Sukses


Sejarah Kelam Piala AFF, Timnas Indonesia Spesialis Runner-up, Mungkinkah Kutukan Itu Berakhir Tahun Ini?

Bola.com, Jakarta - Hari-hari yang super sibuk bagi Shin Tae-yong. Setelah perhelatan Piala Asia U-23 2024 Qatar, kini pelatih Timnas Indonesia itu sudah harus bersiap melakoni dua laga berat dalam lanjutan babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Irak dan Filipina.

Duel berat itu akan mentas di Stadion Utama Gelora Bung Karjo Jakarta, 6 dan 11 Juni mendatang. Indonesia saat ini berada di posisi kedua Grup F dengan tabungan tujuh poin atau berada di bawah Irak selaku pemuncak.

Vietnam di posisi ketiga, sedangkan Filipina di posisi buncit. Indonesia sendiri hanya butuh satu kemenangan lagi untuk melangkah ke babak ketiga kualifikasi. Itu berarti, Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan harus bisa mengalahkan Irak dalam laga pertama sebelum Filipina.

Di tengah persiapan, juru taktik berpaspor Korea Selatan dihadapkan lagi dengan pekerjaan rumah (PR) yang kalah berat yakni memburu gelar juara Piala AFF 2024.

Timnas Indonesia berada di Grup B bersama Vietnam, Filipina, Myanmar, dan Laos, Piala AFF 2024 rencananya akan berlangsung dari 23 November hingga 21 Desember mendatang. Sementara, di Grup A bercokol Thailand, Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Brunei/Timor-Leste.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Spesialis Runner-up

Seperti di edisi sebelumnya, masing-masing kontestan akan bermain dengan sistem home and away.

Pertanyaannya, mampukah kali ini Shin Tae-yong mempersembahkan gelar juara Piala AFF 2024? Semoga. Yang pasti, sejak digulirkan pertama kali pada 1996, Indonesia belum pernah sekali pun merasakan manisnya gelar juara.

Padahal, Indonesia bisa dibilang langganan final. Tak percaya? Pada 2000, Indonesia bersua Thailand di partai puncak dan harus puas sebagai runner up. Begitu pula di edisi 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020 Indonesia lagi-lagi tumbang di laga pamungkas.

Pencapaian yang sangat menyesakkan, mengingat Indonesia merupakan salah satu penggagas Pial AFF (awalnya bernama Piala Tiger) selain Brunai Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Thailand masih menjadi pengoleksi gelar terbanyak yakni enam kali, disusul kemudian Singapura (4), Vietnam (2), serta Malaysia (1).

3 dari 4 halaman

Bukan Kalender FIFA

Menariknya, meski bukan termasuk kalender FIFA, Piala AFF kadung menjadi barometer kekuatan bagi timnas masing-masing negara di kawasan Asia Tenggara. Tak heran, setiap duel, baik kandang maupun tandang, stadion dipastikan menjadi lautan para suporter.

Bisa juara Indonesia? Pastinya bisa. Ini saatnya penantian panjang harus segera diakhiri. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sejauh memang belum secara eksplisit soal target.

"Mudah-mudahan harapannya cukup besar untuk mendapatkan juara. Walau kami belum tahu nanti targetnya seperti apa," ujar Sumardji, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, setelah kembali dari Hanoi, Vietnam, usai mengikuti drawing Piala AFF 2024.

4 dari 4 halaman

Pembuktian STY

Sebagai pelatih, Shin Tae-yong juga pastinya pasang target tinggi. Terlebih, pada Piala AFF 2022, juru taktik 53 tahun itu hanya mampu membawa Indonesia ke babak semifinal.

Ditilik dari materi pemain, kali ini terbuka lebar bagi Indonesia untuk menuju singgasana. Rasa percaya diri juga tengah membuncah, menyusul torehan sejarah spektakuler Timnas Indonesia U-23 di ajang Piala AFF 2024 beberapa waktu lalu.

Diperkuat Generasi Emas plus sederet pemain naturalisasi, Garuda Muda merangsek ke semifinal setelah terlebih dulu menggebuk Australia, Jordania, pun Korea Selatan.

Besar kemungkinan, sejumlah pilar Garuda Muda macam Rafael Struick, Rizky Ridho, Marselino Ferdinan, Justin Hubner, Muhammad Ferarri, Pratama Arhan, dan Nathan Tjoe-A-On bakal masuk skuad utama Piala AFF 2024.

Namun, STY juga harus menyiapkan alternatif jika pemain-pemain abroad, terutama di Eropa, tak dilepas klub mengingat ini bukan kalender FIFA.

Jadi, come on Indonesia. Sudahi julukan spesialis runner-up. Kita bisa!

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer