Sukses


4 Contoh Fabel yang Bagus Dibacakan pada Si Kecil, Berisi Pesan Moral

Bola.com, Jakarta - Fabel dapat diartikan sebuah dongeng yang para tokohnya diperankan oleh binatang dengan perilaku yang menyerupai manusia.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, pengertian fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti).

Mencermati kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa fabel bisa disebut sebagai cerita yang memberikan ajaran moral, memiliki jalan cerita yang mendidik, dan nilai kehidupan melalui simbol binatang.

Kebanyakan fabel memang diperuntukkan untuk anak-anak, meski ada juga yang dikhususkan untuk remaja maupun orang dewasa.

Berikut ini empat contoh fabel yang bagus dibacakan pada si kecil, penuh pesan moral, dikutip dari laman Antotunggal dan Dongengceritarakyat, Rabu (11/1/2023).

2 dari 5 halaman

Kelinci dan Siput

Pada zaman dahulu hiduplah dua binatang di hutan yang luas. Binatang itu ialah kelinci dan siput. Kelinci memiliki sifat sangat sombong dan pemarah. Bahkan, sang kelinci sering meremehkan hewan hewan lainnya.

Ketika ia berjalan jalan di sekitar hutan, kelinci itu bertemu sang siput yang berjalan dengan lambatnya. Kelinci pun berkata, "Siput, apa yang kamu lakukan disini?" Siput menjawab, "Aku sedang mencari penghidupan".

Kelinci tersebut malah marah karena ia berpikir sang siput hanya berlagak mencari penghidupan. Si siput berusaha menjelaskan maksud jawabannya tadi, tapi kelinci tetap saja marah bahkan ia mengancam akan menginjak tubuh siput.

Akhirnya siput menantang adu kecepatan dengan kelinci. Mendengar tantangan tersebut sang kelinci marah besar. Ia menerima tawaran siput dan berkata dengan keras agar hewan-hewan lain menjadi saksi perlombaan lari antara kelinci dengan siput.

Hari perlombaan tiba, kelinci dan siput pun berlomba lari untuk sampai ke finis. Namun, sebelumnya si siput memiliki akal untuk meminta siput-siput lainnya berada di titik titik jalur lomba lari sampai ke finis.

Hal ini dikarenakan cangkang semua siput memiiliki kesamaan, dengan begitu hewan-hewan lain tidak akan curiga. Kelinci pun melompat dan berlari meninggalkan siput di jalur start.

Akhirnya rencana siput berjalan lancar dan akhirnya siput tadi menjadi pemenang, walau sebenarnya yang memasuki finis ialah temannya. Dengan kemenangan siput membuat kelinci menjadi tidak sombong dan tidak pemarah lagi.

Pesan moral: Jangan suka meremehkan orang lain dengan kesombongan kita. Kesombongan tersebut akan membuat kita rugi dan menyesal di kemudian hari.

3 dari 5 halaman

Kancil dan Anjing Pemburu

Di sebuah hutan ada pemburu yang ditemani anjingnya. Ia mencari hewan-hewan hutan untuk dimangsa. Anjing tersebut dilatih untuk memburu hewan-hewan di hutan. Pemburu tersebut akhirnya mencari buruannya bersama sang anjing.

Di tengah pemburuannya, ia melihat kancil sedang makan. Ia berusaha mengejar sang kancil sampai akhirnya sang kancil tertangkap. Sang kancil berusaha keras mengindari pemburu dan anjingnya.

Namun, apa daya, dia malah tertangkap dan dimasukkan ke kandang. Sang kancil termasuk hewan yang cerdik di hutan. Ia berusaha keluar dari kandang tesebut. Sang kancil berusaha menipu anjing tadi agar ia bisa membantu mengeluarkannya dari kandang.

Kancil berkata bahwa dirinya disayang oleh pemburu karena kancil diberi makanan yang banyak dan kasih sayang lebih. Ia juga berkata bahwa anjing tadi akan digantikan oleh kancil.

