Sukses


Statistik Performa David De Gea Bersama Atletico Hingga MU

Bola.com, Jakarta - David De Gea menjadi salah satu pemain paling sering dibicarakan dalam bursa transfer menjelang bergulirnya musim 2015-2016. Real Madrid yang memburunya terus melancarkan penawaran yang hingga kini masih ditolak oleh Manchester United.

Iker Casillas baru saja pergi. Banyak yang menduga kepergian sang kapten akibat didesak oleh Presiden Madird, Florentino Perez. Dengan kepergian Casillas, maka ketika De Gea datang otomatis menjadi penjaga gawang nomor satu di Santiago Bernabeu.

Penolakan Setan Merah, salah satunya karena mereka masih ingin Real Madrid menaikkan tawarannya. Ed Woodward –CEO MU—ingin De Gea ditebus dengan mahar yang sangat mahal dan membuatnya menjadi kiper termahal di dunia. Saat ini rekor tersebut masih dipegang oleh Gianluigi Buffon.

Penjaga gawang berkebangsaan Italia tersebut dibeli Juventus dari Parma pada 2001 dengan harga 32 juta poundsterling. Kemudian ada nama Manuel Neuer yang dibeli Bayern Munchen dengan harga 19 juta poundsterling. Sementara De Gea sendiri ketika pergi dari Atletico Madrid, Manchester United menebusnya dengan mahar 13 juta poundsterling.

Tahun 2011, MU sudah menebus De Gea dengan harga fantastis. Di Old Trafford, performa De Gea dianggap terus berkembang, jadi wajar jika manajemen MU menginginkan harga yang mahal untuk kiper yang baru berusia 24 tahun tersebut.

Menarik untuk dilihat performa De Dea selama enam tahun terakhir sejak masih di Atletico Madrid hingga musim 2014-2015 bersama Manchester United. Performa yang membuat Sir Alex Ferguson bersedia membayar mahal dan kini membuat MU jual mahal melepasnya ke Real Madrid.

Performa selama di Atletico Madrid
David De Gea mulai bergabung dengan akademi Atletico Madrid saat masih berusia sepuluh tahun. Perkembangannya cukup pesat sehingga ketika masih berusia 19 tahun dia sudah dipercaya mengawal gawang Los Rojiblancos.

Musim 2009-2010 menjadi musim perdananya reguler mengawal gawang Atletico Madrid. Dia bermain dalam 35 pertandingan di seluruh kompetisi.

Ada tiga kategori penampilan, pertama di kompetisi Liga domestik yakni La Liga (Liga Primer setelah pindah ke Inggris), Piala yaitu Copa Del Rey dan Piala Super Spanyol (Piala FA, Piala Liga, dan Community Shield saat berseragam MU), serta kontinental untuk pertandingan di Liga Champions dan Liga Europa.

Pada musim tersebut, dia bermain 19 kali di liga, tujuh ajang Piala, dan sembilan kali di kejuaraan Eropa dengan jumlah menit bermainnya 3328 menit. Selama itu De Gea kebobolan 47 gol dengan rasio kemasukan 1,3 gol per pertandingan.

De Gea total membuat 121 penyelamatan atau itu berarti membuat 3,38 penyelamatan per pertandingan. Dia hanya memperoleh satu kartu kuning sepanjang musim itu.

Musim keduanya juga berjalan dengan baik dan bermain lebih sering. Pada musim 2010-2011 dia bermain dalam 49 pertandingan dengan total 4536 menit bermain. Kebobolannya jelas lebih banyak, yaitu 64 kali tapi rasio kebobolannya mengecil menjadi 1,13 gol per pertandingan.

Jumlah penyelamatannya menjadi 190 kali dengan rata-rata 3,34 penyelamatan per pertandingan. Pada musim ini dia menerima dua kartu kuning, masing-masing satu di liga dan ajang kontinental.

Performa selama di Manchester United
Sejak datang ke Old Trafford musim panas 2011, De Gea langsung menjadi pilihan utama. Dia memang diproyeksikan untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Edwin Van Der Sar yang pensiun setelah musim 2010/2011 berakhir.

Pada musim perdananya 2011/2012 dia bermain sebanyak 39 kali di semua ajang dengan total 2718 menit bermain. Jumlah kebobolannya 47 kali dengan rasio kemasukan 1,58 gol per pertandingan.

Ini rasio tertinggi dibandingkan enam musim De Gea baik di Atletico maupun MU. Dia juga membuat 137 penyelamatan (hanya liga dan kontinental) atau 3,88 penyelamatan per pertandingan.

Di akhir musim, diketahui bahwa penurunan performanya salah satunya karena penglihatan yang terganggu. Setelah dilakukan operasi mata, De Gea lalu tampil dominan.

Musim 2012-2013, De Gea semakin matang. Dia tampak punya badan yang lebih besar dan mampu jadi komando lini belakang. Komunikasinya untuk mengatur pertahanan membaik seiring faktor kesehatan yang juga meningkat.

Dengan kebugarannya, dia bermain dalam 41 pertandingan di mana dia memainkan 28 pertandingan liga, enam Piala, dan tujuh kontinental. Total dia bermain dalam 3915 menit.

Jumlah kebobolannya menurun menjadi 42 gol dengan rasio 1,13 gol per pertandingan. Jumlah penyelamatannya 119 kali (hanya liga dan kontinental) atau 3,52 kali per pertandingan. Seperti musim sebelumnya, dia tak menerima satu kartu pun.

Pada musim 2012-2013, dia mampu memberi andil besar membawa Setan Merah meraih gelar juara Liga Inggris ke-20, bersamaan pula dengan pensiunnya Sir Alex Ferguson. Di tangan manajer baru, David Moyes, perannya semakin tak tergantikan.

Semakin dominan di bawah Moyes dan Van Gaal
Di bawah asuhan mantan pelatih Everton itu De Gea tampil dalam 52 pertandingan. 37 pertandingan liga yang berarti hanya absen sekali dalam semusim, lima di ajang Piala, serta sepuluh di kontinental. Musim inilah dia mencatat menit bermain terbanyak, yaitu 4691 menit.

Tapi, juga mencatat jumlah kebobolan terbanyak selama di MU, yaitu 55 kali. Pemain bernama lengkap David De Gea Quintana ini punya rasio kebobolan 0,89 gol per pertandingan.

Dia juga membuat 118 penyelamatan (tanpa ajang Piala) yang berarti 2,29 penyelamatan per pertandingan. Untuk pertama kalinya di Manchester United dia menerima kartu kuning ketika berlaga di Premier League.

Di bawah asuhan Louis van Gaal, De Gea semakin dominan. Musim 2014-2015 hanya berlaga di ajang Liga dan Piala mengingat MU tak lolos ke kejuaraan Eropa. Dia bermain dalam 43 pertandingan, dengan rincian 37 di liga dan enam di ajang Piala.

Total dia bermain selama 3869 menit dengan kebobolan 43 kali atau 1,07 gol per pertandingan. Selama di liga, dari 37 pertandingan dia membuat 93 penyelamatan atau rata-rata 2,51 penyelamatan per pertandingan. Kali ini pemain yang lahir di Madrid, 7 November 1990 itu kembali tak menerima satu kartu pun.

Penjaga gawang bertinggi 192cm itu secara statistik tak selalu mencatat peningkatan dari musim ke musim. Tapi, melihat dinamika yang terjadi di MU, dengan lini belakang yang amat buruk, bisa dikatakan dia salah satu kiper terbaik saat ini.

Dengan Buffon dan Casillas yang menua, jelas De Gea adalah kiper terbaik dunia di masa mendatang. Pantas jika dia ingin dibeli Real Madrid. Kalau pun akhirnya bertahan di Manchester United, dengan perbaikan di skuat Van Gaal rasanya David De Gea akan kembali merasakan menjadi juara. Dan tentu dia adalah salah satu komponen terpenting timnya.

Baca Juga:

Tak Pusingkan Rumor Transfer, De Gea Asyik Berbelanja

Jika Gabung Madrid, Fans Atletico Tak Akan Maafkan De Gea

Jalani Pramusim Bareng MU, De Gea Batal Gabung Madrid ?

Video Populer

Foto Populer