3 Pelatih yang Dipecat usai Meloloskan tim ke PON 2016

oleh Gatot Susetyo diperbarui 22 Sep 2016, 11:00 WIB
Lapril As, satu dari tiga pelatih yang diberhentikan mendadak setelah berhasil mengantar tim masing-masing ke putaran final cabor sepak bola PON 2016. (Bola.com/Robby Firly)

Bola.com, Jakarta - PON XIX/2016 Jabar tampaknya bukan rejeki bagi Lapril AS, Djoko Susilo, dan Riono Asnan. Mereka terpaksa gigit jari karena dilengserkan pengurus Asprov PSSI masing-masing, setelah sukses meloloskan tim yang susah payah dibentuk ke putaran final PON yang sekarang sedang berlangsung.

Advertisement

 

Ketiganya mengaku tidak tahu-menahu alasan penghentian kerja sama dengan pengurus PSSI daerahnya. Kendati masih menyisakan rasa kecewa mendalam, mereka tetap merasa bangga bisa membangun tim tangguh untuk berkiprah di PON Jabar.

Berikut ini cerita para pelatih yang tersisihkan itu kepada Bola.com:

1. Lapril AS
Mantan bintang Persikota Tangerang 1999-2001 ini diberhentikan Asprov PSSI Bangka Belitung (Babel) usai tim ini meraih tiket PON Jabar lewat kualifikasi Zona Sumatra. Saat itu, tim PON Babel menempati urutan ketiga di bawah Sumatra Selatan dan Sumatra Utara.

"Ini sejarah bagi Babel, karena kali pertama cabang sepak bola bisa menembus putaran final di PON Jabar. Sebagai putra daerah, saya bangga bisa mencatat sejarah itu. Namun, sayang jasa saya tak mendapat apresiasi bagus dari pengurus Asprov PSSI Babel," kata Lapril AS.

Adik kandung legenda Pelita Jaya, Buyung Ismu, itu mengungkapkan persiapan tim Pra PON Babel saat itu hanya 1,5 bulan. Bandingkan dengan Sumsel yang setahun lebih membangun tim dengan mayoritas pemain eks Sriwijaya FC. Namun, mereka mampu bersaing dengan Riau (tuan rumah PON 2012) dan provinsi lain dari Sumatra.

"Persiapan sangat mendadak. Saya harus mencari pemain ke pelosok Babel untuk mengisi skuat saat itu. Hingga kini, saya tak tahu alasan pengurus, mengapa saya tak dipercaya lagi menangani tim ke Jabar. Padahal membawa tim PON salah satu cita-cita saya sebagai pelatih," tutur Lapril.

Setelah diberhentikan sebagai pelatih kepala, posisi Lapril AS digantikan asistennya, Syarifudin. Sekarang tim Babel ditukangi pelatih senior asal Bandung, Indra Tohir. Tim Babel tergabung di Grup C PON Jabar bersama Kaltim, Papua, dan Gorontalo. Tim ini berhasil menembus babak 8 besar.

Usai dilengserkan sebagai nakhoda tim PON Babel, Lapril AS mengarsiteki PS Bangka yang berkiprah di pentas ISC B. Lagi-lagi dengan persiapan hanya tiga hari, PS Bangka langsung bertarung.

"PS Bangka sangat parah. Dengan segala kekurangannya, tim dipaksa tampil di ISC B. Kami finis di peringkat lima klasemen akhir Grup 1," ujar Lapril AS yang berlisensi pelatih B Nasional ini.

 

2 dari 3 halaman

Riono Asnan

Riono Asnan, satu dari tiga pelatih yang diberhentikan mendadak setelah berhasil mengantar tim masing-masing ke putaran final cabor sepak bola PON 2016. (Bola.com/Robby Firly)

2. Riono Asnan
Lama hilang dari peredaran sepak bola nasional, nama Riono Asnan kembali muncul. Namun, sosok asal Surabaya ini tidak melatih klub profesional, melainkan tim Sulawesi Selatan yang dipersiapkan melakoni kualifikasi PON Jabar 2016.

Selama dua bulan, mantan pelatih Persela Lamongan ini blusukan seantero wilayah Sulawesi Selatan untuk mencari talenta muda terbaik.

Di Pra PON, Sulsel menjadi klub terakhir yang lolos untuk menggenapi kuota 12 tim ke Jabar. Sulsel harus melalui pertandingan play-off dengan mengalahkan tim Maluku Utara lewat drama adu penalti.

Riono Asnan juga tidak mengerti mengapa dirinya dilengserkan pengurus Asprov PSSI Sulsel. Padahal, kata Riono Asnan, tim asuhannya sempat menjuarai Liga Ramadan yang rutin digelar di Makasar.

"Dua bulan saya dan tim pelatih bekerja keras mencari pemain. Saya ingin punya tim dengan proses seleksi objektif. Bahkan, saya sempat mencoret anak salah satu pengurus Asprov PSSI yang ikut tes. Keputusan pencoretan itu murni teknis. Saya tak mau diintervensi soal pemilihan pemain. Saya tak tahu bila keputusan itu jadi penyebab saya tak diperpanjang lagi melatih tim Sulsel," ungkap Riono.

Pemutusan kerja sama sebagai arsitek dialami Riono Asnan usai Hari Raya Idul Fitri lalu. Eks penggawa Niac Mitra ini hingga masih dihinggapi penasaran soal pemberhentiannya sebagai arsitek PON Sulsel.

"Saya penasaran saja karena alasannya tak jelas. Soal dipecat, itu risiko sebagai pelatih bila dianggap gagal memberi prestasi kepada tim asuhannya. Tapi, menurut saya pribadi, membawa tim Sulsel lolos ke Jabar sebuah prestasi," ujarnya.

Riono Asnan direkrut sebagai pelatih PON Sulsel dengan sistem gaji bulanan. Sebelum dia merapat, sebenarnya pelatih asal Malang, Gusnul Yakin, juga sempat ditawari Asprov PSSI Sulsel. Gusnul sempat beberapa minggu berada di Makasar untuk melihat fasilitas untuk tim. Tetapi, akhirnya kursi pelatih diduduki Riono Asnan.

"Saya digaji per bulan. Sekarang tim itu ditangani Syamsudin Umar. Saya tetap berdoa semoga Sulsel meraih prestasi tertinggi di Jabar. Bagaimanapun juga saya merasa bangga ikut membidani tim PON Sulsel," katanya.

Di sisi lain, saat ini tim Sulsel juga mampu menembus babak 8 besar PON setelah memastikan lolos dari fase penyisihan grup.

3 dari 3 halaman

Djoko Susilo

Pelatih Pra PON Papua, Djoko Susilo melihat Arema kehilangan karakter saat menang tipis 1-0 atas tim asuhannya. (Bola.com/Kevin Setiawan)

3. Djoko Susilo
Seperti Lapril AS dan Riono Asnan, Djoko Susilo juga diputus kontraknya setelah mengantar tim PON Papua ke Jabar 2016. Djoko Susilo yang bertahun-tahun akrab dengan sepak bola Papua tidak merasa kesulitan mencari pemain berbakat.

Pengalamannya sangat membantu dalam pembentukan tim PON Papua yang mumpuni untuk bertarung di fase kualifikasi PON menghadapi Maluku, Papua Barat, dan Maluku Utara. PON Papua lolos sebagai juara grup Zona Papua-Maluku.

"Saya melakukan seleksi terbuka yang diikuti puluhan pemain Papua. Saya tak sulit memilih pemain karena pengalaman melatih klub-klub Papua. Kami juga sempat melakukan pemusatan latihan di Jawa Timur dan Jakarta sebelum Pra PON," kata Djoko.

Berbeda dengan Lapril AS dan Riono Asnan, sosok yang tinggal di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang ini dikontrak secara profesional oleh Asprov PSSI Papua. Namun, dia mengakui pembayaran gajinya terkadang seret juga.

"Bahkan gaji saya sempat telat tiga bulan. Meski, akhirnya dibayar, saya terpaksa mengambil uang tabungan lebih dulu untuk keperluan pribadi," ungkapnya.

Seperti Lapril AS dan Riono Asnan, dirinya hingga kini juga tidak paham latar belakang pemecatannya dari kursi pelatih PON Papua.

"Saya tak tahu apa kesalahan saya. Tiba-tiba saya langsung diganti pelatih baru, Chris Yarangga. Sebagai profesional, saya harus menerima keputusan itu. Yang bikin kecewa, pengurus Asprov PSSI Papua tak memberitahukan di mana kesalahan saya. Padahal, saya selalu membuat laporan sebagai evaluasi tim kepada pengurus," jelasnya.

Kebersamaan yang dibangun Djoko Susilo menumbuhkan empati di hati para pemain karena selama persiapan mereka mengalami suka duka bersama-sama.

"Kenangan itulah yang membuat hubungan saya dengan pemain sangat kuat. Saya tak hanya menempatkan diri sebagai pelatih, tapi juga orangtua atau kakak bagi pemain. Anak-anak sempat mengantar saya sampai Bandara Sentani ketika saya mau pulang ke Jawa. Saya sangat terenyuh dengan perhatian mereka. Semoga mereka bisa berprestasi dan menjadi pemain profesional kemudian hari," tutur Djoko Susilo.

Hingga saat ini tim Papua juga masih bertahan di PON 2016 karena berhasil melaju ke babak 8 besar.