Balsa Bozovic, Tak Seberuntung Stefan Jovetic dan Ingin Mencatat Sejarah di Arema

oleh Iwan Setiawan diperbarui 07 Mar 2018, 16:45 WIB
Wawancara eksklusif bersama Balsa Bozovic. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Malang - Arema FC resmi memperkenalkan playmaker Balsa Bozovic pada Rabu (7/3/2018). Pemain asal Montenegro ini terlihat semringah ketika menandatangi kontrak berdurasi satu musim di kantor manajemen Arema.

Balsa sejak lama memendam hasrat untuk berseragam tim Singo Edan. Tepatnya saat dia masih membela Persela Lamongan musim 2015. Kini kesempatan itu datang. Balsa rela meninggalkan klub lamanya, FK Zeta yang bermain di kasta tertinggi liga Montenegro.

Advertisement

Lantas apa yang mau dicapainya bersama Arema? Kenapa dia begitu tertarik gabung Singo Edan? Padahal dia bisa melanjutkan berkarir di negara asalnya. Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Balsa Bozovic.

Bagaimana rasanya setelah resmi diperkenalkan sebagai pemain baru Arema?

Tentu senang. Arema adalah salah satu tim besar di Indonesia. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kesempatan kepada saya. Meskipun lewat seleksi, tapi senang bisa menunjukkan kemampuan saya dan akhirnya jadi pemain Arema.

Apakah suporter, Aremania juga membuat anda tertarik untuk ke Arema? Karena kebanyakan pemain gabung Arema lantaran ingin merasakan dukungan suporter fanatik tersebut.

Tentu. Saya punya tim favorit dinegara saya, Red Star Belgrade. Itu tim besar dengan suporter luar biasa. Dan Aremania tidak kalah fanatik dengan mereka. Saya sempat merasakan dukungan mereka di Samarinda dalam Piala Gubernur Kaltim kemarin.

Sekarang saya tidak sabar ingin main di Stadion Kanjuruhan (markas Arema) dan melihat dukungan fantastisnya. Dulu saya pernah bermain di Malang tapi bersama Persela Lamongan.

Tapi, pelatih Arema, Joko Susilo menyebut anda masih memiliki dua kekurangan. Fisik dan chemistry dengan tim Arema. Bagaimana pendapatnya?

Memang betul. Saya datang dengan kondisi fisik belum ideal (baru 60 persen) karena kompetisi di Montenegro sedang berhenti. Saya juga hanya beberapa hari latihan sebelum seleksi di Arema. Tapi saya yakin, Coach Joko dan Coach Dule (pelatih fisik), bisa mengembalikan fisik saya dalam sisa waktu menjelang kompetisi.

 

 

2 dari 2 halaman

Tak Seberuntung Stefan Jovetic

Stefan Jovetic

Kabarnya Anda pernah jadi kapten timnas junior Serbia-Montenegro. Waktu itu satu tim dengan Stefan Jovetic (eks Manchester City yang kini bermain di AS Monaco). Lantas bagaimana ceritanya anda tiba di Indonesia? Kenapa tidak bermain di Eropa saja?

Dulu saya satu tim dengan dia (Jovetic). Dia pemuda yang baik di tempat saya. Tapi saya tidak beruntung seperti kariernya. Tapi saya tetap berusaha. Meski sekarang bermain di Indonesia, saya tetap punya gairah untuk mencetak sejarah di sini dengan Arema.

Di Arema, anda memilih nomor 10. Sebuah nomor keramat yang pernah dipakai Cristian Gonzales selama lima musim sebelumnya. Ada alasan khusus?

 

Itu adalah nomor favorit saya. Banyak pemain hebat yang memakai nomor tersebut. Dan itu memang nomor yang sering dipakai oleh pemain yang berposisi sebagai playmaker.

 

Ketika gabung Arema, beberapa suporter mulai membandingkan anda dengan playmaker era juara ISL 2010, Chmelo Roman. Bagaimana perasaannya?

Tentu saya respek dengan Roman. Meskipun kami bermain untuk Arema pada era yang berbeda. Sekarang saya merasa nyaman bermain untuk tim ini.