Sukses


    N'Golo Kante, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

    Jakarta Pemain terbaik Piala Dunia 2018 Rusia tidak mencetak gol, tidak membuat assist. Dia tidak begitu menonjol, tidak membuat penyelamatan gemilang seperti kiper tangguh. Dia menerima satu kartu kuning dan hanya itu, namanya tak bisa ditemukan di daftar pencetak gol.

    Dia adalah N'Golo Kante, gelandang Prancis yang berperan penting dari keberhasilan Les Bleus meraih gelar juara dunia. Dia pun sebenarnya layak mendapatkan Golden Ball.

    Malangnya, peran yang dimainkan Kante memang membuatnya tak menonjol. Dia skuat Prancis ada Kylian Mbappe, pemain muda 19 tahun yang mencuri perhatian, siap menaklukkan dunia. Juga ada Paul Pogba, bermain di samping Kante, gaya rambut sempurna Pogba selalu mencuri perhatian, pun demikian umpan terobosan indahnya.

    Lalu, ada Kante. Dia cukup pendek, kecil. Bermain dengan senyap. Jika tidak dicari, penonton tak akan bisa menemukan Kante dengan mudah. Namun hal yang berbeda dialami para lawan Kante di lapangan, yang jelas frustrasi.

    Mengamati peran Kante memang tidak mudah. Penonton harus melihat tayangan ulang beberapa kali. Bagaimana Kante yang awalnya di depan kotak penalti bisa sampai ke tengah lapanga hanya dalam tiga detik? Tunggu, bagaimana bisa dua detik kemudian dia sudah ada di sayap kiri?

    Kante bisa ada di mana-mana, dia bisa menjelajah ruang yang harusnya ditutup tiga pemain, dia bisa melakukan tugas dua orang gelandang sekaligus. Kante memang ada di mana-mana. Bahkan Paul Pogba sendiri heran dengan kemampuan Kante.

    Statistik Opta mencatat Kante berhasil merebut bola sebanyak 61 kali, terbanyak di Piala Dunia. Dia jelas kuat berlari. Namun kekuatan Kante bukan hanya kecepatannya, melainkan kemampuan alaminya yang bisa memahami bagaimana pergerakan bola. Kante bisa membaca arah permainan.

    Kemampuan ini membuat Kante bisa mengantisipasi serangan-serangan lawan. Tebukti, Prancis tak pernah kebobolan melalui serangan balik selama Piala Dunia. Bahkan serangan balik Belgia yang mematikan pun tak manjur melawan Kante.

    Kante bukan hanya pemain yang menutup pergerakan lawan, kemampuan mengumpannya juga luar biasa. Di semifinal melawan Belgia, akurasi umpan Kante mencapai 91 persen, di seluruh kompetisi, akurasi umpan kante mencapai 89,6 persen.

    Itu ditambah dengan rerata 3,2 intersep dan 2,3 tekel sukses per pertandingan. Kante memang tak pernah lelah, dia tak mudah dilewati.

    Masih teringat jelas komentar Gary Lineker beberapa waktu lalu, saat Kante membantu Leicester City menjuarai Premier League.

    "Jika planet bumi terancam hujan asteroid, saya cukup yakin Kante akan mengintersepnya."

    Karenanya sangat masuk akal jika para pemain Prancis memuji Kante habis-habisan. Mereka bahkan menyanyikan lagu "Kante" yang unik. Sang pemain, yang namanya disebut-sebut, hanya bisa tersenyum lebar. Kante memang pemalu.

    Sederhananya demikian: Kante sama pentingnya dengan Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Paul Pogba, dan rekan setimnya mengetahui ini dengan jelas.

    Kante memang belum lama dikenal dunia. Dia baru muncul saat Leicester menjuarai Premier League tiga musim lalu. Sejak itu, dia sudah mengoleksi dua gelar juara Premier League, satu FA Cup, dan satu trofi Piala Dunia,

    Mudah-mudahan, dengan banyaknya pujian pemain Prancis terhadap Kante ini, dunia sepak bola mulai mengenal Kante, gelandang terbaik di dunia tanpa tanda jasa.

    Kante yang rendah hati. (opta/dre)

     

    Sumber: Bola.net

    Video Populer

    Foto Populer