Terapkan Standar Minimum Gaji, IBL Ingin Tak Ada Lagi Pebasket Dibayar Rp 1,7 Juta

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 08 Jun 2018, 14:30 WIB
IBL berencana menetapkan batas minimum gaji pemain basket yang akan bermain di musim 2018-2019. (dok.IBL)

Bola.com, Jakarta - Direktur Indonesian Basketball League (IBL), Hasan Gozali, mengatakan pihaknya bertekad menerapkan batas minimum gaji untuk pemain lokal yang bermain musim ini. Dia mengungkapkan masih ada klub yang membayar pemainnya dengan tidak layak.

Advertisement

Keinginan tersebut dilakukan karena jomplangnya nilai gaji pemain lokal dengan pemain asing. Seperti diketahui, musim depan IBL akan menaikkan batas gaji (salary cap) untuk pemain asing menjadi 5 ribu dolar (setara Rp 69,6 juta).

Adapun musim lalu, masih ada pemain dari klub peserta IBL seperti Satya Wacana Salatiga dan Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja yang dibayar setara UMR (Upah Minimum Regional). Jumlahnya pun sangat miris karena tak sampai Rp 2 juta.

"Kami akan berusaha menetapkan upah minimum untuk pemain lokal di IBL. Selama ini kan bayaran mereka ya UMR (Upah Minimum Regional). Nah, untuk klub yang di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu Rp 1,7 juta," kata Hasan Gozali kepada wartawan dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Kamis (7/6/2018).

Kendala penetapan standar gaji pebasket IBL terletak pada kekuatan finansial klub yang berbeda-beda. Namun, Hasan Gozali berharap bisa mendapatkan jalan keluar demi peningkatan taraf hidup pebasket Tanah Air.

"Mereka kan atlet, masa hampir sama dengan pekerja pabrik? Mungkin akan sulit karena kekuatan finansial setiap tim kan berbeda-beda. Akan tetapi, semoga bisa diterapkan mulai IBL 2018-2019," ucap Hasan Gozali.

Berita Terkait