapus Kartu Merah pada Laga Vs Qatar
Advertisement
"Terhitung sejak hari ini, kami sepakat untuk mengakhiri kerjasama. Keputusan ini diambil untuk membuat Borneo FC lebih baik lagi kedepannya," kata pemilik klub Borneo FC, Nabil Husein Said Amin, seperti dikutip situs resmi klub.
Borneo FC finis sebagai juru kunci Grup D. Tim Pesut Etam tak mendapatkan poin karena kalah dalam tiga laga fase grup.
Pemecatan pelatih pada turnamen pramusim bukan cerita baru di dunia sepak bola Indonesia. Mirisnya, hal itu terus berulang setiap tahunnya. Padahal, Piala Presiden 2019 sebenarnya hanya layak menjadi ajang untuk memilih pemain inti dan melihat kelebihan dan kekurangan tim sebelum mengarungi kompetisi.
Pada 2015, Rahmad Darmawan harus kehilangan jabatannya setelah Piala Presiden. Pria yang akrab disapa Coach RD itu harus mengundurkan diri dari jabatan sebagai pelatih Persija Jakarta.
Tren pemecatan pelatih juga terjadi pada pada 2017. Widodo Cahyono Putro dipecat Sriwijaya FC karena timnya hanya mampu sampai babak perempat final.
Tingginya tekanan akan persaingan dan gengsi membuat tim peserta menganggap Piala Presiden 2019 dengan terlalu serius. Hal itulah yang membuat cerita-cerita pelatih yang kehilangan jabatan akibat timnya tampil buruk di turnamen pramusim akan terus terulang pada masa depan.