Sukses


Cara Memberi Pertolongan Pertama pada Orang yang Keracunan Makanan

Bola.com, Jakarta - Keracunan makanan dapat dialami semua usia dari anak kecil hingga dewasa. Namun, tidak semua orang bisa dengan cepat mengatasi kondisi ini.

Pada umumnya, keracunan makanan disebabkan oleh konsumsi minuman atau makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, dan racun yang dilepaskan oleh bakteri. 

Selain dari makanan yang kedaluwarsa, seseorang juga bisa keracunan makanan saat mengonsumsi makanan yang tidak higienis.

Lantaran kita tidak tahu kapan keracunan bisa terjadi, tidak ada salahnya untuk memahami bagaimana cara memberikan pertolongan pertama bagi seseorang yang keracunan.

Berikut cara memberi pertolongan pertama pada orang yang keracunan makanan, seperti disadur dari Klikdokter, Jumat (2/11/2022).

2 dari 4 halaman

Cara Memberi Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan

1. Jaga Hidrasi Tubuh

Berikan air putih sedikit demi sedikit, tetapi dengan intensitas yang sering. Hal ini berguna untuk mencegah dehidrasi sekaligus membuang racun di dalam tubuh. 

Anda bisa memberikan air putih atau minuman olahraga yang mengandung banyak elektrolit. 

Jus buah dan air kelapa juga bisa menjadi penawar keracunan makanan karena dapat memulihkan kadar karbohidrat dan membantu mengatasi gejala kelemahan.

2. Muntah dalam Posisi Duduk

Tinggikan kepala pasien atau dudukkan jika pasien masih mual. Apabila pasien mengalami gejala muntah, pastikan posisi duduknya lebih tegak. Hal ini agar muntah tidak masuk ke saluran pernapasan dan membuat pasien sulit bernapas.

Hal yang sama juga dilakukan ketika pasien ingin makan atau minum. Cobalah asupan makanan sedikit, tetapi sering dan dilakukan pada posisi duduk.

3 dari 4 halaman

Cara Memberi Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan

3. Konsumsi Tablet Karbon Aktif

Cara lainnya untuk mengobati keracunan makanan adalah dengan memberikan pasien tablet karbon aktif guna menyerap racun di dalam saluran cerna. 

Kamu bisa memperolehnya di apotek terdekat. Bila tidak ada, pasien dapat minum susu putih untuk mengikat racun di dalam saluran pencernaan.

Minum susu putih dapat membantu mengatasi keracunan makanan karena bisa merangsang pasien untuk muntah. Ini membuat racun dapat dikeluarkan dari tubuh. Namun, jika pasien mengalami diare, susu putih jangan diberikan. Air putih saja cukup.

4. Perhatikan Makanan yang Dikonsumsi

Untuk mengatasi keracunan makanan, perhatikan juga asupan yang dikonsumsi oleh pasien. Jika gejala muntah dan diare cukup berat, sebaiknya batasi asupan makanan untuk sementara waktu. 

Pilih makanan yang mudah dicerna dan rendah serat agar tidak membebani saluran cerna. Contohnya biskuit, pisang, bubur, oatmeal, kaldu ayam, kentang, dan roti putih. 

Teh tanpa kafein dengan herbal yang menenangkan, seperti chamomile, peppermint, dan dandelion dapat menenangkan perut yang sedang bermasalah.  

4 dari 4 halaman

Cara Memberi Pertolongan Pertama pada Keracunan Makanan

5. Beristirahatlah

Yang berikutnya, jangan buru-buru beraktivitas seperti biasa ketika tanda-tanda keracunan makanan mulai mereda. Berikan waktu kepada tubuh untuk pulih. Gunakan waktu yang ada untuk beristirahat.

Pastikan tubuhmu pulih dan status hidrasi sudah kembali, baru kamu kembali beraktivitas. Minum air yang cukup agar kecukupan cairan bisa kembali dengan cepat.

6. Cari Pertolongan Medis

Jika pasien yang keracunan makanan mengalami satu di antara dari gejala berikut, segeralah cari bantuan medis.

  • Episode muntah yang sering dan ketakmampuan untuk menjaga cairan tetap rendah
  • Muntah atau tinja berdarah
  • Diare selama lebih dari tiga hari
  • Nyeri hebat atau kram perut parah
  • Suhu oral lebih tinggi dari 100,4 °F (38 °C)
  • Tanda atau gejala dehidrasi, seperti haus berlebihan, mulut kering, sedikit atau tidak ada buang air kecil, kelemahan hebat, pusing, atau sakit kepala
  • Tanda dan gejala neurologis, seperti penglihatan kabur, kelemahan otot, dan kesemutan di lengan

Selain kondisi di atas, sebaiknya juga cari pertolongan medis jika gejala keracunan makanan tergolong berat. Misalnya kejang dan sesak atau kondisi tidak membaik setelah diberikan pengobatan seperti di atas. 

 

Sumber: Klikdokter.com (Published: 11/4/2022)

Yuk, baca artikel cara lainnya dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer