Ungkap Cara Manipulasi Undian, Mantan Presiden FIFA: Saya Pernah Melihatnya di Eropa

Klaim kontroversial itu muncul ketika Blatter sedang berada dalam periode paling kelam sepanjang kariernya.

Pada 2015, ia dijatuhi larangan delapan tahun dari seluruh aktivitas sepak bola karena dinilai melakukan pelanggaran terkait pembayaran 1,6 juta paun kepada Michel Platini.

Kasus itu kemudian berkembang, dan pada 2021 ia kembali menerima sanksi tambahan enam tahun.

Baik Blatter maupun Platini membantah melakukan kesalahan dan menyebut pembayaran tersebut sebagai bayaran yang tertunda dari pekerjaan konsultasi era 1998–2002.

Keduanya pun telah dua kali dibebaskan dari dakwaan penipuan, terakhir pada Maret 2025.

Dengan reputasi yang sudah tercoreng, pernyataan Blatter kala itu dianggap banyak pihak sebagai upaya membuka lagi isu lama di tengah kondisi pribadinya yang sedang sulit.

Klaim Blatter langsung mendapat reaksi keras dari UEFA. Mereka menyebut pernyataan tersebut tidak berdasar dan sepenuhnya tidak masuk akal.

"Menuduh UEFA mengatur undian adalah hal yang absurd," demikian pernyataan UEFA.

FIFA juga ikut menegaskan bahwa undian mereka tidak bisa dimanipulasi.

Chris Unger, Direktur Kompetisi FIFA, mengatakan bahwa semua bola undian dibuat identik, baik dari tekstur maupun bentuknya, sehingga tidak bisa dibedakan melalui sentuhan.

"Semua bola sama, kecuali bola merah yang memang punya fungsi khusus. Hasil undian murni acak," tegas Unger.

Hingga kini, tidak ada bukti yang mendukung tuduhan Blatter tersebut, dan proses undian UEFA tetap dinyatakan sah serta adil.

(Roby Dian)

Sumber: Sportbible