BRI Liga 1: Wahyudi Hamisi Diskors 3 Laga, Pelatih PSS Sebut Hukuman Komdis PSSI Tidak Adil

oleh Ana Dewi diperbarui 09 Mar 2024, 15:45 WIB
Pemain anyar PSS Sleman, Wahyudi Hamisi. (Bola.com/Dok. PSS)

Bola.com, Sleman - Pelatih PSS Sleman, Risto Vidakovic memberikan komentarnya terkait sanksi yang dijatuhkan Komite Disiplin (Komdis) PSSI kepada Wahyudi Hamisi. Arsitek asal Serbia itu menilai hukuman tersebut tidak adil buat timnya.

Wahyudi Hamisi disanksi Komdis PSSI berupa larangan main tiga pertandingan di BRI Liga 1 2023/2024. Hukuman itu buntut insiden 'tendang kepala' yang dilakukan Hamisi kepada pemain asing Persebaya Surabaya, Bruno Moreira pada pekan ke-27 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Minggu (3/3/2024).

Advertisement

Adapun skorsing tiga pertandingan itu terhitung saat melawan PSM Makassar, Jumat (8/3/2024). Dua laga lainnya masing-masing saat bersua Borneo FC pada Kamis (14/3/2024) dan Madura United, Jumat (29/3/2024).

"Soal sanksi Wahyudi Hamisi yang baru diturunkan saya tetap harus respect dengan keputusan itu tapi sayangnya menurut saya itu kurang fair," ujar Risto Vidakovic.

==

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Kontak Fisik Hal yang Wajar

Pemain Persebaya Surabaya meluapkan emosi kepada pemain PSS Sleman, Wahyudi Hamisi, setelah insiden kakinya menendang kepala Bruno Moreira yang sedang tergeletak di lapangan dalam laga pekan ke-27 BRI Liga 1 2023/2024, Minggu (3/3/2024). (Bola.com/Aditya Wany)

Juru taktik berusia 55 tahun itu mengatakan, dalam pertandingan sepak bola wajar terjadi kontak fisik antarpemain. Termasuk pelanggaran yang tak disengaja oleh Wahyudi Hamisi terhadap pemain Persebaya Surabaya.

"Saya ada di pertandingan itu dan terkadang ada kontak yang terjadi dan hal itu normal. Soal personal Wahyudi Hamisi dia adalah anak yang baik dan saya mengenalnya sangat baik karena saya pernah melatih dia di Borneo FC dan saat ini di PSS Sleman," kata Risto Vidakovic.

Risto dan Hamisi sudah saling mengenal dan pernah bekerja sama di Borneo FC pada musim 2021. Oleh karena itu, Risto Vidakovic tidak asing dengan nama-nama seperti Nurdiansyah, Jonathan Bustos, termasuk Hamisi yang ketika itu bersegaram Borneo FC.

3 dari 5 halaman

Kerugian Besar

Pelatih PSS Sleman, Risto Vidakovic. (Dokumentasi PSS Sleman)

Sebelumnya, lewat media sosial resmi klub, Wahyudi Hamisi telah menyampaikan permintaan maaf. Gelandang berusia 26 tahun itu mengaku, tidak ada unsur kesengajaan untuk mencederai atau bahkan melukai Bruno Moreira.

Pemain kelahiran Kotamobagu, Sulawesi Utara itu selama ini menjadi andalan Risto Vidakovic. Posisinya nyaris tak tergantikan di lini tengah PSS Sleman. Hamisi sudah tampil sebanyak 24 laga dengan mencatat dua gol plus satu assist buat timnya.

Absennya Wahyudi Hamisi tentu jadi kerugian besar buat Tim Elang Jawa. Apalagi gelandang bertahan asing asal Lebanon, Jihad Ayoub masih menjalani pemulihan cedera. Situasi tersebut membuat PSS tidak punya banyak pilihan di sektor tengah.

4 dari 5 halaman

Surat Komdis PSSI

Liga 1 - Ilustrasi Logo PSS Sleman BRI Liga 1 (Bola.com/Adreanus Titus)

Sanksi tersebut terlampir dalam surat keputusan nomor 196/L1/SK/KD-PSSI/III/2024 diberikan oleh Komdis PSSI kepada PSS Sleman. Wahyudi Hamisi dihukum karena melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 dengan melakukan pelanggaran serius terhadap pemain lawan.

Di momen lain pada pertandingan yang sama, Wahyudi Hamisi juga kedapatan menunjukkan gestur kurang sopan terhadap pemain lawan.

Hukuman larangan bermain tiga pertandingan untuk pemain bernomor punggung 33 di PSS itu merujuk pada Pasal 78 Huruf (b) jo Pasal 49 Ayat 1 Huruf (b) jo Pasal 59 Ayat 1 jo Pasal 141 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 serta denda Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).

5 dari 5 halaman

Yuk Tengok Peringkat PSS saat Ini

Berita Terkait