Bola.com, Jakarta - Kerinduan masyarakat Indonesia menyaksikan langsung tim-tim hebat Eropa seperti Manchester United (MU) hingga AC Milan berlaga di Tanah Air belum bisa terwujud tahun ini.
Padahal, animonya sedang tinggi-tingginya menyusul prestasi Timnas Indonesia yang dalam 3-4 tahun terakhir melesat. Kenyataannya, sekarang, kita harus merogoh kocek lebih dalam untuk bepergian ke negara tetangga di Asia Tenggara, sekadar melihat bintang-bintang Benua Biru.
Mendatangkan klub sepak bola top ke Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak pihak yang harus dilibatkan. Secara praktik, mungkin tidak jauh berbeda ketika promotor menarik minat grup band untuk menggelar konser.
Perbedaan 'season' menjadi faktor penting sukses atau tidaknya promotor meyakinkan klub maupun band ke Indonesia.
Nah, satu di antara promotor kenamaan yang telah sukses menghadirkan sejumlah klub top Eropa adalah Nine Sport.
Rekam jejaknya di Indonesia bukan kaleng-kaleng. Timnas Belanda, Juventus, AS Roma, bahkan Ajax Amsterdam didatangkan untuk menjajal kekuatan Timnas Indonesia maupun klub-klub besar Tanah Air seperti Persija Jakarta dan Persib Bandung.
Sayangnya, Indonesia mulai kesulitan meyakinkan klub-klub top Eropa dalam 2-3 tahun belakangan.
Arif Putra Wicaksono, CEO Nine Sport, bercerita banyak mengenai kondisi dunia promotor. Kepada Bola.com, ia menjelaskan panjang lebar tantangan yang dihadapinya untuk memenuhi hasrat pencinta sepak bola di Tanah Air.
Arif juga membeberkan alasan mengapa Manchester United, Atletico Madrid, sampai AC Milan batal mengunjungi Indonesia. Yuk, simak wawancara selengkapnya di bawah ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mendatangkan Band dan Klub Sepak Bola Itu Serupa tapi Tak Sama
Bawa klub Eropa tur ke Indonesia kenapa susah banget?
Tentunya pasti kalau kita ikut liburan sekalipun kita selalu pilih opsi negara-negara besar, kan. Kita maunya ke Amerika, Eropa, apa segala macam. Atau bahkan kalau memang mereka biasanya memilih turnya apa ke Asia, apa ke Amerika.
Karena klub bola waktunya terbatas ya. Kalau artis itu bisa satu tahun mereka habiskan dengan tur dunia. Klub bola enggak bisa, deh, karena cuma beberapa bulan. Mereka memilih tahun ini mau ke Asia atau mau ke Amerika. Nah, biasanya kalau dikerucutkan lagi di Asia itu kita compete sama Jepang, Korea.
Bahkan kalau mau dikerucutkan lagi ke Asia Tenggara kita tetap compete sama Singapura, Thailand, yang notabene sudah brand kelas dunia. Orang jadi banyak tahu Thailand, Singapura, Kuala Lumpur dibanding Indonesia atau Jakarta. Indonesia lebih terkenal di Bali. Tapi, kan Bali bukan olahraga kan. Bukan tentang sepak bola. Di Bali lebih terkenalnya pantai.
Animonya itu sebenarnya sempat turun dari 2015 sejak kita di-ban itu. Di-ban FIFA. Kalau diingat-ingat dari sebelumnya mungkin 2008, 2009, masih banyak.
Terakhir klub besar yang ke Indonesia itu AS Roma di 2015. Itu kita waktu itu lagi di-ban FIFA. Sejak di-ban FIFA itu, Animo itu emang cukup kendor. Ya mungkin dunia luar melihat kurang stabilnya. Kurang lebih sepak bola itu sebenarnya sama dengan investasi asing. Sepak bola adalah refleksi sebuah bangsa lah. Jadi, maksudnya, kalau kalian melihat kayak, 'ah males ah investasi di Indonesia politiknya enggak stabil'. Sepak bola kurang lebih sama juga.
Orang juga males datang ke sini, 'ah nanti izinnya enggak stabil. Nanti di sana kondisinya belum se-mature di negara-negara seperti Singapura' atau segala macam.
Klub yang enggak mau atau Indonesia yang enggak bisa?
Dua sisi. Mereka ada opsi: Indonesia atau Singapura. Singapura didukung pemerintah, otomatis duitnya lebih besar. Dari segi brand, Singapura lebih bagus dibanding Jakarta. Buat apa pilih Indonesia, sedangkan mereka juga bisa tahu bahwa mereka tetap bisa datangkan fans-fans dari Indonesia?
