Medali Perak dan Tangis Kekecewaan Sri Wahyuni

oleh Muhammad Ivan Rida diperbarui 20 Agu 2018, 18:00 WIB
Atlet angkat besi, Sri Wahyuni, tampak lesu usai berlaga pada Asian Games di JIExpo, Jakarta, Senin, (20/8/2018). Sri Wahyuni menyumbang medali perak dengan total angkatan 195 kg. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Puluhan pasang mata antusias menyaksikan aksi lifter putri Indonesia, Sri Wahyuni Agustiani, pada cabang angkat besi Asian Games 2018 di JIEXPO Kemayoran, Senin (20/8/2018). Bermodal medali perak pada Asian Games 2014, Sri dijagokan mendulang emas untuk Indonesia.

Aura optimisme menyelimuti Sri ketika melakoni lomba pada kelas 48 kilogram putri. Pada angkatan snatch, lifter asal Bandung itu mengungguli setiap lawannya karena mencatatkan angkatan 88 kilogram.

Advertisement

Peluang Sri mendulang emas terbuka lebar. "Dapat emas nih Yuni," ujar satu di antara fotografer yang menyaksikan laga secara langsung. 

Akan tetapi, Yuni mendapat perlawanan sengit dari lifter Korea Utara, Ri Song-gum. Song juga tampil impresif karena dalam angkatan snatch, hanya terpaut satu kilogram dari wakil Indonesia.

Song Gum lantas menaikan bebannya di angkatan clean and jerk seberat 112 kilogram. Dia berhasil melakukannya pada angkatan pertama, sehingga mengungguli Sri yang hanya menorehkan 107 kilogram.

Dalam posisi terdesak, Sri menaikan bebannya menjadi 112 pada angkatan kedua. Sayangnya, atlet berusia 24 tahun itu gagal. Ia mencoba dalam kesempatan ketiga, tetapi lagi-lagi gagal.

Song berhak atas medali emas, sedangkan Sri yang mendapatkan perak. Sri tampak dan tak kuasa menahan air matanya.

Sri bukannya tidak mensyukuri medali perak yang diraihnya dalam Asian Games 2018. Ia hanya meluapkan kekecewaanya karena emas yang sudah di depan mata terpaksa direlakan lepas begitu saja.