Pidato di Sidang Umum PBB, Donald Trump Ngeluh Eskalator Mati dan Teleprompter Rusak

“Bertahun-tahun yang lalu, seorang pengembang real estat yang sangat sukses di New York bernama Donald J. Trump. Saya mengajukan penawaran untuk renovasi dan pembangunan kembali kompleks Perserikatan Bangsa-Bangsa ini,” sambil mengingat dengan jelas pengalaman tersebut.

Pada awal 2000-an, ia pernah mendorong untuk melakukan renovasi markas besar PBB yang terletak di Manhattan, tetapi pada akhirnya proyek tersebut tidak jatuh ke tangannya dan mengalami keterlambatan serta pembengkakan biaya yang signifikan, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press.

“Saat itu saya bilang bisa melakukannya dengan USD 500 juta, membangun ulang, semuanya,” kata Trump.

“Itu akan indah. Saya dulu sering bicara bahwa saya akan memberi kalian lantai marmer,” tambahnya, menunjukkan keyakinannya akan kemampuan dalam proyek tersebut.

“Tapi mereka memutuskan untuk mengambil arah lain, yang saat itu jauh lebih mahal,” imbuhnya menyoroti ketidakpuasannya terhadap keputusan tersebut.

Trump juga pernah memberikan penjelasan kepada Komite Pengawas DPR pada tahun 2005 mengenai apa yang salah dengan renovasi markas PBB.

Video menunjukkan momen ketika eskalator tiba-tiba berhenti saat ia menginjaknya. “Kalau saja Ibu Negara tidak dalam kondisi fisik yang baik, dia pasti akan jatuh,” ujar Trump menunjukkan betapa seriusnya situasi tersebut.

Pidato Trump di PBB diwarnai dengan kritik pedas terhadap organisasi tersebut. Ia mengecam PBB karena dianggap gagal menangani konflik bersenjata yang terjadi di berbagai belahan dunia.

“Apa tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa?” kata Trump dan menuduh badan internasional tersebut “mendanai serangan terhadap negara-negara Barat. 

“Dua hal inilah yang saya dapat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa: eskalator yang buruk dan teleprompter yang buruk,” selorohnya di kesempatan lain.

Di akhir pidato, Trump menulis di Truth Social bahwa kedua kejadian itu mungkin membuat pidato lebih menarik daripada seandainya berjalan lancar.

“Selalu merupakan suatu kehormatan untuk berbicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa, bahkan jika peralatan mereka agak bermasalah," ujar Trump. 

“Saya sadar mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan soal konstruksi, dan konsep bangunan mereka benar-benar salah,” ungkap Trump.

Ia merasa bahwa pandangannya tentang proyek tersebut kini terbukti benar, dengan menyindir bahwa pekerjaan konstruksi yang dilakukan tidak pernah selesai dengan baik.

“Sejauh yang saya lihat, jujur saja, melihat gedung itu dan terjebak di eskalator, mereka masih belum menyelesaikan pekerjaannya,” katanya, menegaskan kembali ketidakpuasannya terhadap hasil akhir renovasi tersebut.

Sumber: Merdeka