Inside Story: Mengembalikan Kejayaan Bulutangkis Indonesia

oleh Vitalis Yogi Trisna diperbarui 23 Jun 2017, 15:35 WIB
Inside Story: Mengembalikan Kejayaan Bulutangkis Indonesia. (Bola.com/Design: Adreanus Titus, Foto: Vitalis Yogi Trisna, M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Pada akhirnya, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir jualah yang berbicara. Peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro itu kiranya telah menyelamatkan "muka" Indonesia pada ajang BCA Indonesia Open Super Series Premium 2017.

Advertisement

Kegagalan total di ajang Piala Sudirman 2017 membuat PBSI sadar diri. Target pun diusung tidak tinggi. Dari beberapa nomor cabang, hanya pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya/Marcus Gideon, yang menjadi harapan menuai prestasi.

Meski demikian, sebelum turnamen berlangsung, para pebulutangkis terbaik Indonesia tetap menunjukkan antusiasme besar. Peluh keringat, ayunan raket, hingga gerak lincah kaki, seraya memperlihatkan kerja keras mereka mencari secercah harapan mengembalikan kejayaan di hadapan Ibu Pertiwi.

Dalam tujuh tahun terakhir, prestasi pebulutangkis di ajang Indonesia Open memang bisa dihitung dengan jari. Catatan ini memang sangat kontras apabila dibandingkan prestasi pada 1983, 1996, 1997, dan 2001, ketika tim merah putih mampu membuat lawan-lawan mereka "mati kutu". 

Parahnya lagi, selama tiga tahun terakhir, tidak ada satupun gelar diraih Indonesia. Kegagalan ini sejatinya sempat menaungi pikiran seluruh pecinta bulutangkis Indonesia saat turnamen tahun ini berlangsung. Penyebabnya hasil negatif kembali terjadi di seluruh sektor, termasuk ganda putra yang menjadi andalan utama. 

Akan tetapi, kecemasan itu sirna, begitu Tontowi Ahmad melemparkan raket ke atas, sedangkan Liliyana Natsir mengepalkan tangan di pinggir lapangan. Keduanya berteriak riang gembira. Indonesia menang dua set langsung atas China. Indonesia boleh sedikit lega, namun pekerjaan rumah tetaplah
ada. 

Bayangkan, jika bukan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang menang? Sampai kapan Indonesia tertunduk lesu di podium kekalahan? Oleh karenanya, semoga keberhasilan Owi/Butet dapat menjadi semangat para pebulutangkis lainnya mengembalikkan kejayaan Indonesia. 

Semoga...

Para pebulutangkis Indonesia melakukan persiapan jelang Indonesia Open 2017 di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Selasa (6/6/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Sejumlah raket rusak milik pebulutangkis Indonesia yang digunakan saat persiapan jelang Indonesia Open 2017 di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Selasa (6/6/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pebulutangkis ganda putra Indonesia, Ricky Karanda, melepas lelah saat latihan jelang Indonesia Open 2017 di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Kamis (8/6/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto, kalah pada babak pertama Indonesia Open di JCC Jakarta, Selasa (13/6/2017). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Pebulutangkis ganda putri Indonesia, Ni Ketut Mahadewi, kalah pada babak semifinal Indonesia Open di JCC Jakarta, Sabtu (17/6/2017). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)
Pebulutangkis ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, kalah pada babak semifinal Indonesia Open di JCC Jakarta, Sabtu (17/6/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)
Pebulutangkis ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, kalah pada babak pertama Indonesia Open di JCC Jakarta, Rabu(14/6/2017). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, saat berlaga pada partai final Indonesia Open di JCC Jakarta, Minggu (18/6/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)
Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, berhasil menjadi juara Indonesia Open di JCC Jakarta, Minggu (18/6/2017). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)