Pengakuan Boaz Solossa Tentang Sosok Idola dan Pesan untuk Pemain Muda

oleh Abdi Satria diperbarui 22 Des 2021, 10:30 WIB
Boaz Theofilius Erwin Solossa atau lebih dikenal dengan nama Boaz Solossa lahir 16 Maret 1986 di Sorong. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Sepak terjang Persipura Jayapura dengan koleksi empat trofi juara Liga Indonesia tak bisa dilepaskan dari sosok Boaz Solossa. Seorang pemain besar untuk Persipura, meski saat ini sudah berkostum Borneo FC di BRI Liga 1.

Layaknya seorang pemain, Boaz Solossa juga memiliki sosok idola yang menjadi sumber inspirasinya dalam menggeluti sepak bola sejak kecil. Sosok itu adalah kakak kandungnya sendiri yakni Ortizan Solossa yang juga masuk dalam daftar bek sayap terbaik di tanah air.

Advertisement

Dalam channel youtube Tiento Indonesia, aksi Ortizan bersama tim sepakbola Papua di PON 1996 dan PSM Makassar ia jadikan role model sekaligus motivasi tersendiri buat dirinya menjadi pemain profesional.

"Bagi saya, Ortizan adalah pemain istimewa. Dia dulunya adalah seorang striker sebelum dikenal sebagai bek tangguh di PSM. Saat itu, yang ada dalam benak saya adalah mengikuti jejaknya atau lebih baik dari Ortizan," kenang Boaz.

Seperti diketahui Ortizan menjadi bagian sukses PSM meraih trofi juara Liga Indonesia 1999/2000. Bersama Ortizan pula, Juku Eja tiga kali meraih posisi runner-up yakni pada 2001, 2003 dan 2004 plus menembus perempat final Liga Champions Asia. Pada periode itu, Boaz Solossa masih meniti karier di level junior bersama Perseru Serui dan Persipura.

 

2 dari 4 halaman

Saran dari Kakak

Ortizan Solossa saat memperkuat PSM Makassar (Bola.com/Abdi Satria)

Boaz akhirnya bisa bermain satu tim dengan sang kakak ketika sama-sama menjadi bagian dari skuad Garuda di Piala Tiger 2004 dengan berhasil menembus final ajang sepak bola bergengsi antarnegara Asia Tenggara itu.

Menariknya, di level klub setahun kemudian, Boaz berhasil mengalahkan idolanya itu. Tepatnya pada laga final Liga Indonesia 2005 di Stadion Gelora Bung Karno, 25 September 2005, Boaz yang memperkuat Persipura mengalahkan Persija bersama Ortizan dengan skor 3-2.

Kedua saudara ini akhirnya bersatu dalam tim Mutiara Hitam usai Ortizan mengakhiri petualangannya sebagai pemain di klub luar Papua jelang musim 2008. Boaz dan Ortizan pun menjadi bagian dari sukses Persipura meraih trofi juara Liga Indonesia pada musim 2008/2009 dan 2010/2011.

"Ketika bersama satu tim di Persipura saya banyak mendapat masukan saran dari kakak Orti. Itu yang membuat saya bisa bertahan di level atas sampai sekarang," terang Boaz.

3 dari 4 halaman

Pesan Penting

Penyerang Borneo FC, Boaz Solossa saat melawan Persik Kediri dalam laga pekan kedua BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (10/9/2021). Borneo FC kalah 0-1. (Foto: Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Sebagai pesepak bola profesional, Boaz sudah mendapatkan sederet prestasi baik tim mau pun invidual. Berdasarkan pengalamannya, peraih penghargaan atlet favorit pada acara Anugerah Olahraga Indonesia 2017 ini tentu memiliki berbagai kiat sehingga dirinya bisa bertahan di kompetisi kasta tertinggi saat usianya yang tak lagi muda.

Menurut Boaz, kiatnya sederhana, yakni kerja keras dan disiplin dalam latihan mau pun pertandingan. Ia pun berpesan kepada pemain muda agar menjaga pola makan dan istirahat serta mengikuti intruksi pelatih.

"Sepak bola adalah permainan tim. Jadi, sukses sebuah tim  berkat kekompakan dan kerjasama yang baik seluruh elemen tim," ungkap Boaz.

"Jangan juga melupakan pendidikan. Karena ini hal penting buat bekal masa depan," pungkas Boaz yang mengaku tak sungkan berbagi ilmu dan pengalaman kepada para juniornya.

Sumber: Youtube Tiento Indonesia

4 dari 4 halaman

Yuk Intip Persaingan Tim Favoritmu di BRI Liga 1

Berita Terkait