Duka Evan Dimas di Masa Libur Lebaran

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 11 Jul 2016, 20:33 WIB
Evan Dimas, berfoto bareng keluarga saat Lebaran 2016. (Bola.com/Fahrizal Arnas)

Bola.com, Surabaya - Lebaran tahun ada yang berbeda bagi Evan Dimas Darmono. Maklum, baru pada lebaran kali ini eks pemain Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri itu bisa bersama sang ayah Condro Darmono selama libur Idul Fitri.

Di tahun sebelumnya, sang ayah tak memiliki banyak waktu bersamanya karena harus menjalankan tugasnya sebagai sekuriti di salah satu perumahan mewah di kawasan Surabaya Barat.

Sang ayah memang tak lagi bekerja lantaran sakit hepatitis yang sudah dideritanya selama bertahun-tahun. Sehingga sejak sebelum Ramadan, Condro harus banyak beristirahat di rumah.

Advertisement

"Biasanya, kalau lebaran begini pengamanan perumahan tersebut diperketat. Karena banyak rumah ditinggalkan penghuninya selama libur lebaran. Jadi ayah dan kawan-kawannya harus bergantian kalau mau libur," sebut Evan saat dijumpai Bola.com pada Senin (11/7/2016).

Ikon klub Bhayangkara Surabaya United itu pun mengaku senang karena selama liburan lebih kurang seminggu bisa bersama anggota keluarga lengkap. Ia juga bisa mengajak ayah serta ibu dan ketiga adiknya jalan-jalan ke mall atau sekadar mencari makan bersama-sama.

"Kalau lebaran memang biasanya bersama ayah mudik ke rumah nenek di Tuban. Tapi kali ini tidak seperti biasanya yang terburu-buru karena ayah harus persiapan kerja lagi esok harinya," ujar Evan.

Evan pun berharap kondisi sang ayah segera membaik. Sehingga ia bisa lebih tenang menjalani aktivitas dan rutinitasnya sebagai pemain bola. Sebab ia tak menginginkan sang ayah di rumah hanya untuk beristirahat.

"Saya ingin semua baik-baik saja. Kalau ayah tidak lagi  bekerja, saya ingin beliau hidup sehat dan bisa mendampingi adik-adik," harap pemain kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 itu.

Sejak Evan bergabung dengan Timnas Indonesia U-19 dan namanya beken, ia memang sudah melarang sang ayah bekerja lagi. Namun, karena Condro menolak, ia tak kuasa menahan keinginan ayah untuk terus bekerja. Karena itulah, saat sang ayah menganggur seperti sekarang, di satu sisi ia senang, di sisi lainnya ia sedih.

"Sedihnya karena berhenti kerja karena sakit," tutur Evan Dimas.