Greysia / Apriyani Dituntut Beradaptasi dengan Pola Main Baru

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 16 Des 2018, 20:55 WIB
Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bola.com, Jakarta - Ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, gagal lolos ke semifinal BWF World Tour Finals 2018. Pelatih ganda putri pelatnas, Eng Hiang, mengatakan hasil tersebut tak lepas dari perubahan pola main yang diterapkan Greysia/Apriyani. 

Pasangan ranking empat dunia tersebut terhenti di penyisihan grup A setelah menelan tiga kekalahan dari Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang), Chen Qingchen/Jia Yifan (China), dan Du Yue/Li Yinhui (China).

Advertisement

Eng Hian menilai faktor nonteknis cukup memengaruhi performa Greysia/Apriyani pada BWF World Tour Finals 2018. 

"Pertama, saya lihat ada tekanan dari awal turnamen, ini pengalaman pertama buat Apri. Dia belum pernah menjalani turnamen dengan sistem round robin yang isinya pemain top semua, yang biasanya baru mereka hadapi di perempat final," kata Eng Hian, seperti dilansir situs PBSI, Minggu (16/12/2018). 

"Kali ini di pertandingan pertama sudah harus berhadapan dengan pemain top. Buat Apri, ada tekanan, kalau kalah bagaimana ini? Hal ini sangat memengaruhi performa Apri dan partnernya juga. Kemampuan Apri tidak bisa keluar semua. Inilah hal utama yang saya evaluasi," imbuh Eng Hian. 

Eng Hiang mengatakan sebelum berangkat ke turnamen tutup tahun tersebut, Greysia/Apriyani diubah pola permainannya. Keputusan itu diambil setelah pelatih mengevaluasi penampilan mereka di Hong Kong Terbuka 2018. 

"Ada beberapa poin yang harus ditambah, ada yang harus diperbaiki lagi. Ternyata ini berpengaruh pada penampilan mereka di turnamen ini. Mereka masih belum nyaman dengan perubahan ini. Kalau tidak mencoba, hasilnya selama ini tidak maksimal. Mau coba, tapi kok masih tidak nyaman? Mereka kesulitan sendiri, ini sudah kami diskusikan," kata Eng Hiang tentang adaptasi permainan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.  

 

 

 

2 dari 2 halaman

Berani Mencoba

Meski masih kagok, Greysia/Apriyani kemungkinan akan diminta melanjutkan adaptasi pola permainan baru tersebut. 

"Menurut saya, harus dilanjutkan. Tergantung seberapa berani mereka terus mencoba, mempraktikkan, karena dengan pola lama, hasilnya seperti itu. PR (pekerjaan rumah) Greysia/Apri itu, harus berani mencoba, kalau membuat evaluasi, itu tugas saya. Greysia/Apriyani juga harus bisa mengakali berbagai kondisi shuttlecock yang dipakai di pertandingan," imbuh Eng Hian. 

Sang pelatih mengatakan saat sesi latihan, permainan Greysia/Apriyani dengan menggunakan pola main baru itu sudah menjanjikan. Dukungan positif bahkan datang dari pelatih ganda campuran. Sayangnya, apa yang ditampilkan saat turnamen tak maksimal saat diterapkan pada pertandingan sesungguhnya.  

"Tapi kalau di turnamen, ada tekanan, ada rasa tidak mau kalah, beban mental dan lain sebagainya. Jadi saya memahami penampilan mereka. Efeknya sampai tidak tahu apa yang harus diperbuat di lapangan, tapi saya tahu mereka tidak mau kalah," ungkap Eng Hian. 

"Pola ini masih akan tetap dipakai, harus coba terapkan di pertandingan. Kami akan evaluasi lagi, bukan berarti dengan pola ini mereka seratus persen akan mulus. Tapi kalau tidak berani aplikasikan, bagaimana saya mau evaluasi? Dengan pola lama kan tidak berhasil, maka kita harus cari metode-metode baru," tegas dia. 

Berita Terkait