Sukses


Fadia / Ribka, Duet Bluetooth dan Speaker, dan Impian Tembus Tim Piala Uber

Bola.com, Jakarta - Ganda putri Indonesia, Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, sedang menikmati kegembiraan memenangi Mola TV PBSI Tournament 2020, Jumat (17/7/2020). Hasil itu dijadikan pelecut semangat karena mereka masih punya banyak target tinggi yang ingin diraih. 

Pasangan unggulan pertama itu menjadi kampiun setelah mengalahkan Apriyani Rahayu/Mychelle Crhystine Bandaso pada partai final. Mereka menang dua gim langsung 21-17, 25-23.

Meski berstatus unggulan pertama, Fadia/Ribka mengaku tak menyangka bisa menjadi juara pada turnamen antarpemain Pelatnas PBSI itu. Kini, Fadia/Ribka mengaku siap untuk menerima tongkat estafet sebagai ganda putri andalan Indonesia selanjutnya.

"Kami siap, tadi kami ngobrol sama kak Greysia Polii, diceritakan pengalaman-pengalaman dia. Kami harus lebih siap capek, pola pikirnya diubah, harus lebih matang ke depannya," ujar Ribka.

"Kami juga sudah diberi kepercayaan sama koh Didi (Eng Hian- Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI). Kami harus lebih siap, kalau bisa sekarang kenapa harus nunggu nanti? Kami nggak mau menyia-nyiakan kesempatan," imbuh Fadia.

Seperti apa pola latihan dan keseharian Fadia/Ribka selama di Pelatnas Cipayung? Lalu bagaimana cara mereka menjaga agar hubungan sebagai pasangan main dan teman di luar lapangan tetap terjaga?

 

2 dari 4 halaman

Tongkat Estafet di Ganda Putri

Bisa diceritakan bagaimana latihan persiapan sebelum turnamen?

Fadia: Selama pandemi Covid-19, sekali program rata-rata empat jam. Sekarang kami sedang dikasih program untuk meningkatkan daya tahan, prioritasnya bukan kecepatan lagi, tapi untuk saat ini lebih ke daya tahan. Prioritas latihan kedua adalah menambah kekuatan tangan.

Bentuk latihan untuk menambah kekuatannya apa saja?

Ribka: Kami banyak program latihan beban dengan alat ataupun dengan body weight, dari beban tubuh kami sendiri. Kalau latihan beban bisa sampai dua jam. Selain itu, latihan di gym juga banyak yang bertujuan meningkatkan endurance.

Bagaimana untuk nutrisi, seperti apa programnya?

Fadia: Selain pengaturan pola makan, ada suplemen dan vitamin juga. Dalam seminggu, ada dua hari khusus memperbanyak makan protein dan karbohidrat. Jadi setelah latihan yang agak berat, biasanya langsung diisi protein dan karbohidrat. Kalau habis latihan, apalagi latihan beban terus makannnya sembarangan, bisa percuma.

Ribka/Fadia mengatakan sudah siap untuk menerima tongkat estafet ganda putri, apakah benar-benar sudah dipersiapkan menuju ke sana?

Fadia:Koh Didi (Eng Hian) dari awal sudah nanya, 'Kalian benar-benar mau apa enggak? (jadi top player)'. Kalau koh Didi sudah liat kami serius, ada kemauan, latihannya digenjot, beda kalau latihannnya ogah-ogahan, kami disuruh berpikir juga.

Ribka: Mas Chafidz sering mengingatkan kami, jangan pernah mau kalah sama siapa pun. Kami sudah dikasih kesempatan, harus bisa kasih yang terbaik. Suatu hari nanti kami akan menggantikan para senior termasuk kak Greysia (Polii).

 

3 dari 4 halaman

Target Tembus 15 Besar

Ribka/Fadia mengatakan sudah diberi kesempatan, seperti apa misalnya?

Fadia: Kami mulai dikasih kesempatan ke turnamen level atas dan bermain di SEA Games Manila 2019. Kami enggak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Semoga nanti bisa masuk tim Piala Uber juga, ingin sekali jadi bagian tim Piala Uber.

Sudah siap kalau diturunkan jadi ganda putri kedua di Piala Uber?

Fadia: Siap dan memang pengin, koh Didi bilang sekarang kami harus mulai melihat ke pemain-pemain dunia, supaya kami terpacu terus, harus ada kemauan untuk mengejar terus.

