Sukses


Cara Mengatasi Sesak Napas karena Cemas

Bola.com, Jakarta - Sesak napas adalah satu di antara gejala umum kecemasan. Kondisi kesulitan bernapas tersebut juga bisa menyebabkan individu makin gelisah sehingga kian membuat perasaan tidak keruan.

Ketika merasa cemas, tubuh akan bereaksi dengan respons fight-or-flight. Mekanisme respons tubuh saat menghadapi stres tersebut menyebabkan kelenjar adrenal meningkatkan produksi hormon adrenalin dan hormon stres kortisol.

Ketika hormon adrenalin dan kortisol diproduksi secara masif, denyut jantung ikut meningkat. Hal ini karena organ tersebut memompa darah ke seluruh tubuh secara lebih cepat.

Pada saat bersamaan, respons alami tubuh menghasilkan keringat dingin. Tidak hanya itu, cemas juga menyebabkan laju napas meningkat.

Berikut penjelasan lebih lanjut tentang sesak napas ketika merasa cemas, disadur dari Klikdokter, Selasa (31/10/2023).

2 dari 3 halaman

Ciri Sesak Napas karena Cemas

Sesak napas karena cemas biasanya disertai dengan sederet gejala berikut:

  • Mulut kering
  • Jantung berdetak cepat
  • Pusing
  • Berkeringat
  • Badan terasa panas dingin dan gemetar
  • Mual
  • Diare
  • Otot-otot menegang
  • Nyeri dada
  • Tersedak
  • Gelisah
  • Pikiran kalut
  • Sulit berkonsentrasi
  • Bingung
  • Kesulitan berbicara maupun mengingat sesuatu
3 dari 3 halaman

Mengatasi Sesak Napas karena Cemas

Segeralah berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog ataupun psikiater, bila mengalami sesak napas dan mencurigai kondisi tersebut dipicu oleh perasaan cemas maupun panic attack.

Biasanya, psikolog akan merekomendasikan beberapa metode relaksasi maupun latihan pernapasan.

Dalam beberapa kasus, pasien mungkin pula diresepkan obat oleh psikiater, hal ini untuk membantu mengelola gejalanya. Obat untuk pertolongan cemas dan sesak napas yang dimaksud, antara lain:

  • Alprazolam (Xanax)
  • Klonazepam (Klonopin)
  • Diazepam (Valium)
  • Lorazepam (Ativan)

Selain obat, pasien mungkin memperoleh sejumlah terapi, seperti terapi perilaku kognitif maupun terapi psikodinamika.

Terapi perilaku kognitif alias cognitive behavioral therapy (CBT) bertujuan untuk membantu individu mengubah cara berpikir dan berperilaku ketika menghadapi situasi yang memicu kecemasan.

Sementara, terapi psikodinamika merupakan terapi wicara mendalam dengan tujuan membantu individu memahami kekuatan bawah sadar yang berperan dalam pikiran, perilaku, dan emosinya.

 

Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 16/2/2022)

Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer