Micky van de Messi? Gol Solo Gila Bek Tottenham yang Bikin Penonton Tercengang

Van de Ven, 24 tahun, direkrut Tottenham dari Wolfsburg pada Agustus 2023 dengan nilai transfer 34 juta paun. Dalam beberapa bulan terakhir, ia mulai menambah koleksi golnya.

Ia mencetak gol di Piala Super Eropa melawan Paris Saint-Germain pada Agustus, kemudian menyumbang gol saat menang 3-0 atas West Ham, imbang 2-2 di markas Bodo/Glimt, dan dua gol dalam kemenangan 3-0 di kandang Everton bulan lalu.

Namun, tak ada yang sebanding dengan apa yang terjadi pada Rabu dini hari WIB.

"Saya mulai menggiring bola dan berpikir apakah mereka bisa mengejar. Ternyata tidak," kata Van de Ven kepada TNT Sports.

"Saya merasa luar biasa saat berlari. Rasanya bisa terus berlari tanpa henti," lanjut bek tengah asal Belanda itu.

Meski Van de Ven berusaha tetap tenang menanggapi aksinya, banyak yang tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.

"Itu salah satu gol terbaik yang pernah ada, sungguh," ujar Owen Hargreaves, mantan gelandang Inggris, di TNT Sports.

"Dia melewati pemain-pemain seolah mereka tak ada. Kekuatan dan penyelesaiannya luar biasa. Gol terbaik musim ini, tanpa diragukan," tegasnya.

Mantan bek Manchester City, Nedum Onuoha, juga terkesima saat berbicara di Match of the Day: Champions League.

"Luar biasa. Benar-benar kelas atas," katanya.

"Mirip seperti saat dia memberi assist di Old Trafford musim lalu, berlari lebih dari setengah lapangan sebelum mengoper ke Brennan Johnson. Saat bek berlari sejauh itu, sulit bagi lawan untuk menghentikannya. Dengan ukuran dan kecepatannya, beberapa pemain lawan bahkan terlihat enggan mendekatinya," ulas Onuoha.

Pendapat senada datang dari eks pemain Premier League, Curtis Davies, di BBC Radio 5 Live.

"Ia semula mencari rekan untuk mengoper, tapi tak ada opsi. Begitu melihat ruang terbuka di depannya, ia tahu tak akan ada yang mampu mengejar. Ia berlari dengan kecepatan penuh," ujar Davies.

Gol spektakuler Van de Ven juga dibandingkan dengan aksi Son Heung-min melawan Burnley pada 2019, gol solo yang kemudian memenangkan penghargaan Puskas FIFA 2020.

Bagi Tottenham dan Thomas Frank, kemenangan telak ini datang di waktu yang tepat. Hanya beberapa hari sebelumnya, mereka dicemooh pendukung sendiri setelah kalah 0-1 dari Chelsea di kandang.

Kekalahan itu memperpanjang catatan buruk Spurs di Premier League, hanya satu poin dari tiga laga kandang terakhir, meski performa mereka di Liga Champions terbilang solid.

Frank meminta para fans tetap mendukung tim, dan kali ini para suporter menjawab dengan atmosfer luar biasa di stadion.

Tottenham membuka keunggulan lewat Brennan Johnson di menit ke-19, disusul gol Wilson Odobert di awal babak kedua.

Ketika Johnson mendapat kartu merah setelah wasit Erik Lambrechts meninjau ulang pelanggaran kerasnya terhadap Marcos Lopez, situasi sempat menegang. Namun, gol solo Van de Ven segera meruntuhkan harapan Copenhagen.

Tim tamu tak kuasa bangkit, bahkan kebobolan lagi lewat Joao Palhinha. Richarlison hampir menambah gol kelima, tetapi penalti di masa tambahan waktu hanya membentur mistar.

"Kami terus berkembang, meski belum berada di level yang kami inginkan," kata Frank seusai laga.

"Saya senang dengan performa tim. Kami bicara soal mentalitas bangkit karena dalam sepak bola selalu ada masa sulit. Yang penting adalah bagaimana meresponsnya. Kami mengendalikan permainan sejak menit pertama," tuturnya.

Bagi Van de Ven sendiri, pekan ini penuh dinamika. Setelah kekalahan dari Chelsea, kamera televisi menyorot dirinya dan Djed Spence yang tampak mengabaikan instruksi Frank untuk menyapa penonton.

Keduanya kemudian meminta maaf, dan Frank menyatakan insiden itu sudah selesai.

"Kalau dia terus tampil seperti itu, biarlah dia lewat di depan saya tanpa menegur sekali pun," kata Frank menanggapi gol luar biasa anak asuhnya itu.

Sumber: BBC