Sugiantoro Ingin Persebaya Meladeni Arema dengan Ngeyel, Ngosek, dan Wani

oleh Aditya Wany diperbarui 13 Agu 2019, 18:00 WIB
Sugiantoro menjalani hari perdana sebagai pelatih caretaker Persebaya dengan memimpin latihan di Lapangan Polda Jatim (12/8/2019). (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Surabaya - Sugiantoro yang ditunjuk sebagai pelatih sementara Persebaya langsung mendapat tantangan berat. Dia harus menemani Bajul Ijo menjalani laga bertajuk Derbi Jatim kontra Arema dalam pekan ke-14 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Kamis (15/8/2019).

Duel ini menjadi pertarungan harga diri bagi suporter di dua kota terbesar di Jawa Timur, yaitu Surabaya dan Malang. Pelatih berusia 42 tahun itu ingin mengembalikan gaya permainan yang menjadi karakter Persebaya, yaitu ngeyel, ngosek, dan wani.

Advertisement

"Nama Persebaya dan Surabaya dipertaruhkan di sana. Rivalitas Jawa Timur itu sangat penting, khususnya buat tim. Bahkan banyak aspek, termasuk Bonek (suporter) juga dipertaruhkan di pertandingan tersebut," kata Bejo.

Saat Persebaya kembali naik ke kasta tertinggi sejak musim lalu, kedua tim sudah berjumpa empat kali. Dalam Liga 1 2018, kedua tim saling mengalahkan dengan skor 1-0 di kandang masing-masing.

Persebaya dan Arema kembali bertemu di final Piala Presiden 2019. Di leg pertama, Persebaya ditahan 2-2 pada 9 April. Leg kedua, 12 April, berakhir kemenangan 2-0 untuk Arema di hadapan pendukung sendiri sekaligus mengunci gelar juara.

"Kompetisi tetap berjalan, tapi laga ini menjadi rivalitas bagi semua warga Surabaya. Harga diri mereka pasti terlecut untuk memberikan yang terbaik. Sumbangsih saya sebagai caretaker melawan Arema," ucap legenda hidup Persebaya tersebut.

2 dari 2 halaman

Pembuktian Pemain

Asisten pelatih Persebaya Surabaya, Bejo Sugiantoro, memberikan keterangan usai melawan Perseru Serui pada laga Piala Presiden 2019 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (2/3). Persebaya menang 3-2 atas Perseru. (Bola.com/Yoppy Renato)

Bejo menegaskan laga ini menjadi pembuktian kepada pemain Persebaya untuk bangkit dan menunjukkan performa terbaik. Pria kelahiran Sidoarjo itu bahkan menyebut Derbi Jatim menjadi titik untuk melihat kelayakan pemain Persebaya.

"Dengan bantuan teman-teman (pemain Persebaya) semua, saya akan memaksimalkan di lapangan. Harga diri akan dipertaruhkan apakah akan lanjut atau tidak bersama tim. Itu akan membuktikan bahwa mereka tetap layak atau tidak di tim ini," imbuhnya.