Real Madrid dan Jalan Berduri di Liga Champions

Real Madrid akan menemui jalan terjal dan berliku demi mempertahankan gelar juara Liga Champions.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 30 Januari 2025, 16:30 WIB
Penyerang Real Madrid, Rodrygo (kedua kiri) melakukan selebrasi dengan rekan setimnya setelah mencetak gol keduanya pada laga matchday 8 League Phase Liga Champions 2024/2025 melawan Stade Brestois 29 (Brest) yang digelar di Stade de Roudourou, Prancis, Rabu 29 Januari 2025 waktu setempat atau Kamis (30/1/2025) dini hari WIB. (FRED TANNEAU/AFP)

Bola.com, Jakarta - Bermain di babak play-off Liga Champions bukanlah skenario yang diinginkan Real Madrid. Namun, hasil kurang memuaskan di fase liga memaksa Los Blancos menghadapi lawan-lawan tangguh lebih awal dalam perjalanan mempertahankan gelar.

Sebagai satu di antara kandidat utama juara, Real Madrid memulai musim ini dengan ekspektasi tinggi. Namun, hasil yang tidak sepenuhnya memuaskan di awal kompetisi membuat tim asuhan Carlo Ancelotti harus menghadapi tantangan besar.

Advertisement

Kendati mengakhiri league phase dengan kemenangan 3-0 atas Brest, Kamis dini hari WIB (30-1-2025), juara bertahan Eropa itu hanya mampu finis di posisi ke-11 dalam klasemen akhir. Akibatnya, mereka tidak lolos langsung ke babak 16 besar dan harus menjalani babak play-off terlebih dahulu.

Ini tentu bukan hasil yang diharapkan dan membuat perjalanan menuju trofi makin sulit.

Selain harus menghadapi lawan kuat, jadwal padat juga menjadi perhatian bagi tim dan manajemen klub, mengingat Real Madrid masih bersaing di berbagai kompetisi domestik dan Eropa.


Manchester City atau Celtic

Hingga turun minum, Real Madrid unggul 2-0 atas RB Salzburg. (JAVIER SORIANO/AFP)

Dalam format baru Liga Champions, hanya delapan tim teratas yang langsung melaju ke babak 16 besar. Sementara itu, tim peringkat 9 hingga 24 harus bertarung di babak play-off untuk merebut tiket ke fase gugur.

Hasil undian nanti bisa mempertemukan Real Madrid dengan Manchester City atau Celtic.

Jika harus menghadapi Manchester City, tantangan besar menanti, meski tim asuhan Pep Guardiola belum tampil sebaik musim sebelumnya. Manchester City tetap memiliki skuad berkualitas, penguasaan bola yang luar biasa, dan pelatih berpengalaman seperti Guardiola.

Dalam beberapa pertemuan terakhir, laga antara kedua tim selalu berlangsung sengit, di mana Real Madrid harus menunjukkan kelasnya untuk bisa bersaing.

Jika lawan yang dihadapi adalah Celtic, meski tidak sebesar ancaman Manchester City, klub asal Skotlandia ini selalu bermain dengan determinasi tinggi. Terutama di Celtic Park, stadion yang dikenal memiliki atmosfer paling bersemangat di Eropa, yang bisa memberikan tekanan besar bagi tim tamu.


Atletico Madrid atau Bayer Leverkusen

Penyerang Real Madrid, Vinicius Junior, menyelamatkan timnya dari kekalahan saat bersua Bayern Munchen pada laga leg pertama semifinal Liga Champions musim ini di Allianz Arena, Rabu (1/5/2024) dini hari WIB. Eksekusi penalti Vinicius pada menit ke-87 membuat duel kedua tim berakhir imbang 2-2. (AFP/Kirill KUDRYAVTSEV)

Jika berhasil melewati babak play-off, tantangan selanjutnya bagi Real Madrid tak akan mudah. Mereka berpotensi bertemu Atletico Madrid atau Bayer Leverkusen di babak 16 besar.

Menghadapi Atletico Madrid berarti Derbi Madrid akan terjadi di Liga Champions, sesuatu yang tentu menarik mengingat kedua tim juga akan bertemu dalam laga penting La Liga pada 8 Februari 2025.

Sementara itu, jika harus berhadapan dengan Bayer Leverkusen, Real Madrid akan menghadapi tim yang sedang dalam performa luar biasa di bawah asuhan Xabi Alonso—sosok legenda Los Blancos.

Saat ini, Leverkusen menempati peringkat kedua di Bundesliga dan dikenal sebagai tim yang stabil serta sulit dikalahkan.


Mental Juara

Para pemain, pelatih, dan ofisial Real Madrid larut dalam suka cita atas keberhasilan menjuarai Liga Champions 2023/2024, Minggu (2/6/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Walau jalur menuju trofi makin sulit, Real Madrid tetaplah tim dengan pengalaman paling kaya di Liga Champions.

Sejarah telah membuktikan bahwa mereka selalu mampu mengatasi rintangan untuk mencapai puncak.

Dengan status sebagai pemegang rekor 15 gelar juara Eropa, semangat juang skuad Ancelotti tidak akan mudah dipatahkan. Mereka akan bertarung habis-habisan demi menjaga harapan meraih "Si Kuping Besar" sekali lagi.

Berita Terkait