Sukses


6 Pelatih Top yang Hobi Banget Pakai Taktik Parkir Bus: Jose Mourinho Rajanya

Mari kita bahas enam pelatih atau manajer yang kesohor karena suka memakai taktik parkir bus.

Bola.com, Jakarta - Semakin ke sini, istilah dalam permainan sepak bola terus bermunculan. Satu di antaranya yang paling fenomenal dalam beberapa tahun terakhir adalah istilah 'parkir bus'.

Bagi sebagian pelatih, termasuk pelatih beken sekali pun, permainan cantik yang mengandalkan kohesi antarlini tak selalu jadi jaminan untuk memenangi duel.

Sering tersaji, tim-tim yang tampil dominan dengan skema permainan yang apik justru kalah.

Timnas Korea Selatan U-17 misalnya, skuad muda Negeri Ginseng justru takluk 0-1 dari Timnas Indonesia U-17 saat keduanya melakoni laga pertama Grup C Piala Asia U-17 2025 di Arab Saudi beberapa waktu lalu.

Tampil dominan, Korsel malah takluk berkat gol tunggal Evandra Florasta jelang berakhirnya pertandingan.

Meski tak menerapkan parkir bus, namun skema 5-4-1 yang diterapkan pelatih Nova Arianto jelas menitikberatkan permainan di sektor pertahanan.

Bicara soal parkir bus, ini merupakan strategi yang dirancang untuk menghentikan sekaligus dan membuat lawan frustrasi.

Di pentas balbalan liga top Eropa sekali pun, tak sedikit pelatih yang terkenal karena taktik parkir bus.

Dilansir Givemesport, kita bahas enam pelatih atau manajer yang kesohor karena suka memakai taktik parkir bus. 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

6. Massimiliano Allegri (Juventus, AC Milan)

Mantan pelatih AC Milan dan Juventus Massimiliano Allegri mengakhiri masa tugas keduanya bersama Bianconeri dengan biasa-biasa saja. Tetapi, masa tugas pertamanya sebagai pelatih klub raksasa Italia itu benar-benar luar biasa.

Allegri membimbing Juventus meraih lima gelar Serie A berturut-turut antara 2014 hingga 2019, sambil mengandalkan pertahanan yang terstruktur dengan baik yang menampilkan Giorgio Chiellini, Leonardo Bonucci, dan Andrea Barzagli.

Ketiga pemain Italia itu menjadi tulang punggung taktik Allegri yang berorientasi pada pertahanan, mengandalkan blok rendah yang kompak dan pengaturan serangan balik.

Allegri tidak dianggap sebagai pelatih yang benar-benar suka permainan bertahan pada saat itu. Ia bahkan dikritik karena tim Juventus besutannya bermain terlalu dalam selama masa tugas keduanya di klub tersebut, yang berlangsung hingga musim panas 2024.

 

3 dari 7 halaman

5. Antonio Conte (Chelsea, Juventus, Inter Milan)

Meskipun mantan bos Chelsea Antonio Conte tidak sering dikaitkan dengan taktik parkir bus, ia adalah manajer yang mengutamakan pertahanan. Timnya sulit ditembus dan mematikan dalam serangan balik.

Sistem 3-5-2 menjadi identik dirinya sejak melatih Juventus, yang hanya kebobolan 20 gol selama musim Liga Italia 2011/2012 dan memenangi tiga gelar Serie A berturut-turut di bawah manajemennya.

Struktur pertahanan pragmatis Conte juga terbukti di Chelsea. Ia menyabet gelar Premier League di musim pertamanya meskipun sering bermain sepak bola konservatif dalam pertandingan menghadapi lawan yang lebih tangguh.

Ia juga dikritik oleh mantan manajer Liverpool, Jurgen Klopp, karena pendekatannya yang terlalu defensif selama melatih Tottenham. Klopp mengatakan tidak menyukai jenis sepak bola sepertti setelah hasil imbang 1-1 pada 2022 melawan Spurs. 