Kita rugi banyak banget karena berapa banyak uang Indonesia yang lari ke Singapura? Ya untuk pesawat, hotel, makan, segala macam. Jadi, setiap ada event di Singapura kerugian buat negara kita. Cuma maksudnya, berapa banyak uang yang mengalir dari Indonesia ke Singapura untuk event-event besar itu. Bayangkan, tahun ini ada AC Milan. Fans Milan berapa banyak? Luar biasa. Newcastle, MU, mereka ke Kuala Lumpur, berapa banyak uang Indonesia yang mengalir? Timnas animonya naik justru itu meningkatkan animo sepak bola Indonesia secara umum, bukan malah saling mematikan satu sama lain.
Jadi, itu dua hal yang berbeda. Lain kalau opsinya di hari yang sama ada Timnas main, MU main, oke mereka harus memilih, mau enggak mau.
Kenapa mendatangkan band mudah, kalau klub bola susah?
Oke, waktu Linkin Park ke Indonesia, mereka ke Singapura enggak? Posisinya sekarang Linkin Park-nya formasi lawas atau pas lagi booming? Kalau kita bicara band, bicara Taylor Swift, kemarin Coldplay, kita cuma dapat sehari. Di Singapura 11 hari. Enggak dapat kita yang bagus-bagus. Yang ke Indonesia, ya, sorry to say ya, KW 2, yang enggak terlalu laku di pasar, tier B, bagus tier B, tier C mungkin ya.
Saya dulu dari musik sebelum di bola, kalau masih ingat dulu, di Singapura tuh ada festival setiap tahun. Saya selalu mau mencoba bawa artis-artis ini ke sini, cuma headliner mereka itu selalu eksklusif di Singapura. Jadi, mereka memang target market-nya orang-orang Malaysia, orang Indonesia. Malaysia enggak sebesar Indonesia. Jadi, target utamanya memang benar-benar orang Indonesia, hanya saja digelar di negara orang lain.
Singapura itu buat event target terbesar mereka memang orang Indonesia. Kalau mau compare apple to apple, Singapura selalu lebih murah dibanding Indonesia. Tapi, jangan lupa, tiket pesawat, setiap pesawat yang datang ke sana kan bayar parkir. Lalu beli catering makan di sana. Orang Indonesia yang ke Singapura kan ya makan di sana, hotel di sana, taksi di sana, bus di sana. Jadi, jangan apple to apple. Harga tiket di sini Rp500 ribu, di sana Rp400 ribu, tapi biaya ke sana bisa habis Rp5 juta. Makanya, pendapatan mereka tahun lalu saja bisa 30 miliar USD.
Singapura itu enggak punya sumber daya alam, sumber daya alamnya ya dari Indonesia.
Kualitas Rumput dan Kemacetan Jadi Isu Penting
Tahun ini sudah nge-bid klub apa aja buat ke Indonesia?
Khusus untuk di tahun ini, kami terus terang juga, kami ikut bidding MU. Kami ikut bidding AC Milan. Tapi, akhirnya kalah. Padahal, kalau dari segi pasar, jumlah fans atau segala macam, mereka semua aware.
Fans mereka terbesar di dunia, ya AC Milan. Bisa dibilang fans mereka rata-rata terbesar selain di negara mereka atau di Eropa itu di Indonesia, klub-klub besar Eropa itu ya.
Tapi, mereka melihat banyak faktor. Pertama, dari ketidakstabilan negara itu. Kalau MU itu jelas-jelas bilang sama saya, mereka masalahin masalah macet, dan ketidakstabilan masalah hukum. Gitu. Itu masalah MU.
(Dalam email dari manajemen MU yang Bola.com terima dari narasumber, disebutkan bahwa, "Meskipun kami yakin semua ini akan dikelola dengan baik, risiko terkait kualitas rumput di Jakarta, aspek keamanan secara keseluruhan, dan lalu lintas, lebih besar di Jakarta dibandingkan dengan Hong Kong.")
Kalau Barcelona, kita kalah sama Jepang dan Australia, Dortmund karena Tragedi Kanjuruhan dan enggak ada jaminan keamanan dari pemerintah. Semua tamu penting datang ke tiap negara pasti perlu itu. Kalau negara aman ya mereka santai. Tapi, kalau negara yang tiap masuk mall saja ada cek bom wajar mereka minta jaminan.
Up and down-nya Timnas Indonesia berpengaruh juga?
