Sukses


Sanksi Terlalu Berat, Malaysia Banding atas Sanksi FIFA

Bola.com, Petaling Jaya - Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menganggap sanksi yang dijatuhkan FIFA terlalu berat. FAM pun berencana mengajukan banding. FAM disanksi FIFA atas kericuhan yang terjadi kala menjamu Arab Saudi (8/9/2015) di Stadion Shah Alam dalam laga Grup A kualifikasi Piala Dunia 2018.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden FAM, Datuk Mokhtar Ahmad, seperti dikutip di situs Utusan Malaysia, Selasa (6/10/2015).

"Dianggap kalah dan dihukum dengan memberi lawan kemenangan 3-0 itu terlalu berat. Saya berharap fans bisa belajar dari kejadian ini. Kami akan melihat keputusan itu dengan cermat dan mengajukan file banding," kata Datuk Mokhtar Ahmad.

Datuk Mokhtar Ahmad menambahkan akan mempergunakan waktu yang ada sebaik mungkin untuk mencoba banding, bila memang FIFA membuka kesempatan banding terhadap putusan itu. 

"Bila kami bisa membujuk FIFA, kenapa tidak? Kami mungkin bisa mengurangi hukuman. FIFA mungkin juga bersedia mempertimbangkan ulang keputusan mereka dan mengizinkan fans menonton pertandingan saat timnas melawan UEA," imbuhnya.

Datuk Mokhtar Ahmad berujar hingga kini pihaknya tak memahami sikap para fans dengan membuat keonaran. Menurutnya, Harimau Malaya, julukan timnas Malaysia, bisa saja memenangi laga itu dan kejadiannya tentu tak akan seperti sekarang.

Tak lama setelah putusan FIFA keluar pada Senin (5/10/2015), Wakil Presiden FAM lainnya, Datuk Seri Afandi Hamzah, belum bersedia berkomentar. Ia mengakui FAM ada kemungkinan banding, namun pihaknya masih akan mencermati terlebih dahulu keputusan FIFA itu lantaran FAM belum menerima surat resmi dari FIFA. 

"Kami belum bisa memutuskan langkah selanjutnya, apakah akan mengajukan banding atau menerima sanksi itu, karena sejauh ini kami belum menerima surat resmi dari FIFA," kata Datuk Seri Afandi Hamzah, pada Senin lalu seperti dikutip di laman Sinar Harian.

FAM pada Senin (5/10/2015) disanksi dengan hukuman berlapis oleh FIFA karena dianggap gagal mengontrol tingkah laku suporter di stadion sehingga pertandingan tak bisa berakhir dengan normal. Wasit terpaksa menghentikan laga di Stadion Shah Alam itu di menit ke-88 karena cerawat, suar, kembang api, dan bom asap memenuhi stadion. Tak hanya membahayakan pemain kedua tim nasional, keselamatan penonton di dalam stadion juga jadi sorotan.

Ultras Malaya, kelompok suporter garis keras Malaysia dituding jadi dalang di balik aksi kericuhan itu. Aksi itu ditengarai sebagai buntut kemarahan atas prestasi timnas Malaysia yang terus menurun. Hanya empat hari sebelum kericuhan di Stadion Shah Alam itu, Harimau Malaya mengalami kekalahan terburuk dalam sejarah sepak bola mereka, yakni dikandaskan Uni Emirat Arab dengan skor 0-10, juga di kualifikasi Piala Dunia 2018.

FIFA akhirnya menjatuhkan sanksi terhadap FAM, tak hanya sanksi berupa peringatan, namun juga denda sebesar 40 ribu franc swiss (setara Rp 600 juta), sanksi menggelar pertandingan tanpa penonton (untuk partai kualifikasi Piala Dunia 2018 vs UEA di Malaysia pada 17 November 2015), dan memberikan kemenangan WO (skor 3-0) pada Arab Saudi. 

Sanksi berat yang diterima Malaysia ini jadi yang kedua kalinya dalam dua tahun terakhir. Pada Desember Maret 2014, FAM disanksi denda sebesar 43.173 ringgit Malaysia (setara Rp 141 juta) akibat kericuhan kala menjamu Filipina di laga persahabatan di Stadion Selayang. Sanksi denda lebih tinggi, yakni 151,108 ringgi malaysia (setara Rp 495 juta), dijatuhkan ke FAM gara-gara serangan sejumlah fans garis keras Malaysia terhadap fans Vietnam kala kedua tim bertemu di semifinal kedua Piala AFF 2014 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.

Baca Juga :

FAM Terancam Dibekukan Pemerintah Malaysia

FAM Serang Balik Ancaman Pembekuan Pemerintah Malaysia

FIFA Jatuhkan Sanksi Berat untuk Malaysia

 

Video Populer

Foto Populer