Dengan berpikir panjang, akhirnya anjing berhasil ditipu oleh sang kancil. Ia termakan kata-katanya dan tidak terima atas perkataan kancil.

Akhirnya anjing membuka pintu kandang dan mengusir kancil dari tempatnya. Anjing juga mengancam kancil apabila ia masih mendekati pemburu, ia akan dimangsa.

Sang kancil pun langsung menjauhi tempat pemburu tadi dan berusaha meloloskan diri. Sang pemburu datang untuk mengambil buruannya.

Melihat buruannya yang lepas, membuat pemburu sangat marah. Pemburu tadi akhirnya marah kepada anjing tadi. Dengan kecerdikan kancil membuatnya terlepas dari bahaya yang mengancamnya.

Pesan moral: Apabila kita mempunyai semangat dan keinginan kuat untuk mewujudkannya, ccepat atau lambat pasti keinginan tersebut akan terwujud.

4 dari 5 halaman

Bangau dan Kepiting

Alkisah, hiduplah seekor bangau yang biasa mengambil ikan dari danau. Namun, seiring bertambahnya usia, ia kesulitan menangkap seekor ikan.

Untuk memberi makan dirinya sendiri, dia memikirkan sebuah rencana. Dia memberi tahu ikan, katak, dan kepiting, bahwa dia mendengar beberapa manusia berencana untuk mengeringkan danau dan bercocok tanam di sana.

Oleh karenanya, tidak akan ada ikan dan kehidupan di danau. Dia juga mengatakan kepada mereka betapa sedihnya dia tentang hal ini dan bahwa dia akan merindukan mereka semua.

Para ikan sedih dan meminta bangau membantu mereka. Namun, dia mengatakan kepada mereka, "Karena saya sudah tua, saya hanya bisa membawa beberapa dari kalian untuk satu kali perjalanan".

Bangau memiliki niat licik akan membawa ikan ke batu, membunuh mereka, dan memakannya. Setiap kali dia lapar, dia akan membawa beberapa dari mereka ke batu dan memakannya.

Hiduplah seekor kepiting di kolam, yang ingin pergi ke kolam yang lebih besar juga. Bangau itu berpikir untuk memakan kepiting sebagai ganti dan setuju untuk membantunya.

Di perjalanan, kepiting bertanya kepada bangau, "Di mana kolam besar itu?" Bangau itu tertawa dan menunjuk ke batu, yang penuh dengan tulang ikan.

Kepiting menyadari bahwa bangau itu akan membunuhnya, dan dengan cepat memikirkan rencana untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Dia menjepit leher bangau dan tidak melepaskannya sampai bangau itu mati.

Pesan moral: Selalu berhati-hati kepada siapa pun. Dan jadilah anak yang pandai agar tidak mudah ditipu oleh orang lain.

5 dari 5 halaman

Luwak Setia

Pasangan petani memiliki luwak hewan peliharaan. Suatu hari, petani dan istrinya harus segera keluar rumah untuk bekerja, dan mereka meninggalkan luwak dengan bayi mereka.

Mereka yakin bahwa si luak akan menjaga bayi mereka dengan baik. Sementara mereka pergi, seekor ular diam-diam memasuki rumah dan bergerak menuju tempat tidur untuk menyerang bayi itu.

Si luwak yang pintar bertarung dan membunuh ular itu untuk melindungi bayinya. Ketika istri petani itu kembali ke rumah, dia terkejut disambut oleh noda darah di mulut dan gigi luwak itu.

Dia kehilangan kesabaran dan berteriak, "Kamu membunuh bayiku!" Dalam amarahnya, dia kehilangan semua kendali dan membunuh luwak yang setia.

Ketika dia memasuki rumahnya, dia melihat bayinya masih hidup, dan ular mati di sampingnya. Dia menyadari apa yang terjadi dan menyesali tindakannya.

Pesan moral: Berpikirlah sebelum bertindak. Jangan mau amarah menguasai tindakanmu.

 

Sumber: Antotunggal, Dongengceritarakyat

Dapatkan artikel contoh berbagai tema lain dengan mengeklik tautan ini.

Video Populer

Foto Populer