Bola.com, Jakarta - Kakek Lionel Messi, Antonio Cuccitini, pernah berpendapat bahwa maestro Argentina itu malas selama turnamen Copa America 2015. La Albiceleste kalah dari Chili di final melalui adu penalti.
Sebelum Copa America 2015, Lionel Messi menjalani musim yang luar biasa dengan meraih treble bersama Barcelona di bawah pelatih Luis Enrique. Trio Messi, Luis Suarez, dan Neymar menghancurkan pertahanan lawan dan mencetak total 122 gol (secara keseluruhan) di berbagai kompetisi pada musim itu. Lionel Messi mencetak 58 gol dan memberikan 31 assist dalam 57 pertandingan, dengan kontribusi gol setiap 56,87 menit.
Baca Juga
Advertisement
Namun, Copa America yang dijalani superstar Argentina itu tidak berkesan. Dalam enam pertandingan, ia hanya mencetak satu gol dan memberikan tiga assist. Argentina mengakhiri turnamen sebagai peraih medali perak, kalah 1-4 dari Chili dalam adu penalti setelah 120 menit tanpa gol.
Berbicara tentang penampilan Lionel Messi di turnamen tersebut dalam sebuah wawancara dengan Radio Casilda, Antonio Cuccitini menyatakan bahwa cucunya seharusnya bisa melakukan lebih banyak untuk membantu tim meraih kemenangan.
"Sebagian dari dirinya ada di sana," katanya dikutip oleh beIN Sports. "Kemenangan adalah hal terpenting. Namun, tiga pertandingan terakhir dia bermain buruk. Dia malas."
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Pensiun
Meskipun demikian, karier internasional Lionel Messi telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Setelah memenangkan Copa America pertamanya pada tahun 2021, La Albiceleste melanjutkan untuk memenangkan Piala Dunia FIFA 2022 dan Copa America 2024.
Lionel Messi pernah mengaku bahwa ia merasa malu untuk kembali ke tim nasional setelah secara terburu-buru mengumumkan pensiun setelah La Albiceleste kalah di final Copa America 2016.
Chili kembali menghantui Messi dan kawan-kawan untuk tahun kedua berturut-turut dengan mengalahkan mereka 4-2 dalam adu penalti di final Copa America 2016. Messi secara khusus gagal mengeksekusi penalti saat Chili meraih kemenangan Copa America kedua berturut-turut.
Kekecewaan yang terus-menerus dengan tim nasional membuatnya menyatakan pensiun internasional tak lama setelah patah hati di Copa America. Namun, ia kemudian mengubah pikirannya dan kembali ke pentas internasional.
Advertisement
Bikin Keputusan saat Emosi Tak Terkontrol
Superstar Argentina itu membuka diri tentang situasi yang penuh gejolak dalam wawancara tahun 2017 dengan DIRECTV Sports.
"Itu adalah keputusan yang saya buat dalam keadaan emosional, tetapi saya merasa malu untuk mengatakan bahwa saya ingin kembali. El Paton [Edgardo Bauza] dan rekan-rekan setim saya memudahkan segalanya bagi saya untuk kembali."
"Saya memanfaatkan setiap momen, baik di dalam maupun di luar lapangan. Saya mengalami momen ini dengan tim nasional dengan cara yang berbeda. Saya lebih santai sekarang. Ketika mereka mengkritik saya, saya merasakannya dengan cara yang berbeda."
Pelatih Argentina Gerardo Martino digantikan oleh Edgardo Bauza tak lama setelah kekalahan di Copa America 2016. Menurut laporan, pelatih baru tersebut memainkan peran kunci dalam meyakinkan Messi untuk membatalkan pensiunnya.