Sukses


Selamat Ulang Tahun ke-92 Persija, Yuk Kenang Lagi 2 Momen Saat Macan Kemayoran Juara Liga Indonesia

Bola.com, Jakarta - Tim yang memiliki sejarah panjang di Indonesia dan klub kebanggan kota Jakarta, Persija Jakarta berulang tahun yang ke-92 pada Sabtu (28/11/2020).

Persija sendiri merupakan pengoleksi gelar terbanyak era perserikatan (9 piala). Namun di awal era Liga Indonesia medio 1990-an, Persija terhuyung-huyung.

Problem pendanaan membuat Persija kesulitan membangun tim bertabur bintang. Persija perlahan mulai ditinggalkan penggemarnya. Momen penting terjadi pada 1996 saat Sutiyoso, Gubernur DKI Jakarta nyemplung menjadi Pembina Persija.

Gubernur berdarah Semarang yang gila bola itu punya ambisi besar kembali membawa kejayaan buat Persija. Dia punya pandangan tersendiri saat memilih oranye sebagai warna kebesaran klub pengganti Persija.

Daa berpandangan warna Jingga yang mentereng memiliki aura kemegahan, sepintas seperti pancaran warna emas. “Saya ingin Persija bermain total football layaknya timnas Belanda yang enak untuk ditonton,” ujar Bang Yos dalam sebuah perbincangan dengan Bola.com di kediamannya di Cibubur beberapa tahun silam.

Kini berkat fondasi yang dibangun Bang Yos kala itu, Persija terus menegaskan statusnya sebagai tim papan atas Liga Indonesia yang kini disebut Liga 1. Prestasi terbaik tentunya saat tim menjadi juara pada tahun 2001 dan 2018.

Berikut Bola.com ajak pembaca untuk mengenang dua momen juara itu bertepatan dengan hari ulang tahun Persija Jakarta ke-92:

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 4 halaman

Juara 2001

Skuad Persija pada Liga Indonesia 2001 tergolong mentereng. Selain Bambang Pamungkas dan Luciano Leandro, Macan Kemayoran diperkuat pemain-pemain berkelas semodel Gendut Doni, Anang Ma'ruf, Nuralim, Antonio Claudio hingga Imran Nahumarury.

Gelar tahun 2001 juga punya makna sangat penting. Pasalnya sempat kering prestasi selama 22 tahun, tim berjulukan Macan Kemayoran itu kembali menjadi yang terbaik di kompetisi paling elite Tanah Air pada 2001.

Sebelum melaju ke babak final Liga Indonesia 2001, Persija Jakarta adalah runner up Wilayah Barat. Macan Kemayoran mengoleksi 51 poin, hanya defisit satu angka dari pemuncak klasemen, PSMS Medan.

Tergabung di Grup 2 babak delapan besar, Persija keluar sebagai juara grup. Macan Kemayoran berhasil mengumpulkan tujuh poin hasil dari menang 2-1 atas Arema Malang, 1-0 atas PSM Makassar, dan seri 2-2 melawan Persita Tangerang.

Persija bertemu Persebaya di babak semifinal dan menang 2-1 berkat gol Luciano Leandro dan Antonio Claudio. Macan Kemayoran berhadapan dengan PSM yang menyingkirkan PSMS melalui adu tendangan penalti dengan skor 3-2 setelah bermain imbang 2-2 dalam waktu normal.

Minggu malam, 7 Oktober 2001, jadi momen yang tidak bisa dilupakan bagi pendukung Persija, The Jakmania. Warna oranye mendominasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Kala itu, Macan Kemayoran akan berlaga melawan PSM Makassar pada final Liga Indonesia 2001.

Laporan pertandingan PSSI menyebut angka penonton laga ini menembus 60 ribu orang. Dukungan The Jakmania membakar semangat Bambang Pamungkas dkk. di lapangan.

Persija menang 3-2 atas PSM melalui dua gol Bambang dan sebiji gol dari Imran Nahumarury. Gol kedua Bambang terbilang indah. Playmaker Persija kala itu, Luciano Leandro berperan besar dalam proses terjadinya gol tersebut.

Pemain asal Brasil itu menyodorkan umpan lambung ke Bambang yang dalam posisi bebas di sisi luar pertahanan PSM. Bek tim lawan, Joseph Lewono, kelimpungan mengejar lari Bambang. Tendangan keras sang striker mengoyak gawang PSM yang dikawal Hendro Kartiko.

"Saya sudah menduga kiper akan mempersempit ruang tembak, tapi dengan kaki kiri saya arahkan bola ke kanan atas yang tak terjangkau olehnya," ujar Bambang, yang keluar sebagai pemain terbaik Liga Indonesia 2001.

Gelar juara Liga Indonesia 2001 begitu membekas di ingatan Widodo C. Putro, penyerang Persija Jakarta.

"Sebuah kebanggaan bagi saya menjadi bagian dari klub saat itu. Momen final Liga Indonesia 2001 jadi salah satu kenangan indah yang tidak bisa saya lupakan sebagai seorang pemain," ujar Widodo.

