Bola.com, Jakarta - Sejumlah pemain Timnas Indonesia yang berkarier di kawasan Asia-Australia mengukir performa yang beragam bersama klubnya. Beberapa nama mampu tampil konsisten, sedangkan lainnya harus berjuang mendapatkan kepercayaan.
Kompetisi di kawasan Asia-Australia menjadi pilihan bagi para pemain Timnas Indonesia untuk mendapatkan pengalaman berharga. Bagi amunisi lokal, berkarier di luar negeri menjadi jalan untuk terus mencari tantangan dan jam terbang.
Baca Juga
Ole Romeny Sempat Bingung dan Penasaran ketika Dijuluki Sebagai Pemain Skena oleh Suporter Timnas Indonesia: Lucu
Bangganya Sang Pelatih Meski Timnas Futsal Indonesia Putri Terhenti di Perempat Final Piala Asia Fustal Wanita 2025
Cerita Ole Romeny tentang Lagu Garam dan Madu serta Terpukau dengan Jakarta: Gedung-Gedungnya Tinggi, Kayak di Film
Advertisement
Sementara itu, bagi pemain-pemain diaspora yang berasal dari Eropa, kompetisi ini merupakan alternatif mengingat mereka sudah sulit bersaing di Benua Biru. Itulah sebabnya, mereka mencari peruntungan baru di kawasan ini.
Sayangnya, tak semua pemain abroad Timnas Indonesia yang berkarier di Asia maupun Australia bisa mendapatkan kesempatan yang sesuai harapan. Ada yang masih belum tampil reguler karena kalah bersaing. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jordi Amat
Memasuki musim keduanya bersama Johor Darul Takzim (JDT) di Liga Super Malaysia, Jordi Amat perlahan-lahan kehilangan tempat. Padahal, sebetulnya dia bisa mengawalinya dengan baik saat gabung pada Juli 2022 lalu.
Musim ini, posisi Jordi Amat mulai tergusur. Meskipun dia mendapatkan kepercayaan sebagai kapten, Jordi sudah tak bermain reguler seperti musim-musim sebelumnya di skuad Harimau Selatan.
Ya, dia memang bisa tampil 15 kali dengan kontribusi dua gol dan satu assist di kompetisi domestik. Namun, dia bukan pilihan utama saat JDT menghadapi AFC Champions League Elite (ACLE). Jordi hanya bermain empat kali, dan lebih banyak absen.
Â
Advertisement
Pratama Arhan
Keputusan Pratama Arhan untuk meninggalkan Liga Jepang dan bergabung bersama Bangkok United di Liga Thailand menjadi salah satu keputusan terbaiknya. Perlahan-lahan dia bisa kembali mengukir menit bermain.
Bersama Bangkok United, dia kini sudah mengukir total 14 kali penampilan dengan kontribusi sebanyak empat assist. Penampilan terbanyaknya tersaji di ajang Thai League 1 dengan catatan10 kali penampilan.
Yang lebih istimewa, Arhan juga merasakan kesempatan bermain di ajang AFC Champions League Two (ACL2) musim ini. Dia sukses bermain dua kali. Sayangnya, langkah Bangkok United kandas pada 16 besar.
Â
Sandy Walsh
Performa Sandy Walsh setelah meninggalkan KV Mechelen untuk bergabung bersama klub Liga Jepang, Yokohama F. Marinos, masih belum stabil. Sandy belum dapat kesempatan bermain reguler sesuai harapan.
Sejauh ini, dia baru mengukir lima kali penampilan di ajang J1 League. Adapun dia ajang AFC Champions League Elite (ACLE), Sandy baru bermain tiga kali sebagai starter. Dia juga bisa menyumbang satu assist pada babak ini.
Sayangnya, Sandy sudah absen pada empat pertandingan terakhir Yokohama F. Marinos di ajang J1 League. Belum diketahui alasan absennya pemain berusia 30 tahun tersebut.
Â
Advertisement
Asnawi Mangkualam
Asnawi Mangkualam barangkali menjadi satu-satunya pemain Timnas Indonesia di kawasan Asia yang punya performa oke. Sebab, dia sukses mendapatkan tempat utama bersama klub Liga Thailand, Port FC.
Sejak bergabung pada musim lalu, Asnawi kini sudah jadi andalan utama. Dia sukses mencatatkan total 36 penampilan di semua ajang. Yang terbanyak tentu di kompetisi domestik dengan 27 penampilan dengan kontribusi satu gol serta satu assist.
Tak hanya itu, Asnawi juga merasakan berbagai panggung seperti Thai League Cup, Thai FA Cup, hingga AFC Champions League Two (ACL2). Di ajang yang disebut terakhir, dia mengukir enam penampilan hingga fase 16 besar.
Â
Rafael Struick
Rafael Struick jadi pemain Timnas Indonesia yang nasibnya paling merana di kawasan Asia-Australia. Perpindahannya menuju klub Liga Australia, Brisbane Roar, tidak berjalan mulus sesuai harapan.
Menit bermain yang didapatkan Rafael Struick cenderung terbatas. Sejak bergabung di klub asal Negeri Kanguru itu, dia hanya bisa mengukir 10 penampilan dengan durasi yang mencapai 239 menit.
Rafael memang bisa menyumbang satu gol. Akan tetapi, pada empat pertandingan terakhir namanya absen. Bahkan, dia tak dibawa ketika Brisbane Roar menghadapi tiga laga pamungkas, yakni kontra Auckland FC (pekan ke-24), Macarthur (pekan ke-25), dan Melbourne City (pekan ke-26).
Advertisement