Apa Itu Menyerah? Jay Idzes Masih Pede Bisa Menyelamatkan Venezia dari Jurang Degradasi Liga Italia

Kekalahan dari AC Milan tadi malam sekaligus menjadi yang ke-17 sepanjang musim ini. Tim besutan Eusebio Di Francesco masih terpaku di posisi ke-18 dengan nilai 25.

Agar bisa tetap bertahan di Serie A musim depan, Venezia minimal harus menyalip posisi Lecce yang tepat berada di atasnya dengan jarak cuma satu poin.

Mereka butuh usaha ekstra dan berharap tim-tim di atasnya terpeleset di empat laga tersisa Serie A 2024/2025. Jay Idzes dkk. masih akan bertemu Torino, Fiorentina, Cagliari, dan Juventus di pertandingan terakhir.

Jay Idzes kembali bermain sebagai starter dan kapten saat meladeni AC Milan tadi malam. Pemain berusia 24 tahun itu mendapatkan rating 6,5 dari Fotmob.

Selama berada 90 menit di atas lapangan, Jay Idzes merangkum 88 persen akurasi umpan, satu membuat peluang, satu blok tendangan, satu tekel sukses, tiga intersep, tujuh recoveries, hingga tiga kali menang duel.

Adapun, Jay Idzes telah membukukan 33 penampilan untuk Venezia di Serie A dan Coppa Italia 2024/2025 dengan perolehan dua gol dan empat kartu kuning.

"4 pertandingan tersisa di mana semuanya masih mungkin," tulis Jay Idzes di akun Instagramnya, Senin (28/4/2025) siang.

"Mari kita terus berjuang bersama, sampai akhir," tegasnya.

Sementara di sisi lain, juru taktik Venezia, Eusebio Di Francesco tak dapat menyembunyikan kekecewaan dan kemarahannya usai timnya digebuk Rossoneri dua gol tanpa balas. Ia menuding wasit yang memimpin laga, yakni Gianluca Manganiello.

"Hasil yang sama sekali tidak pantas, kami hanya bisa menyalahkan diri sendiri atas gol pertama, di mana kami bermain dangkal, dan kemudian tim berkembang. Kami mencetak gol tingkat tinggi, sayang sekali offside beberapa sentimeter itu," ungkapnya dikutip dari Tutto Mercato.

"Ada penyesalan karena penalti tidak diberikan, saya tidak pernah berbicara tentang wasit, tetapi hasilnya terlalu penting bagi kami sekarang. Ada begitu banyak kedangkalan dan dia bahkan tidak meninjaunya. Terkadang saya juga kehilangan kesabaran. Jika dia berada di lini tengah, dia akan langsung meniup peluit," tegas mantan gelandang AS Roma itu.

"Sungguh memalukan. Saya bermain sepak bola tidak seperti mereka yang menjadi wasit dan tidak mengenali situasi di lapangan. Tim saya mencoba bermain sepak bola sepanjang pertandingan, kami tidak pantas mendapatkan hasil ini karena kami terus percaya bisa bertahan," pungkas Di Francesco.