3 dari 4 halaman

Juara 2018

Sempat menanti sangat lama usai sukses tahun 2001, penantian panjang The Jakmania berakhir pada 2018. Persija Jakarta akhirnya berhasil kembali menjadi juara. Trofi Liga Indonesia ke-11 ini sekaligus mempertegas predikat Macan Kemayoran sebagai klub tersukses di Tanah Air.

Tidak banyak yang meyakini Persija bisa merengkuh gelar Liga 1, label Liga Indonesia sejak 2017, pada dua tahun lalu. Paling banter, Macan Kemayoran hanya difavoritkan finis di lingkaran empat besar.

Namun, situasi mendadak berubah ketika Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum Persib Bandung akibat perbuatan suporternya yang mengeroyok pendukung Persija hingga tewas ketika kedua tim bertemu.

Persib yang saat itu memimpin klasemen, perlahan turun dari tahtanya setelah harus bermain di luar Pulau Jawa plus tanpa penonton hingga kompetisi tuntas. Posisi tim berjulukan Pangeran Biru itu dikudeta oleh PSM Makassar dengan Persija menguntit di belakangnya.

Kedua tim bertarung hingga pengujung musim sebelum PSM terpeleset pada dua pertandingan terakhir kompetisi. Persija dengan sigap mengambil alih puncak klasemen hingga menjadi juara.

Banyak pihak waktu itu menuduh gelar juara Persija telah diatur. Asumsinya pemilik saham mayoritas Macan Kemayoran adalah Joko Driyono, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PSSI saat itu. Namun, tudingan tersebut tidak pernah terbuktikan.

"Sebetulnya jangan berbicara saja. Tolong dibuktikan. Segala sesuatu kan harus pakai bukti. Orang bisa saja membuat pernyataan, tapi butuh bukti," ujar bek Persija, Ismed Sofyan.

Pembina Persija kala itu, Syafruddin, juga membantah bahwa timnya sengaja diatur untuk menjadi juara. Mantan Wakapolri ini bilang gelar juara Macan Kemayoran tidak perlu diragukan.

"Tidak ada yang perlu dicurigai, jangan bikin hoaks dan macam-macam, saya ingatkan. Tidak ada yang perlu diragukan. Persija hanya seimbang Persib. Itu penilaian di persepakbolaan. Sekarang ini kesebelasan Persija paling tinggi. Kelasnya bukan di bawah, tapi tertinggi," kata Syafruddin, yang saat itu menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menteri PAN-RB).

Skuat Persija pada musim itu cenderung tidak mewah. Malah relatif sederhana. Macan Kemayoran masih ditangani oleh Stefano Cugurra Teco, pelatih muda yang kenyang pengalaman namun masih seret gelar.

Arsitek asal Brasil itu berhasil mengombinasikan wajah gaek semodel Ismed Sofyan dan Maman Abdurrahman dengan pemain berpengalaman seperti Andritany Ardhiyasa, Ramdani Lestaluhu, dan Riko Simanjuntak.

Belum lagi kontribusi empat pemain asing yang terdiri dari Jaimerson Xavier, Rohit Chand, Renan Silva, dan Marko Simic yang begitu besar. Teco sukses menyulap Macan Kemayoran sebagai tim terminim kebobolan; 36 gol dari 34 pertandingan.

Persija pada 2018 bukti penggambaran dari sebuah ungkapan "Bermain menyerang bisa memenangkan pertandingan, sementara bermain bertahan bisa merebut gelar juara. " Rasanya trofi Liga 1 2018 Macan Kemayoran memang tidak perlu dipertanyakan.

4 dari 4 halaman

Skuad Persija 2001 dan 2018

Persija 2001

Kiper: Mbeng Jean, M. Halim

Belakang: Nuralim, Joko Puspito, Antonio Claudio, Warsidi, Aris Indarto, Hari Saputra, Anang Maruf, Budiman, Washiatul Akmal

Tengah: Agus Suprianto, Luciano Leandro, Imran Nahumarury, Dedi Umarella, Wahyu Teguh, Khair Rifo, Ebanda Timothe

Depan: Gendut Dony, Widodo C. Putro, Budi Sudarsono, Bambang Pamungkas

Pelatih: Sofyan Hadi

 

Persija 2018

Kiper: Andritany Ardhiyasa, Rizky Darmawan, Daryono, Shahar Ginanjar, Gianluca Pagliuca Rossy

Belakang: Dany Saputra, Jaimerson da Silva, Maman Abdurahman, Gunawan Dwi cahyo, Ismed Sofyan, Rezaldi Hehanusa, Vava Mario Yagalo, Michael Orah, Anan Lestaluhu

Tengah: Ramdani Lestaluhu, Novri Setiawan, Asri Akbar, Nugroho Fatchurahman, Yan Pieter Nasadit, Riko Simanjuntak, Fitra Ridwan, Sandi Sute, Rohit Chand, Renan Silva

Depan: Marko Simic, Rudi Widodo, Bambang Pamungkas, Ahmad Syaifullah, Osas Saha, Frengky Kogoya

Pelatih: Stefano Cugurra Teco

Video Populer

Foto Populer