Sukses


Scroll, Streaming, hingga Chat: Aktivitas Digital yang Diam-Diam Menguras Lingkungan

Jejak karbon aktivitas digital, emisinya bisa menyamai penerbangan jarak pendek.

Bola.com, Jakarta - Kehadiran internet telah menyatu dengan rutinitas harian masyarakat modern. Aktivitas komunikasi, pekerjaan, hingga hiburan kini bergantung pada koneksi digital.

Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat dampak lingkungan yang kerap luput dari perhatian, yakni emisi karbon yang dihasilkan dari setiap aktivitas online.

Industri teknologi secara global disebut menyumbang sekitar tujuh persen dari total emisi dunia. Kontribusi ini diperkirakan terus meningkat seiring pesatnya pertumbuhan pusat data yang menopang layanan digital, dari media sosial hingga kecerdasan buatan.

Berbagai aktivitas daring, dari sekadar menggulir media sosial hingga menikmati hiburan digital, meninggalkan jejak karbon yang jumlahnya tidak kecil.

Jejak karbon dari aktivitas online memang tidak kasat mata, tetapi dampaknya nyata. Setiap klik, pesan, dan tayangan digital membawa konsekuensi lingkungan yang perlu disadari dalam keseharian.

Berikut rangkuman fakta mengenai jejak karbon digital yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Scroll Media Sosial Menyumbang Emisi

Kebiasaan menghabiskan waktu di media sosial kini menjadi bagian dari gaya hidup. Rata-rata, seseorang mengakses platform media sosial sekitar tiga jam per hari. Aktivitas tersebut ternyata turut menghasilkan emisi karbon setiap menitnya.

Perkiraan emisi karbon per menit bervariasi di tiap platform. TikTok tercatat menghasilkan sekitar 2,63 gram COâ‚‚ per menit, Instagram 1,5 gram, Facebook 0,79 gram, dan YouTube 0,46 gram.

Perbedaan ini menunjukkan intensitas konsumsi energi yang tidak sama antarplatform.

Jika digabungkan, aktivitas menggulir media sosial dapat memicu emisi sekitar 968 gram COâ‚‚ per hari per orang. Angka tersebut setara dengan emisi mobil yang menempuh jarak sekitar 3,8 kilometer.

Dalam hitungan tahunan, emisi dari penggunaan media sosial bisa mencapai 353.466 gram CO₂ per orang, melebihi jejak karbon satu penumpang penerbangan pulang-pergi Los Angeles–San Francisco.

3 dari 7 halaman

Pesan Singkat dan Email Berkontribusi

Aktivitas berkirim pesan dan email kerap dianggap sepele, padahal akumulasinya cukup signifikan. Di Amerika Serikat, rata-rata seseorang mengirim 61 pesan teks per hari. Setiap pesan menghasilkan sekitar 0,014 gram COâ‚‚.

Dalam setahun, emisi dari pesan teks per orang mencapai sekitar 310 gram COâ‚‚, setara mengisi daya ponsel sebanyak 32 kali atau menyalakan laptop selama 10 jam.

Kelompok usia 18-24 tahun memiliki dampak lebih besar karena rata-rata mengirim 124 pesan per hari, dengan emisi tahunan sekitar 652,3 gram COâ‚‚.

Pengiriman email juga meninggalkan jejak karbon. Rata-rata emisi dari aktivitas email per orang mencapai 2.028 gram COâ‚‚ per tahun, setara perjalanan mobil berbahan bakar bensin sejauh sekitar delapan kilometer.

Email dengan lampiran berukuran besar bahkan dapat menghasilkan emisi setara perjalanan mobil sejauh satu kilometer.

4 dari 7 halaman

Pusat Data dan AI Tinggalkan Dampak Besar

Di balik aktivitas digital, terdapat infrastruktur fisik berupa pusat data yang bekerja tanpa henti. Fasilitas ini mengonsumsi sekitar tiga persen pasokan energi global. Emisi dari pusat data dan jaringan transmisi bahkan disebut setara emisi sektor penerbangan.

