Jejak Karier Nova Arianto Sebelum ke Timnas Indonesia U-16: Perjalanan Panjang Teruskan Estafet Bima Sakti

oleh Iwan Setiawan diperbarui 22 Feb 2024, 11:15 WIB
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Nova Arianto berbincang dengan timnya saat latihan perdana Timnas Indonesia U-16 yang berlangsung di Lapangan B, Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (19/02/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-16 memiliki pelatih kepala baru, yakni Nova Arianto. Dia melanjutkan tongkat estafet dari seniornya Bima Sakti.

Nova bukan nama baru di tim kepelatihan Timnas Indonesia. Sejak 2019, dia sudah jadi asisten pelatih Timnas Indonesia U-23.

Advertisement

Sejak itu, dia tak pernah lepas dari tim merah putih. Namun statusnya tetap sebagai asisten pelatih. Mulai dari Timnas Indonesia U-19 hingga senior. Indra Sjafri dan Shin Tae-yong selalu jadi mentornya sebagai pelatih kepala.

Tapi ini, dia dapat wewenang penuh sebagai pelatih kepala. Meskipun pelatih 45 tahun ini harus memulainya dari Timnas Indonesia U-16. Sebenarnya, karir Nova sebagai pelatih sudah lumayan panjang.

Dia memulainya sebagai pemain sekaligus asisten pelatih di Pelita Bandung Raya musim 2013-2015. Di sana dia menimba bersama pelatih asing, Dejan Antonic.

Setelah benar-benar pensiun sebagai pemain, Nova mulai berkelana di kasta terbawah Liga Indonesia. Bersama Madiun Putra (2016) dan Lampung Sakti (2017). Di antara dua tim tersebut, Nova sempat mencicipi kursi pelatih Bhayangkara FC U-21.

Meski tidak memberikan gelar di tiga tim itu, dia dinilai punya kemampuan bagus sebagai pelatih muda. Apalagi semasa bermain Nova pernah membela sejumlah tim besar. Sebut saja Persib Bandung, Persebaya Surabaya dan lainnya. Nova juga pernah membela Timnas Indonesia pada 2008-2010 dengan 12 caps.

2 dari 4 halaman

Warisan Sartono Anwar

Sartono Anwar dan Nova Arianto (Bola.com/Adreanus Titus)

Jika melihat ke belakang, darah sepak bola sangat kental di tubuh Nova. Tak lain karena dia putra dari pelatih kawakan, Sartono Anwar. Sosok yang pernah bermain dan melatih di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Sebagai pelatih, Sartono pernah menangani sederet klub besar. Seperti PSIS Semarang, Petrokimia Putra, Arseto Solo, Putra Samarinda dan masih banyak lagi lainnya. Dia sempat melatih Timnas Indonesia di tahun 90-an. Sartono sering mengajak Nova kecil ke lapangan saat melatih.

Ketika Nova sudah terjun ke sepak bola profesional sebagai pemain, Sartono masih melatih hingga tahun 2012.

Tentu dasar kepelatihan didapat Nova dari sang ayah. Tapi perkembangannya, dia mendapatkan ilmu dari sejumlah pelatih di Liga 1 dan Timnas Indonesia. Kini, tangan dinginnya akan diuji bersama Timnas Indonesia U-16. Seperti apa kiprahnya ketika dapat wewenang sebagai pelatih kepala baru terlihat dalam beberapa waktu ke depan.

3 dari 4 halaman

Awal Karier

Timnas Indonesia - Nova Arianto (Bola.com/Adreanus Titus)

Semasa jadi pemain, Nova dikenal sebagai bek tangguh. Posturnya yang gempal mendukungnya saat duel dengan para striker asing lawan. Dia memulai karder juniornya di tim kota kelahirannya, PSIS Semarang.

Bakatnya sebagai calon pemain besar sudah terpantau waktu itu. Nova ikut dalam program PSSI Bareti menimba ilmu ke Italia para 1995-1996. Sepulang dari Italia, dia bermain untuk sejumlah klub besar.

Seperti Arseto Solo, PSIS Semarang, Persebaya Surabaya, PSS Sleman, Persib Bandung, Sriwijaya FC dan pensiun di Pelita Bandung Raya. Nova berhasil membuktikan jika dia bermain untuk tim besar bukan semata bantuan ayahnya, Sartono Anwar. Tapi dia berhasil membuktika kualitasnya.

 

4 dari 4 halaman

Suster Ngesot

Puncak karier Nova terjadi saat dia bermain untuk Persib Bandung musim 2007-2011. Di sana, dia dapat julukan 'Suster Ngesot'. Setelah mencetak gol, dia selalu berselebrasi layaknya suster ngesot.

Bersama Persib, dia cukup rajin mencetak gol. Meski sebagai pemain belakang, Nova mencetak 8 gol dalam 4 musim. Dia sering mengeluarkan selebrasi suster ngesot. Sampai saat ini, julukan itu masih melekat pada Nova.     

Berita Terkait