Nilmaizar Menanggapi Sanksi Komdis PSSI

oleh Arya Sikumbang diperbarui 01 Okt 2017, 18:45 WIB
Pelatih Semen Padang, Nil Maizar, menanggapi sanksi Komdis PSSI yang diterimanya. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Makassar - Pelatih Semen Padang, Nilmaizar, menanggapi sanksi yang dijatuhkan Komdis PSSI pada dirinya saat pertandingan menghadapi Persiba Balikpapan, Kamis (21/9/2017).

Nilmaizar dinilai menampilkan ekspresi berlebihan dengan gesture yang tidak menyenangkan saat pertandingan itu sehingga didenda Rp 20 juta. Aksi dengan menunjuk dahi itu merupakan bentuk protesi terhadap kepemimpinan wasit.

"Saya heran, itu aturan dan regulasi dari mana? Kalau saya bersalah, panggil saya. Kami diskusi dengan wasit. Hingga saat ini, saya tidak pernah menistakan wasit. Namun, mengapa saya disanksi 20 juta? Ada apa ini?" ujar Nilmaizar, Minggu (1/10/2017) di Makassar.

Advertisement

Pelatih asal Payakumbuh menegaskan, siapa saja pelatihnya tentu akan melakukan protes dengan kinerja wasit yang tidak maksimal. Hal itu pula yang menyulut Nil melakukan gesture yang malah dinilai menistakan wasit.

"Ketika bola tidak offside namun dinyatakan offside, tentu kami protes. Itu kan peraturan nomor 11. Secara manusiawi, saya jelas kecewa. Saya tahu aturan. Untuk itu, ke depan jangan sampai wasit timpang dalam memutuskan apa itu offside sehingga di tim A dilakukan sementara di tim B tidak. Ini kan aneh. Makanya, seharusnya saya dipanggil dengan wasit, sehingga ada kejelasannya," tutur Nil.

Nil menegaskan jika nantinya PSSI memanggilnya menyangkut sanksi yang dijatuhkan, ia mengaku siap datang. "Jangan pelatih saja yang disanksi, sementara wasit yang tidak benar dalam memimpin dibiarkan saja," tambahnya.

Pelatih 47 tahun itu tak habis pikir dengan keputusan sepihak dari PSSI. Ia mengatakan menerima sanksi jika dirinya menyebut dan menuding wasit seusai pertandingan. Namun, justru Nil diam dan tidak menyebut kepemimpinan wasit buruk kepada wartawan saat sesi keterangan pers.

"Jika saya mengomentari wasit, tentu bisa disimpulkan saya melakukan aksi melalui ekspresi. Tentu lucu, dirugikan wasit pelatih hanya diam. Bayangkan saja, ketika wasit merugikan sebuah klub, pelatihnya hanya diam tanpa berani protes. Sepak bola macam apa itu," cetus Nilmaizar.