Ngaruh lah. Ini kan animo sepak bola secara keseluruhan, ya tetap sepak bola, dan mestinya, fans Timnas dan fans MU itu kan bisa saja satu orang yang sama, tapi itu dua kepentingan yang beda.
Cuma memang, klub melihatnya dari support negara, mereka tidak melihat adanya support negara. Kalau di Singapura, kenapa kita bisa lihat, karena Tourism Board Singapura itu ada dari tahun 60-an. Zaman dulu mereka support Jurong, Sentosa Island, segala macam. Sudah ke tahun 2010-an itu mereka support banyak hal, F1, semua segala macam.
Mereka selalu penuhi dengan event-event, ya konser, apa segala macam. Setiap tahun. Dari tahun 2016 sampai 2017 hampir empat klub, tiga klub minimal ke Singapura, tetapi enggak ada satupun yang mau ke Indonesia. Karena yang saya tahu, mereka tuh juga ada kontrak semacam eksklusif karena Singapura market-nya kan sedikit.
Jadi memang tujuan Tourism Board mereka itu berjanji atau tugas mereka adalah membawa jutaan orang tiap tahun ke Singapura. Bahkan di 2024 ini, mereka cetak rekor 30 billion USD, yang mereka hasilkan dari orang-orang yang datang itu.
Tourism Board ditugaskan, mereka menjanjikan kepada pengusaha-pengusaha lokal yang invest di hotel, restoran, segala macam. Itulah kenapa mereka buat event dan mereka willing untuk membayar dua kali lipat eksklusif non-Indonesia.
Tak Ada Support dari Pemerintah
Jadi, apa saja yang bikin MU menolak main di Indonesia?
Untuk MU, saya bid untuk dua (pertandingan). MU kan keadaan uang kurang bagus ya, dan dikasih target sama pemiliknya besar. Jadi, mereka dua match off season, ini kan jarang-jarang sebenarnya off season langsung tur itu jarang-jarang. Baru pada Barcelona, dua-tiga tahun belakangan sama juga, kurang duit mereka.
Nah, ini MU melakukan hal yang sama, mereka butuh dua event. Saya nge-bid dua event dengan harga yang kurang lebih sama lah, harganya kurang lebih sama. Padahal, kalau mereka ke Jakarta, enggak perlu repot travelling dua kali, enggak perlu ke KL terus ke Hongkong. Mereka cuma stay di sini saja, main dua game, satu di JIS, satu di GBK, tapi mereka enggak mau, mereka lebih milih ke Hongkong, Singapura.
Masalah fans, mereka pikir gampangnya saja. Fans-fans gue yang punya duit, yang punya daya beli, yang bakal beli jersey gue, bakal datang juga kok ke Singapura. Yang enggak punya uang ya enggak apa-apa, mereka bisa nonton di tv kan, kayak biasanya, memang pasarnya begitu karena pada dasarnya orang berdagang nyari pembeli.
Promotor sudah melakukan apa aja untuk meyakinkan klub?
Promotor itu enggak mungkin punya kemampuan untuk menaikkan nama Jakarta lebih tinggi dari Singapura. Itu satu. Terus masalah kepastian hukum, perizinan, itu di luar kapasitas kami juga. Masalah macet jadi salah satu yang mereka tulis (alasannya) kenapa mereka menolak. Sebenarnya kalau masalah macet itu teknis (yang bisa diatasi). Mereka itu benar-benar enggak mau macet sama sekali.
Tapi, ya jika bicara masalah investasi atau fee dari pemerintah yang bisa ngebantu lebih besar, itu hal yang sulit karena kan kalau kami di sini independent. Enggak ada support dari pemerintah. Kami harus mengejar bagaimana caranya balik modal. Kan ada juga beberapa promotor musik atau sport di Indonesia, yang bertahan enggak banyak. Enggak mau kita mendatangkan klub buat cari nama setelah itu bangkrut.
Seberapa besar pengaruh media sosial dan daya beli orang Indonesia?
Pada 2013-an klub Eropa memasukkan Indonesia ke radar karena jumlah fans mereka di facebook, tetapi setelah tiga tahun kemudian mereka lihat sales merch mereka minim sekali.
Mereka bingung karena internet saat itu di luar negeri adalah barang yang dipakai oleh minimal kelas menengah. Di Indonesia, beli handphone gratis FB.
Itu juga jadi satu faktor pertimbangan mereka, jadi meningkatkan daya beli masyarakat kita juga harus jadi salah satu tanggung jawab pemerintah.
Pemerintah juga harus hadir selain untuk memudah perizinan, segala macam. Itu teknis. Mereka juga harus hadir untuk meningkatkan daya beli masyarakat di Indonesia.
Karena balik lagi hubungan dengan ekonomi dan investasi tadi, kalau daya belinya rendah, negara mana mas yang mau investasi ke sini? Investasi kan tujuannya balik modal. Minimal balik modal dulu. Nah, ini sekarang bagaimana caranya mereka mau balik modal? Investasi banyak-banyak, tapi ternyata masyarakatnya enggak punya daya beli.
Swasta dan Pemerintah Harus Sinergis
Indonesia kurang daya tarik?
Faktornya banyak banget. Dari segi brand, Indonesia masih ketinggalan, masih dicap negara berkembang, negara bagian ketiga. Singapura? Negara kaya, negara paling mahal sedunia. Kita masih ketinggalan. Satu, klubnya juga pasti akan pilih 'perform' di negara maju.
Kitanya juga kurang support dari pemerintah. Pengalaman saya, untuk mengurus izin, birokrasi, semua segala macam enggak mudah, Itu saya rasa bukan event saja ya. Mau urus KTP, SIM, dan lain-lain.
MU mempermasalahkan macet, masalah izin yang enggak jelas, karena mereka tahu, ribet di sini. Izin kita mau buat acara, baru keluar sebulan sebelum event. Jadi, terlalu banyak faktor. Tapi, setiap tahun, dari tahun 2017, selalu saya nge-bid enggak pernah sekalipun menang.
Dulu sempat ada tragedi bom, imbasnya sampai sekarang?
Bomnya kan 2008. Sejak 2011 sampai 2015 tetap ada, banyak banget malah. Juventus, Chelsea, Liverpool, Arsenal, Ajax, Sevilla, Hamburg, AS Roma, banyak. Saya lihat Espanyol datang juga.
Bahkan tahun lalu Atletico Madrid hampir mau datang. Sudah oke, kami sudah sign kontrak segala macam, tapi last minute ada Piala Presiden, lawan buat mereka enggak ada, akhirnya enggak jadi juga. Balik lagi, apakah Atletico Madrid tier 1? Enggak juga. Jadi banyak faktor yang menurut saya imbasnya adalah kerugian buat negara.
Kondisi keuangan Indonesia yang belum stabil, apakah itu bikin kita susah mendatangkan klub Eropa?
Saya jawab simpel ya. Masalah ekonomi, contoh, kalau ada klub datang ke Singapura misalnya, otomatis kan nama Singapura tuh makin naik. Pemberitaan di media, di mana-nama, di seluruh dunia. Akhirnya orang mau melakukan investasi. Kan itu bagian dari promosi.
Contoh, banyak klub bola yang misalnya datang ke Jakarta, investor-investor asing yang mau investasi ke Indonesia pun jadi lebih nyaman. Nah, di Singapura, pemerintahnya support karena mereka mikirnya enggak masalah keluar modal. Enggak mungkin orang datang ke Singapura enggak belanja misalnya, enggak mungkin enggak makan, transportasi umum segala macam. Hotel pasti penuh.
Karena semakin tahu tentang Indonesia, investasi makin nyaman, akhirnya orang mau investasi. Kalau iklannya cuma kayak Visit Indonesia, Wonderful Indonesia, ke Indonesia mau ngapain? Tapi, kalau iklannya kita kemas secara kreatif, itu bagian dari iklan.
Promosi kayak Barcelona ke Amerika, mereka ke Miami, mereka main ke Sea World-nya, itu kan bagian dari promosi, itu yang memberikan rasa. Benefitnya adalah mempromosikan negara.
Mendatangkan klub Eropa = promosi investasi?
Betul. Ini adalah bagian dari promosi untuk investasi. Itulah hal pertama yang harus dilakukan selain tentunya berbenah di internal ya. Layaknya buka restoran, seenak apa pun makanannya, kalau enggak ada promosi ya enggak ada yang tahu. Menghidupkan Michael Jackson ke dunia pun, kalau enggak ada yang datang, enggak ada yang tahu.
bola:strip_icc()/kly-media-production/medias/5374238/original/008561100_1759887956-Logo_Timnas_Indonesia_2025.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1304107/original/025769200_1470039203-Persib.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5386676/original/005834800_1761019701-PSSI.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1291653/original/090955100_1468858677-Persija.jpg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/2953988/original/075593900_1572429877-WhatsApp_Image_2019-10-30_at_16.58.48.jpeg)
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,565,20,0)/kly-media-production/medias/4472778/original/034023500_1687184922-033A5753.JPG)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/937003/original/005526700_1437898954-AS_ROMA_25715__5_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1298894/original/055548700_1469532045-_20160726NH_Indon_vs_Uruguay-nickhano_03.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5412362/original/085156000_1763089671-500x656_-_Timnas_Indonesia__2_.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5235017/original/001632400_1748408593-John_Heitinga_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434302/original/087796300_1764921997-Year_in_Search__3_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434697/original/058062200_1764947352-InShot_20251205_220128688.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434692/original/015443200_1764947191-InShot_20251205_220050034.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5384984/original/028544700_1760861336-InShot_20251019_150557495.jpg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/4364833/original/028158800_1679290089-20032023BL_Rapat_Komisi_X_Membahas_Pemberian_Kewarga_Negaraan_Republik_Indonesia_Kepada_Justin_Hubner__Ivar_Jenner__Rafael_Struick_4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432624/original/029667000_1764817645-InShot_20251204_100212517.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5433559/original/091176500_1764850194-THA_VS_IDN.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413940/original/045691500_1763215810-20251115IQ_Timnas_Indonesia_U-22_vs_Mali-13.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5367370/original/044878300_1759313524-1000221955.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429806/original/077058700_1764645011-000_32RQ8CG.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5235017/original/001632400_1748408593-John_Heitinga_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434302/original/087796300_1764921997-Year_in_Search__3_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434697/original/058062200_1764947352-InShot_20251205_220128688.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434692/original/015443200_1764947191-InShot_20251205_220050034.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5384984/original/028544700_1760861336-InShot_20251019_150557495.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3125436/original/038899300_1589262336-000_Par1798055.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2846276/original/004657700_1562395253-000_DV1919377.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5422489/original/076720900_1763987703-arsenal_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5348204/original/059600100_1757792604-AP25256649046925.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5303272/original/095192100_1754056626-20250801_171001.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5263006/original/045740900_1750760671-bale.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5431618/original/049699300_1764743111-ATK_Bolanet_BRI_SUPER_LEAGUE_BIG_MATCH__5_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434727/original/081673300_1764951238-1000099810.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417976/original/049724300_1763555921-InShot_20251119_193350409.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434664/original/072967600_1764940850-Borneo_FC.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5358348/original/071559900_1758603219-fabio_l.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5083118/original/020267900_1736237221-20250107-Diskon_Tarif_Lstrik-HER_1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/thumbnails/5216547/original/087226100_1746977085-voli-e3f228.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5214047/original/099114000_1746709930-Grand_Final_PROLIGA_PLN.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5201761/original/052430600_1745832872-WhatsApp_Image_2025-04-28_at_15.06.14.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5084947/original/041382900_1736372756-logo_proliga.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4890375/original/005197100_1720795966-Electric.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3566664/original/083504600_1631184666-Premier_League_-_Leeds_United_Vs_Liverpool.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432080/original/069855100_1764755530-ATK_Bolanet_EPL_2026_Aston_Villa_vs_Arsenal.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5092563/original/055154500_1736776305-Liga_Inggris_-_Chelsea_Vs_Bournemouth_copy.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5160406/original/068910200_1741813353-000_37236MM.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432455/original/062086500_1764796735-Leeds_United_Jaka_Bijol_chelsea.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432458/original/008455400_1764797305-Sunderland_Granit_Xhaka_Liverpool_Alexander_Isak.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5433998/original/056733900_1764908831-VOLI.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434414/original/039571400_1764926802-SEA_GAMES_1021.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434212/original/019039500_1764918883-EPL_STIKER.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/thumbnails/5433554/original/093226600_1764849749-5-pemain-debut-piala-dunia-da3dd4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/thumbnails/5430951/original/007364100_1764681435-xabi-alonso-terancam-50b696.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429467/original/000888200_1764587720-JOHN_HERDMAN.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432498/original/096840800_1764809689-000_86ZR3GU.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5429806/original/077058700_1764645011-000_32RQ8CG.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432512/original/014970100_1764810827-AP25337698801538.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434401/original/060507400_1764926748-20251205_Pengukuhan_Kontingen_SEA_Games_2025_Thailand-04.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432724/original/083241100_1764821781-AP25337713644646.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5431146/original/091296700_1764728936-Barcelona_vs_Atletico_Madrid_-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434631/original/080864300_1764936738-Bupati_Aceh_Selatan.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434698/original/075693800_1764947628-1000017326__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5432140/original/085176600_1764758142-IMG_4244.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434742/original/054463500_1764955336-IMG_5366.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5434459/original/034032800_1764928015-Bupati_aceh_selatan_mirwan.png)