 

4 dari 7 halaman

4. Fabio Capello (AC Milan, Real Madrid, Timnas Inggris)

​​​Meskipun taktiknya untuk Timnas Inggris sering dikritik ketinggalan zaman, pendekatan Fabio Capello yang kaku dan disiplin mengukuhkan namanya di antara manajer bertahan terbaik di dunia sepak bola.

Ahli taktik asal Italia itu membangun salah satu tim bertahan paling tangguh dalam sejarah di AC Milan, menyabet empat gelar Serie A, satu Liga Champions, dan tiga Piala Super Italia.

Sementara taktiknya yang hati-hati dengan Inggris sering menjadi bumerang di turnamen besar. Namun, Capello berhasil meraih gelar liga di AS Roma dan Real Madrid dengan menggunakan pendekatan bertahan yang sama.

 

5 dari 7 halaman

3. Diego Simeone (Atletico Madrid)

Atletico Madrid telah menyempurnakan filosofi parkir bus di bawah asuhan Diego Simeone.

Timnya sangat terorganisasi, menunjukkan etos kerja yang gigih, dan membuat lawan yang lebih unggul frustrasi dengan skema permainan yang dijalankan sangat baik.

Sejak mengambil alih pada 2011, Simeone telah mengubah Atletico menjadi salah satu tim tertangguh di Eropa, menyabet dua gelar La Liga, dua Liga Europa, dan mencapai dua final Liga Champions.

Kemenangan di Liga Spanyol pada musim 2013/2014 sangat mengesankan, karena Atletico mengalahkan Barcelona dan Real Madrid dengan sepak bola defensif yang disiplin meskipun memiliki bakat yang jauh lebih sedikit. Trio Timnas Spanyol yaitu Diego Costa, Raul Garcia, dan David Villa memimpin lini depan.

 

6 dari 7 halaman

2. Helenio Herrera (Inter Milan, Barcelona, ​​​​Atletico Madrid)

Anda dapat berargumen bahwa bapak sepak bola defensif layak berada di puncak daftar ini. Helenio Herrera merevolusi permainan dengan sistem Catenaccio-nya di Inter Milan pada 1960-an.

Ia memimpin Nerazzurri meraih tiga gelar Serie A dan Piala Eropa berturut-turut sambil kebobolan sangat sedikit gol dan meletakkan dasar untuk sepak bola parkir bus.

Sementara mantan pelatih Austria Karl Rappan pertama kali memperkenalkan taktik yang mirip dengan Catenaccio pada 1930-an, Herrera menyempurnakan sistem tersebut dengan menambahkan seorang sweeper di belakang garis pertahanan untuk perlindungan ekstra.

Meskipun membuat frustrasi tim penyerang, taktik tersebut juga sangat memengaruhi banyak pelatih modern, termasuk Simeone dan Mourinho.

 

7 dari 7 halaman

Jose Mourinho (Inter Milan, Porto, Chelsea)

Puncak daftar ini tidak diragukan lagi menjadi milik manajer parkir bus paling terkenal di dunia sepak bola, yaitu Jose Mourinho. Ia bahkan menciptakan frasa tersebut setelah hasil imbang tanpa gol antara Chelsea dan Tottenham pada 2004, ketika  mengkritik Spurs karena menerapkan taktik yang sangat defensif:

"Seperti yang kami katakan di Portugal, mereka membawa bus dan mereka meninggalkan bus di depan gawang."

Ironisnya, tim Mourinho yang paling sering dikaitkan dengan taktik parkir bus setelah momen itu, termasuk di tim Porto dan Inter Milan yang menjuarai Liga Champions.

Sementara klub raksasa Portugal itu mengejutkan Eropa pada 2003/2004 dengan formasi serangan balik yang terorganisasi dengan baik, Inter Milan melangkah lebih jauh di semifinal Liga Champions 2009/2010.

Nerazzurri menyingkirkan Barcelona asuhan Pep Guardiola saat tampil dengan sepuluh pemain selama lebih dari satu jam di leg kedua, yang merupakan kelas master pertahanan sejati oleh Mourinho.

Sumber: Givemesport

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer