[Feature]: Beda Nasib Allegri di AC Milan dan Juventus

Di bawah arahan Allegri, Juventus mulai menerapkan taktik 4-3-2-1, 4-3-1-2 bahkan 4-3-3.

Bola.com, Jakarta - Suasana hati Massimiliano Allegri tengah berbunga-bunga. Bagaimana tidak, tim yang diasuhnya, Juventus berhasil meraih dua gelar juara musim ini. Bahkan, Juve berpeluang merengkuh titel yang ketiga jika sukses mengalahkan Barcelona di final Liga Champions, 7 Mei.

Awalnya, Allegri hanyalah seorang pelatih yang menangani klub-klub kecil semacam Aglianese, Real SPAL, Gresseto, serta Sassuolo. Namun, kariernya mulai mengalami perubahan ketika mengasuh Cagliari di musim 2008 hingga 2010.

Di musim perdananya, Allegri berhasil membawa Cagliari menutup Liga Italia Serie A musim 2008/2009 di posisi sembilan. Padahal, saat itu I Rossoblu tak dihuni pemain-pemain bintang. Dinilai berhasil, pelatih asal Italia itu mendapatkan penghargaan pelatih terbaik di Serie A atau Panchina d'Oro.

***

Dipinang AC Milan

Kinerja gemilang Massimiliano Allegri bersama Cagliari membuat manajemen AC Milan kepincut meminangnya. Tepat 25 Juni 2010, Allegri akhirnya menerima pinangan I Rossoneri dan menandatangani kontrak berdurasi dua musim.

Keputusan Milan memakai jasa Allegri menggantikan peran Leonardo diragukan banyak pihak, khususnya para suporter. Kendati begitu tak sedikit juga yang yakin jika pelatih asal Italia itu mampu membawa Milan kembali berjaya.

"Saya siap. Tahun ini, saya ingin tampil lebih baik dan mengantar Milan memenangi semua gelar tersedia. Dengan pelatih baru (Allegri), saya yakin kami bisa menjuarai liga dan juga Liga Champions," ujar Alexandre Pato penyerang Il Diavolo Rosso periode 2007 hingga 2012.

Benar saja, pelatih kelahiran 11 Agustus 1967 itu mampu membuat skuat Merah-Hitam tampil trengginas di musim 2010/2011, sekaligus mematahkan dominasi Inter Milan di Serie A. Allegri sukses mengkombinasikan pemain-pemain veteran, pemain muda, dengan rekrutan anyar.

Di musim tersebut, Il Diavolo Rosso memiliki kekuatan yang merata di seluruh lini. Menerapkan pola 4-3-1-2, Alessandro Nesta dan Thiago Silva menjadi tembok kokoh di jantung pertahanan. Mendapatkan kawalan dari keduanya membuat Christian Abbiati yang menempati pos di bawah mistar merasa tenang.

Sedangkan di lini depan, Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok penting dalam membobol gawang lawan. Ibra lebih sering berduet dengan Robinho. Tapi, jika mengalami kebuntuan, Pato, Antonio Cassano, serta Filippo Inzaghi menjadi alternatif yang mumpuni.

Sementara di sektor tengah, Massimiliano Allegri memiliki banyak pilihan untuk diturunkan. Mulai dari Clarence Seedorf, Marc van Bommel, Gennaro Gattuso, Kevin Prince-Boateng, Ronaldinho, serta Pirlo.

Tak hanya menerapkan taktik 4-3-1-2, Allegri juga beberapa kali memainkan formasi 4-3-3 atau bahkan stretagi pohon natal yang selalu menjadi andalan mantan pelatih Milan, Carlo Ancelotti, yakni 4-3-2-1.

Massimiliano Allegri
Berkat kecerdasannya dalam meramu strategi ditambah memiliki barisan pemain yang mumpuni, tak sulit bagi Massimiliano Allegri membawa AC Milan menjuarai Serie A musim 2010/2011. Bagi skuat Merah-Hitam, itu adalah Scudetto yang ke-18 atau yang perdana dalam tujuh musim terakhir.

Sayangnya, Milan gagal di Coppa Italia dan Liga Champions. Di ajang Coppa, langkah mereka terhenti di semifinal. Sedangkan di Liga Champions, Il Diavolo Rosso kandas pada babak 16 besar.

***

Musim kedua Massimiliano Allegri bersama AC Milan masih berjalan mulus. Mempertahankan sebagian besar pemain bintang, plus kehadiran nama-nama baru seperti Antonio Nocerino, Stephan El Shaarawy, dan Philippe Mexes membuat penampilan Milan tetap stabil.

Akan tetapi, hidup tak selamanya berjalan indah buat Allegri. Pelatih kelahiran Livorno itu gagal mempersembahkan gelar juara buat I Rossoneri, baik itu di Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions.

Milan kalah bersaing dengan Juventus dan hanya mampu menutup musim 2011/2012 di peringkat dua klasemen Serie A. Di ajang Coppa, mereka juga kandas di tangan Juve pada babak semifinal. Sedangkan di Liga Champions, mereka tak berdaya membendung ketangguhan Barcelona di perempatfinal.

Gagalnya, AC Milan meraih satupun gelar juara di musim 2011/2012 karena terlalu bergantung pada sosok Zlatan Ibrahimovic. Jika Ibracadabra cedera, maka Il Diavolo Rosso kerepotan memetik kemenangan. Alhasil, istilah Ibra-dipendente muncul akibat lini serang Il Diavolo Rosso sangat berharap pada Ibra.

***

Perombakan Total dan Ditendang AC Milan

Memasuki musim 2012/2013, Massimiliano Allegri mulai mengalami masa-masa sulit bersama AC Milan. Kekuatan skuat Merah-Hitam berkurang drastis menyusul keputusan manajemen klub yang tak memperpanjang kontrak para gerbong tua, yakni Alessandro Nesta, Filippo Inzaghi, Gianluca Zambrotta, Gennaro Gattuso, hingga Clarence Seedorf.

Selain itu, krisis finansial membuat petinggi Milan terpaksa menjual pemain-pemain bintang, mulai dari Antonio Cassano, Zlatan Ibrahimovic, Alexandre Pato, serta Thiago Silva. Alhasil, Milan semakin sulit bersaing untuk bisa menjadi yang terbaik di kompetisi domestik bahkan Eropa.
Milan mampu mendatangkan pemain-pemain tenar, seperti Mario Balotelli, Giampaolo Pazzini, Riccardo Montolivo, hingga Nigel de Jong. Namun hal itu tetap tak mampu mendongkrak performa I Rossoneri. Bahkan, mereka hanya mengoleksi delapan angka dari tujuh pertandingan perdana Serie A.

Rentetan hasil minor baik itu di liga, Coppa Italia, serta Liga Champions membuat posisi Allegri di kursi pelatih terancam. Dan akhirnya, kebersamaan Allegri di Milan harus usai. Manajemen Milan memutuskan mendepak pelatih 47 tahun tersebut pada 13 Januari 2014.

***

Fase Baru Bersama Juventus

Setelah menganggur selama hampir enam bulan, Massimiliano Allegri menjalani fase baru dalam kariernya sebagai pelatih. Dia direkrut Juventus pada 16 Juli 2014 dan dinilai layak menggantikan Antonio Conte.

Sama seperti ketika ditunjuk sebagai allenatore AC Milan, Allegri juga diragukan. Prestasinya yang tak terlalu mentereng bersama Il Diavolo Rosso membuat Juventini tak setuju dengan keputusan manajemen klub. Alhasil, tagar #NoAllegri sempat membanjir di Twitter.

Penolakan suporter Juventus tersebut cukup beralasan. Sebab, Allegri menggantikan sosok Conte yang sukses mempersembahkan tiga trofi juara Serie A untuk La Vecchia Signora secara beruntun di musim 2011 hingga 2014.

Tapi perlahan, Allegri mampu menjawab keraguan tersebut. Mewarisi skuat terbaik dari Conte plus kehadiran nama-nama baru seperti Alvaro Morata dan Patrice Evra membuat Massimiliano Allegri memiliki kedalaman skuat yang menjanjikan.

Jika di era Conte, Juventus lebih sering mengandalkan 3-5-2, maka di musim ini I Bianconeri mulai bertransformasi dengan memakai empat bek, yakni  4-3-2-1, 4-3-1-2 bahkan 4-3-3. Taktik yang diterapkan Allegri pun berjalan baik.

Persentase kemenangan Juve di Serie A musim ini mencapai 69,44 persen. Sedangkan di Liga Champions, tim Hitam-Putih mampu menorehkan 58,33 persen kemenangan. Di ajang Coppa Italia, lebih mentereng lagi, yakni 80 persen kemenangan.

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri bergembira dengan piala Coppa Italia pertamanya usai mengalahkan Lazio di Final Coppa Italia di Olimpico Roma, Italia, Rabu (20/5/2015). Juventus menang 2-1 atas Lazio. (Reuters/Giampiero Sposito)
Dengan catatan tersebut, tak heran jika Massimiliano Allegri berhasil membawa Juventus menjuarai Liga Italia Serie A dan Coppa Italia musim ini. Bahkan, dia berpeluang mempersembahkan trofi Liga Champions jika sukses mengalahkan Barcelona di partai final yang berlangsung di Olympiastadion, Berlin, 7 Juni.

Jika sukses membawa Juventus juara Liga Champions, maka itu adalah prestasi terbaik Allegri sebagai pelatih. Tak hanya itu, I Bianconeri juga akan menjadi tim Italia kedua yang mampu meraih treble winners, setelah sebelumnya diukir Inter Milan pada musim 2009/2010.

"Sekarang saatnya kami untuk mencoba meraih titel ketiga," kata Allegri usai membawa Juventus meraih trofi Coppa Italia.

Lalu, mampukah Massimiliano Allegri membawa Juventus meraih tiga gelar di musim ini? Apakah nasibnya bakal lebih baik ketimbang ketika membesut Milan? Layak untuk dinantikan.

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/883757/original/075451600_1432398132-massimiliano-allegri.jpg

Baca Juga:

Juventus Bertekad Kacaukan Pesta Perpisahan Xavi

Allegri: Buffon Pantas Rengkuh Ballon d'Or

Allegri : Ayo Raih Treble Winners, Juventus!

Video Populer

Foto Populer