Bicara soal target, sebelum pandemi Covid-19 terjadi, apa rencana di tahun ini?

Ribka: Sebetulnya tahun ini targetnya masuk peringkat 15 besar dunia. Sekarang kami masih di peringkat 32 dunia. Tapi karena ada pandemi, semuanya harus ditunda.

Boleh diceritakan sedikit, karakter permainan Ribka/Fadia itu seperti apa?

Ribka: Kami memang banyak main menyerang, kayaknya habis ini kami pindah ke sektor ganda putra, ha ha ha.

Fadia: Tipe main kami memang agak beda dengan tipe main ganda putri pada umumnya. Jadi program latihannya juga dibedakan, karena pola mainnya beda. Makanya kami harus tingkatkan power tangan kami untuk mendukung pola main seperti ini.

Ribka: Kami kan awalnya sama-sama playmaker, pemain depan. Begitu dipasangkan, kami bisa saling nutup, rotasinya diatur. Biasanya di ganda putri ada yang bertugas di depan net, ada smasher di belakang. Kalau kami sudah ditugaskan berotasi jadi harus kuasai main depan dan belakang, jadi tanggung jawab berdua.

Seperti apa peran Greysia di tim ganda putri?

Ribka:Kak Ge (Greysia) sering membantu kami, kami juga tanya-tanya gimana kak baiknya kalau pertandingan harus bagaimana? Komunikasi kami baik sama kak Ge yang lebih senior, jadi enggak merasa canggung. Kalau ada senior memang lebih enak karena kami diingetin terus untuk punya pola pikir yang lebih matang.

Kami baru masuk pelatnas, kak Ge sudah belasan tahun di pelatnas, pengalamannya banyak dan cukup jauh beda usianya. Waktu kami baru masuk PB Djarum, kak Ge sudah dapat emas Asian Games sama kak Titin (Nitya Krishinda Maheswari). Kami bersyukur ada kak Ge di tim kami, kak Ge banyak kasih masukan baik hal teknis maupun non teknis.

Siap nggak kalau suatu hari nanti ditinggal kak Greysia?

Ribka: Kak Ge sudah sering mengajak kami mengobrol bahwa nanti pasti akan ada regenerasi, makanya kami sudah siap. Kami sering dibilangin untuk berpikir lebih dewasa, jangan kayak anak kecil. Kami sering diingatkan hal ini, lama-lama di pikiran suka keingat, oh iya ya kan kak Ge pernah ngomong begini, ngomong begitu, jadi kayak sudah nempel di kepala.

Kalau kak Ge suatu hari nanti pensiun, kami di ganda putri punya mbok Tut (Ni Ketut Mahadewi Istarani), kak Apri (Apriyani Rahayu) dan kak Yulfira (Yulfira Barkah).

 

4 dari 4 halaman

Karakter Permainan

Tadi sudah cerita karakter permainan, kalau karakter kepribadian Ribka/Fadia seperti apa?

Ribka: Kami orangnya sama-sama cuek. Teman saya di luar pelatnas sering tanya mengenai komentar enggak enak dari netizen, kalau saya sih jarang baca komentar seperti itu. Jadi, memang pada dasarnya saya orangnya cuek.

Fadia: Karakter kami sama, kami itu ibarat bluetooth dan speaker, kalau dekatan, bisa langsung klik, langsung nyambung. Memang pelatih juga bilang begitu.

Ribka:Kami kan seangkatan dari kecil bareng di PB Djarum, tapi memang enggak pernah dipasangin. Jadi sudah sama-sama ngerti aja.

Tapi pernah berantem?

Fadia dan Ribka: Ha ha ha pernah dong

Ribka: Jadi ceritanya waktu itu kami baru masuk pelatnas dan ada simulasi WJC (World Junior Championships) jelang ke Kanada. Saat itu kami jadi lawan, waktu itu kami lagi latih tanding dan saya marah ke Fadia, saya bilang 'Kalau nggak niat main sama gue, nggak usah main sama gue deh,'. terus Fadia bilang 'apaan sih' lalu dia nangis dan banting raketnya.

Habis itu saya bilang ke pelatih 'Lagian Fadia kayak nggak mau main sama aku, ngeremehin banget,'.

Fadia: Saat itu kan kami masih abege, masih gengsi-gengsian, kalau sakit hati bisa saling ngatain, jadinya berantem deh. Sekarang kami kalau ingat masa-masa itu suka ketawa berdua.

Sumber: PBSI 

Video Populer

Foto Populer