Kebutuhan pendinginan server juga memerlukan air dalam jumlah besar. Rata-rata pusat data Google, misalnya, menggunakan lebih dari 1,7 juta liter air setiap hari.

Selain itu, penggunaan kecerdasan buatan turut memperbesar konsumsi energi. Satu pencarian berbasis AI memerlukan energi hingga 10 kali lebih besar dibanding pencarian biasa.

Satu permintaan di ChatGPT menghasilkan sekitar 4,32 gram COâ‚‚, lebih tinggi dari pencarian mesin konvensional.

Pelatihan model AI skala besar juga membutuhkan sumber daya masif. Pengembangan GPT-3, misalnya, memerlukan sekitar 5,4 juta liter air dan menghasilkan emisi karbon setara 550 penerbangan New York-San Francisco.

5 dari 7 halaman

Streaming dan Gim Digital Boros Energi

Aktivitas hiburan digital menjadi penyumbang emisi yang tidak kecil. Streaming video disebut menyerap sekitar 75 persen lalu lintas data global.

Menonton video selama satu jam dalam kualitas HD dapat menghabiskan sekitar 3 GB data dan menghasilkan emisi sekitar 36 gram COâ‚‚.

Sementara itu, aktivitas bermain gim juga tergolong intensif energi. Menyelesaikan gim seperti Fortnite diperkirakan menghasilkan emisi hingga 5.400 gram COâ‚‚e, mendekati emisi penerbangan sejauh lebih dari 40 kilometer.

Cloud gaming bahkan membutuhkan energi lebih besar karena proses streaming data secara terus-menerus.

Di sektor audio, setiap pemutaran lagu melalui layanan streaming menghasilkan sekitar 1,9 gram COâ‚‚.

Studi menunjukkan bahwa kebiasaan streaming musik berulang kali justru menghasilkan emisi lebih tinggi dibandingkan era distribusi musik fisik. Mengunduh lagu atau podcast untuk didengarkan secara offline dinilai lebih hemat energi karena data hanya ditarik satu kali dari server.

6 dari 7 halaman

Emisi Digital Setara Penerbangan Domestik

Analisis Zero Waste Scotland menunjukkan bahwa seluruh aktivitas online selama satu minggu menghasilkan sekitar 8,62 kilogram COâ‚‚. Jumlah tersebut setara emisi penerbangan domestik jarak pendek, sekitar 75 kilometer.

Dari total emisi tersebut, media sosial menyumbang porsi terbesar, yakni 44 persen.

Aktivitas obrolan grup, termasuk berbagi pesan dan meme, menyumbang 26 persen. Streaming video berkontribusi 10 persen, sementara gim dan musik mencapai 17 persen.

7 dari 7 halaman

Langkah Sederhana Mengurangi Jejak Karbon Digital

Kendati berdampak besar, jejak karbon digital dapat ditekan melalui perubahan kebiasaan. Bill Buckley, SVP of Engineering di CloudZero, menyebut sejumlah langkah yang dapat dilakukan konsumen maupun pelaku bisnis.

Pengaturan resolusi video yang lebih rendah saat streaming, mengunduh konten untuk ditonton berulang, serta mematikan fitur autoplay dapat mengurangi konsumsi data.

Dalam aktivitas email, menghindari "reply all", menghentikan langganan email yang tidak perlu, serta menggunakan tautan alih-alih lampiran besar dinilai lebih ramah lingkungan.

Penghematan energi perangkat juga menjadi faktor penting, seperti mematikan koneksi nirkabel saat tidak digunakan, mengurangi kecerahan layar, dan mencabut pengisi daya.

Selain itu, membatasi waktu penggunaan perangkat atau melakukan jeda digital dinilai berdampak positif, baik bagi lingkungan maupun kesehatan mental.

Bagi pengelola situs web, memilih penyedia hosting yang menggunakan energi terbarukan juga dapat mengurangi jejak karbon digital secara signifikan. 

 

Sumber: liputan6.com

Video Populer

Foto Populer