Marcus Gideon Yakin Suatu Saat Nanti Bisa Tumbangkan Endo / Watanabe

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 17 Jun 2020, 20:00 WIB
Pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dan pasangan Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berdiri di podium usai laga final ganda putra All England 2020 di Birmingham, Inggris, Minggu (15/3/2020). Kevin/Marcus kalah dengan skor 18-21, 21-12, dan 19-21. (Oli SCARFF/AFP)

Bola.com, Jakarta - Ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, punya beberapa musuh bebuyutan yang sulit ditaklukkan. Rival yang paling sulit mereka tumbangkan adalah pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. 

Sebelumnya, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sempat mendapat perlawanan sengit dari ganda putra China, Han Chen Kai/Zhou Hao Dong serta Choi Solgyu/Seo Seung-jae dari Korea. Namun, kedua ganda putra ini berhasil ditaklukkan Kevin/Marcus pada pertemuan terakhir mereka.

Advertisement

Akan tetapi Minions selalu kalah dalam enam pertemuan terakhir kontra Endo/Watanabe. Hanya dua pertemuan pertama yang berhasil dimenangi Kevin/Marcus.

Meski rekor kontra Endo/Watanabe buruk, Marcus terlihat tetap optimistis bisa mengatasi ganda Jepang itu. 

"Rasa penasaran pasti ada, cuma ya sudah lah, main itu kalau enggak menang ya kalah. Pasangan lain yang tanding sama kami kan juga ada yang kalah berturut-turut. Dalam bulutangkis memang biasanya ada yang seperti ini, namanya ganjalan, biar jadi seru dan menantang," kata Marcus, melalui rilis dari PBSI yang diterima Bola.com, Rabu (17/6/2020). 

"Pasti menang lah akhirnya, ha ha ha, pede banget ya? Tapi memang harus pede jadi pemain," tutur Marcus sambil tertawa.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Tantangan Berat dari Teman Sendiri

Aksi Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon pada semifinal All England 2020, Sabtu (14/3/2020). (PBSI)

Kevin/Marcus sadar sebagai ganda putra ranking satu dunia pasti banyak lawan yang ingin mengalahkan mereka. Permainan mereka pasti sudah dipelajari oleh lawan, apalagi dengan teknologi yang semakin maju yang bisa dimanfaatkan tim untuk menganalisis permainan lawan.

"Habis main saya suka ngobrol sama Kevin, banyak tanya kurang saya di mana, biar enak mainnya. Permainan kami sering dipelajari, orang sudah pakai video, kami harus ganti lagi cara mainnya. Harus berubah terus dan banyak belajar, perkembangan pasti ada terus, kalo enggak mau belajar ya monoton mainnya," jelas Marcus.

Salah satu tantangan berat Kevin/Marcus juga datang dari negeri sendiri. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang sehari-hari menjadi teman latihan di Pelatnas Cipayung, sering juga menjadi lawan di pertadingan.

"Sebetulnya kami sudah tau kelemahan dan kelebihan masing-masing. Di pertandingan itu mental juga berpengaruh. Kalau Kevin kan pedenya luar biasa, saya masih naik turun," ungkap Marcus.