Cerita Striker Surabaya United Berhasil Bangkit dari Cedera Parah

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 17 Des 2015, 15:00 WIB
Penyerang Surabaya United, Rudi Widodo tetap berlatih menjaga kebugaran meski pelatih Ibnu Grahan memberikan libur satu hari. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Bola.com, Surabaya - Striker Surabaya United, Rudi Widodo, pernah mengalami masa paling tidak mengenakkan sepanjang kariernya sebagai pemain bola. Karier Rudi nyaris tamat karena otot di belakang lutut kirinya putus.

Tragedi itu terjadi pada musim kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2008-2009. Rudi mengalami cedera ketika membela Pelita Jaya dalam uji coba melawan Persikad Depok di Lapangan Sawangan, Depok, pada pramusim.

Akibat cedera parah yang dialami, Rudi gagal membela Pelita Jaya di musim itu. Sepanjang musim, Rudi hanya bisa menyaksikan rekan-rekan satu timnya bertanding dari tribun penonton.

Kesedihan Rudi tidak hanya lamanya waktu proses penyembuhan cedera yang memakan waktu 8-9 bulan. Tetapi, karena ia harus berjuang sendirian menyembuhkan cedera tersebut.

Advertisement

Meski sudah terbiasa mandiri sejak remaja, di saat seperti itu Rudi butuh orang yang bisa menguatkan mental serta memberikan semangat. Apalagi saat itu istrinya yang saat ini sudah bercerai, sedang hamil tujuh bulan.

Kendati biaya operasi cedera ditanggung penuh oleh klubnya, Rudi merasa terbebani karena dibayar, tapi tak bisa berjuang seperti rekan-rekannya yang lain.

"Ada beban moral di hati saya. Klub sudah berbuat maksimal untuk menyembuhkan sakit saya, membayar gaji setiap bulan, tapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk mereka," jelas mantan pemain Persis Solo itu.

Tidak heran, sebelum ada keputusan manajemen Pelita melepasnya, Rudi menjadikan klub tersebut sebagai pilihan prioritas bila diperpanjang. Namun, karena di akhir musim Pelita melepasnya, Rudi hengkang ke Persibo Bojonegoro.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Karier bermain bola Rudi Widodo nyaris tamat, tetapi penyerang asal Pati, Jateng itu, berhasil melewati ujian dengan memulihkan cedera parah yang dialaminya. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Selama membela Persibo, Rudi ternyata belum mampu melepaskan trauma setelah cedera. Selama semusim penuh, Rudi masih merasakan kekhawatiran bakal kambuh lagi. Wajar, meski berhasil membawa Persibo Bojonegoro promosi dari Divisi Utama ke ISL, Rudi mengakui penampilannya bersama Persibo tak maksimal.

"Waktu di Persibo saya masih takut kalau benturan. Ini yang paling lama saya rasakan. Hampir membuat saya frustrasi. Untung saya mengaca pada beberapa pemain yang pernah mengalami hal sama, dan mereka bisa bangkit lagi," ujar bapak satu anak ini.

Cerminan itu pula yang melecut semangat Rudi untuk lebih berani dan menghilangkan trauma. Cara itu ternyata cukup ampuh, Rudi akhirnya bisa benar-benar menepis kecemasan itu ketika memutuskan untuk pindah ke Sriwijaya FC (ISL musim 2010) karena tak mau diperpanjang menyusul keputusan manajemen Persibo tampil di kompetisi IPL.

Rudi berpesan pada seluruh pemain yang sedang mengalami cedera parah agar tak menyerah dan optimistis sembuh.

"Karena hanya keyakinan itu yang bisa membuat seorang pemain bangkit dari keterpurukan. Harus dilawan dengan kesabaran dan tidak boleh putus asa," tuturnya.

Pemain asal Pati, Jateng itu, bisa jadi contoh konkret seorang pemain yang bisa bangkit setelah dihantam cedera parah. Saat ini Rudi tak hanya sembuh, tapi sudah mulai menemukan sentuhan serta ketajamannya bersama Surabaya United.

Hingga kini, Rudi sudah mengemas tiga gol dari lima laga yang telah dijalani Surabaya United. Cukup produktif dibandingkan dua striker asing Surabaya United, Pedro Javier yang belum mencetak sebiji gol pun, dan Thiago Furtuoso yang baru mencetak satu gol. Padahal, Rudi Widodo sudah tergolong pemain gaek yang tak lama lagi bakal gantung sepatu.

 

Gelandang PSG yang satu ini diincar Chelsea. Siapa dia? Klik di sini untuk tahu jawabannya