Sukses


Arti Logika beserta Dasar, Macam, dan Fungsinya

Bola.com, Jakarta - Logika adalah cabang filsafat yang praktis, artinya berpikir dengan logika dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani.

Dalam bahasa Yunani kuno (logos), logika memiliki arti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), logika adalah jalan pikiran yang masuk akal. Dalam KBBI, makna lainnya dari logika adalah pengetahuan tentang kaidah berpikir.

Sebagai ilmu, logika adalah sebuah ilmu pengetahuan yang objek materialnya adalah berpikir dengan penalaran. Sementara, objek formal logika adalah penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.

Agar lebih paham lagi, berikut penjelasan lanjutan tentang logika, disadur dari Liputan6, Rabu (1/2/2023).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Dasar-Dasar Logika

Inti dari logika adalah konsep bentuk logis. Konsep bentuk logis ini menyatakan bahwa validitas sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya.

Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis).

Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni penalaran deduktif dan penalaran induktif.

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif atau sering juga disebut logika deduktif, adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.

Ciri-ciri penalaran deduktif ini di antaranya adalah:

  • Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar.
  • Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.

Contoh argumen deduktif:

  • Setiap mamalia punya sebuah jantung
  • Semua kuda adalah mamalia
  • Setiap kuda punya sebuah jantung

Penalaran Induktif

Penalaran induktif atau sering juga disebut logika induktif, adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Ciri-ciri penalaran induktif ini di antaranya adalah:

  • Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tetapi tak pasti benar.
  • Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Contoh argumen induktif:

  • Kuda Sumba punya sebuah jantung
  • Kuda Australia punya sebuah jantung
  • Kuda Amerika punya sebuah jantung
  • Kuda Inggris punya sebuah jantung
  • Setiap kuda punya sebuah jantung
3 dari 4 halaman

Macam-Macam Logika

Macam-macam logika perlu kamu pahami dalam mempelajarinya. Jenis logika adalah sebagai berikut:

Logika alamiah

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subjektif.

Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir. Logika ini bisa dipelajari dengan memberi contoh penerapan dalam kehidupan nyata.

Logika ilmiah

Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran.

Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah, dan lebih aman.

Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.

4 dari 4 halaman

Fungsi Logika

Fungsi atau kegunaan logika adalah sebagai berikut:

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren.

2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.

3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.

4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis

5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan, serta kesesatan.

6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

7. Terhindar dari klenik, tahayul, atau kepercayaan turun-temurun (bahasa Jawa: gugon-tuhon)

8. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus, metodis, dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.

 

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis: Husnul Abdi, Editor: Nanang Fahrudin. Published: 2/7/2021)

Yuk, baca artikel edukasi lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Video Populer

Foto Populer