3 Alasan yang Diyakini Membuat Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Asia 2023: Infrastruktur Kurang?

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 18 Okt 2022, 06:30 WIB
Timnas Indonesia - Ilustrasi Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Asia 2023 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Impian Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 gugur setelah AFC lebih memilih Qatar. Keputusan itu diambil dalam rapat Komite Eksekutif yang dipimpin secara langsung oleh Presiden AFC, Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, Senin (17/10/2022).

Qatar mengalahkan Indonesia dan Korea Selatan dalam proses pemilihan tuan rumah Piala Asia 2023. Presiden Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa menyebut, alasan pemilihan Qatar karena sudah punya pengalaman panjang menggelar turnamen internasional.

Advertisement

"Atas nama AFC dan keluarga sepak bola Asia, saya ingin mengucapkan selamat kepada Asosiasi Sepak Bola Qatar (QFA) karena telah diberikan hak menjadi tuan rumah edisi Piala Asia mendatang," kata Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa.

"Kemampuan dan rekam jejak Qatar dalam menyelenggarakan acara olahraga internasional besar dan perhatian mereka yang cermat terhadap detail sangat dikagumi di seluruh dunia," tegas pria asal Bahrain tersebut.

Lantas, apa saja alasan di balik kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Asia 2023? Berikut ini tiga alasan yang diyakini jadi alasan AFC tak memilih Indonesia versi Bola.com.

2 dari 5 halaman

Terlalu Mepet

Logo Piala Dunia U-20 2023 Indonesia. (PSSI)

Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Turnamen bergengsi kelompok umur itu digelar pada 20 Mei sampai 11 Juni 2023.

Pemerintah Indonesia sudah sejak lama mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. AFC diyakini tidak ingin menganggu fokus Indonesia ke turnamen tersebut.

Apalagi jadwal penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dan Piala Asia 2023 akan berdekatan. AFC tak ingin fokus Indonesia terbagi bila juga menjadi tuan rumah Piala Asia.

3 dari 5 halaman

Infrastruktur Kurang

Gedung perkantoran yang menjulang tinggi dan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, (12/9/2017). Stadion Utama GBK dan kawasan olah raga senayan bersolek menyambut ASIAN Games 2018. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Faktor infrastruktur diyakini juga menjadi pertimbangan AFC dalam penunjukkan tuan rumah Piala Asia 2023. Bila dibandingkan Qatar dan Korea Selatan, tentu secara infrastrukur Indonesia berada di belakangnya.

Apalagi kedua negara itu sudah punya pengalaman panjang menggelar turnamen skala internasional. Qatar sudah dua kali menggelar Piala Asia dan akhir tahun 2022 bakal menyelenggarakan Piala Dunia.

Sementara itu, Korea Selatan juga sudah pernah menggelar Piala Asia dan Piala Dunia. Adapun Indonesia baru sekali menjadi tuan rumah Piala Asia pada 2007 dan itu pun dilakukan bersama-sama negara Asia Tenggara lainnya.

4 dari 5 halaman

Minim Konsep

Pelatih Shin Tae-yong menurunkan semua penggawa Timnas Indonesia yanag merumput di luar negeri menjadi starter, kecuali Asnawi Managkualam yang mengalami cedera dan akhirnya sama sekali tidak dimainkan. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Keseriusan Indonesia untuk menggelar Piala Asia 2022 dianggap AFC kurang siap. Itu terlihat dari minimnya konsep yang ditawarkan oleh Indonesia.

PSSI mengajukan stadion-stadion yang sama dengan venue Piala Dunia U-20 2023. Adapun Qatar dan Korea Selatan sangat serius dalam pencalonan tuan rumah Piala Asia 2023.

Konsep yang ditawarkan PSSI diyakini kurang mampu meyakinkan AFC. Apalagi konsetrasi Indonesia saat ini sedang fokus mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

5 dari 5 halaman

Daftar Peserta Piala Asia 2023

Ilustrasi Piala Asia. (dok. AFC)
  1. Qatar
  2. Jepang
  3. Suriah
  4. Korea Selatan
  5. Australia
  6. Iran
  7. Arab Saudi
  8. Uni Emirat Arab
  9. China
  10. Irak
  11. Oman
  12. Vietnam
  13. Lebanon
  14. Palestina
  15. Uzbekistan
  16. Thailand
  17. India
  18. Hong Kong
  19. Tajikistan
  20. Kirgistan
  21. Bahrain
  22. Malaysia
  23. Yordania
  24. Indonesia

Berita Terkait