Pesona Pemain Asal Eropa di PSM: Wiljan Pluim Paling Moncer

oleh Abdi Satria diperbarui 25 Apr 2020, 14:45 WIB
PSM Makassar - Wiljan Pluim (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Makassar - Sebanyak 14 pemain asal Benua Eropa pernah berkostum PSM Makassar di Liga Indonesia dan Liga Prima Indonesia. Tapi, tak banyak yang bersinar bersama Juku Eja.

Padahal mereka datang ke Indonesia dengan status pernah bermain di liga elite Eropa. Faktor adaptasi cuaca, budaya dan atmosfer pertandingan di kompetisi Tanah Air jadi kendala mereka tampil kurang optimal.

Advertisement

Sebanyak 14 pemain itu adalah Josef Nesvacil, Michael Jiran (Republik Ceska), Eero Markkanen (Finlandia), Lebal Adel, Steven Paulle (Prancis), Ilija Spasojević (Montenegro/naturalisasi), Richard Knopper, Ronald Hikspoors, Marc Klok, Wiljan Pluim (Belanda), Leontin Chiţescu, Claudiu Raducanu (Rumania), Nemanja Vucicevic (Serbia), dan Roman Chmelo (Slowakia).

PSM Makassar pernah mendatangkan sejumlah nama yang sukses berkiprah di Liga Eropa, terutama di era Liga Prima Indonesia (LPI) dengan status marquee player.

Satu di antaranya adalah Richard Knopper yang tujuh musim bersama Ajax Amsterdam (1997-2004). Tapi, ia membela PSM tak sampai semusim pada 2010-2011. Penampilannya terbilang datar karena usianya sudah 33 tahun saat itu.

Masih di era LPI, ada juga Claudiu Nicu Raducanu dari Rumania. Gelandang serang yang pernah membawa Steaua Bucureşti juara Liga Rumania 2000-2001 dan meraih Sepatu Emas pada 2002-2003 ini kesulitan beradaptasi di Indonesia. Tampil 27 partai bersama PSM pada musim 2011-2012, ia hanya mencetak lima gol.

Setelah itu, ada satu pemain yang langsung jadi idola suporter PSM meski hanya bermain pada dua partai di Liga QNB 2015. Ia adalah Nemanja Vucicevic, gelandang serang yang pernah membela 1860 Muenchen di Bundesliga Jerman.

Sayang, ia terpaksa pergi dari PSM Makassar menyusul penghentian kompetisi akibat konflik PSSI dengan pemerintah. Liga 1 jadi titik balik kebangkitan pamor pemain asal Eropa dengan dua pemain jadi motor yakni Wiljan Pluim dan Marc Klok. Dua pemain berpaspor Belanda ini membawa PSM meraih runner-up Liga 1 2018 dan Juara Piala Indonesia 2019 plus menembus semifinal Piala AFC 2019 zona Asean.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Ibarat Dewa

Wiljan Pluim (PSM Makassar) - Wiljan Pluim bergabung dengan PSM Makassar pada 2016. (Bola.com/Yoppy Renato)

Kehadiran Wiljan Pluim yang bergabung pada putaran kedua ajang Torabika Soccer Championship 2016 kental mewarnai penampilan Juku Eja. Keahliannya dalam mengolah bola untuk melewati lawan, umpan terukur dan mencetak gol membuat eks gelandang Willem II ini jadi nilai plus tersendiri.

Di PSM, Pluim ibarat dewa. Perannya sebagai pembeda di Juku Eja tak tergantikan. Statistik Pluim selama di PSM bisa dijadikan acuan betapa pentingnya sosok gelandang berusia 31 ini.

Sampai saat ini, Pluim sudah tampil sebanyak 119 partai di ajang resmi yakni Liga 1, Piala Presiden, Piala Indonesia dan Piala AFC. Khusus di Liga 1, Pluim tampil bersama PSM pada 83 laga dengan koleksi gol dan assist masing-masing 26 kali.

Pada dua edisi perdana Liga 1, Pluim menjadi aktor utama di balik kesuksesan PSM yang stabil bertahan di posisi tiga besar. Malah pada musim 2018, PSM nyaris meraih trofi juara. Juku Eja hanya kalah satu poin dari Persija Jakarta yang bertengger di posisi puncak klasemen akhir dengan koleksi 62 poin.

Musim lalu, andil Pluim tetap besar buat PSM. Ia membawa PSM meraih trofi juara Piala Indonesia dan menembus semifinal Piala AFC Zona Asean.

 

3 dari 3 halaman

Lebih Baik

Richard Knopper. (Bola.com/Abdi Satria)

Pencapain Pluim jelas lebih baik dibanding pendahulunya, Richard Knopper, yang sama-sama berpaspor Belanda. Juga dengan Leontin Chitescu (Rumania) yang sempat mencuri perhatian publik sepak bola Tanah Air dengan skill di atas rata-rata pada musim 2007-2008.

Apalagi kalau dibandingkan dengan Eero Markkanen yang pernah berkostum Real Madrid B dan tim nasional Finlandia. Di PSM, Markkanen hanya bertahan satu putaran musim lalu.

Meski membawa PSM juara Piala Indonesia dan menembus semifinal Piala AFC 2019 zona Asean, penampilan Markkaen di Liga 1 melempem. Ia hanya tampil tujuh partai dengan koleksi satu gol.

Tapi, pencapaian Markkanen di PSM lebih baik daripada Roman Chmelo (Slowakia). Datang dengan status pernah membawa Arema Indonesia meraih trofi juara pada musim 2009-2010, Chemlo tak memberi kontribusi berarti di Juku Eja pada musim 2014. Chemlo yang berposisi gelandang hanya tampil pada 3 partai tanpa gol.