Live: 2 Bulan di Malaysia, RD dan Trio ISL seperti Bukan Perantau

oleh Juprianto Alexander Sianipar diperbarui 26 Jan 2016, 14:45 WIB
Pelatih Indonesia dan trio eks pemain ISL di T-Team, merasakan kenyamanan karena suasana kekeluargaan yang kuat di Terangganu. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Kuala Terengganu - Waktu sekitar dua bulan yang sudah cukup bagi pelatih PBDKT T-Team, Rahmad Darmawan dan trio asing eks Indonesia Super League, yakni Abdoulaye Maiga, Rohit Chand, dan Makan Konate untuk menyatu dengan pemain lainnya. Hal itu terlihat dari kekompakan yang begitu terasa saat bola.com hadir dalam acara ramah-tamah antara manajemen dengan pemain dan ofisial di kelab eksklusif Bandaraya, Kuala Terengganu, Senin (25/1/2016) malam.

Tiga puluh satu penggawa The Titans hadir dalam acara yang digagas Bos T-Team, Dato Haji Mohamad Kamil bin Othman itu. Mereka semua tampak akrab dan asik berbincang satu dengan yang lain. Tak terkecuali, Konate, Maiga, Rohit, dan asisten pelatih Satia Bagdja yang duduk satu dalam satu meja.

Rahmad Darmawan asyik berdiskusi dengan para petinggi klub T-Team Malaysia dalam acara keberasamaan yang diselenggarakan Senin (25/1/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Cara ini cukup efektif untuk mengakrabkan tim pelatih asal Indonesia dan trio pemain asing yang pernah berlaga di Indonesia Super League dengan awak tim asli Negeri Jiran. Mereka kini semua mengaku betah tinggal di Kuala Terengganu dan menikmati suasana kebersamaan di T-Team.

Saking nyamannya Rahmad Darmawan cs. seperti melupakan Indonesia, mereka serasa tidak merantau ke Negeri Jiran karena suasana yang dirasakan di Kuala Terengganu sama dengan Indonesia. Secara psikologis mereka merasa lebih sehat, karena bisa menjalani hari-hari yang kental atmosfer sepak bola. Berbeda dengan Indonesia, yang kondisi sepak bolanya sedang "sakit" karena konflik berkepanjangan antara PSSI dengan Menpora, Imam Nahrawi.

"Di sini saya merasa tenang, bekerja sesuai bidang pekerjaan saya: melatih sepak bola. Hari-hari kami diisi aktivitas latihan persiapan menghadapi ajang persaingan kompetitif kompetisi," tutur Satia Bagdja.

Advertisement

Sayangnya, pertemuan pemain, pelatih, dan ofisial tidak lengkap karena dua asisten pelatih T-Team asal Indonesia, Rasiman dan pelatih kiper, Kurnia Sandy sedang dalam perjalanan pulang dari Kuala Lumpur ke Kuala Terengganu. Keduanya diberikan tugas oleh Rahmad untuk menyaksikan partai uji coba ATM FA, yang akan jadi lawan mereka pada play-off Malaysia Super League pada 30 Januari.

Abdoulaye Maiga dan Makan Konate, dua pemain Mali yang jadi bintang top di kompetisi ISL cepat membaur dengan pemain-pemain lokal Malaysia di T-Team. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Alhamdulillah, kami sudah akrab satu sama lain dan berkomunikasi dengan baik, termasuk dengan para pemain dan pelatih baru. Saya juga sudah merasa cocok dengan mereka,” kata Muhammad Hasbullah, kapten tim T-Team yang sudah membela T-Team selama 9 tahun ini.

Pemain yang berposisi asli sebagai bek tengah ini juga tak merasakan kesulitan berbaur dengan para pemain anyar T-Team. Maklum, sebelumnya Hasbullah pernah berada satu tim dengan pemain yang datang dari Indonesia, yakni Patrich Wanggai saat bermain di Malaysia Super League tahun 2013. 

Komentar positif terkait proses adapatasi pemain dan pelatih juga datang dari pemain serbabisa asal Nepal, Rohit Chand. Mantan pemain Persija Jakarta ini pun senang karena komunikasi antara pemain baru dalam sama sekali tidak mengalami hambatan berarti."Walau belum lama di tim ini saya merasa nyaman. Seluruh anggota tim menerima saya dengan tangan terbuka," ucap Rohit.

Begitu juga Makan Konate. Selama proses uji coba sendiri, gelandang serang asal Mali yang sebelumnya membela Mali telah mencetak tujuh gol, jumlah terbanyak di tim.

“Saya senang dengan cara berkumpul seperti ini. Saya sudah bisa beradaptasi dengan suasana di Terenganu yang tidak terlalu. Sejauh ini semua berjalan menyenangkan,” kata Konate.

Rohit Chand (putih), pemain asing paling akhir bergabung merasa diterima dengan baik oleh awak klub T-Team Malaysia. Sebelumnya gelandang asal Nepal tersebut bergabung dengan Persija. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Sementara itu, Dato Haji Mohamad Kamil bin Othmanberharap acara ramah tamah ini bisa membuat seluruh pemain T-Team rileks menghadapi play-off Malaysia Super League menghadapi ATM FA di Stadion Ipoh, Perak pada 30 Januari. Jika menang di laga ini, tim asuhan Rahmad Darmawan akan berkompetisi di kasta tertinggi Negeri Jiran.

“Saya tidak ada maksudnya khusus mengumpulkan pemain di sini. Saya hanya ingin mereka bisa tetap tenang dan bersantai dahulu sebelum bermain di pertandingan menentukan. Semoga kami bisa menang nantinya,” ucap pria paruh baya yang menjabat sebagai manajer T-Team itu.

Ikuti liputan langsung bola.com menjelajahi Malaysia untuk memantau langsung kiprah pesepak bola dan pelatih asal Indonesia.