Mirwan Suwarso Blak-blakan Ada Fabregas, Henry, hingga Varane di Balik Layar Como 1907: Ingin Lebih dari Sekadar Klub Sepak

Ketiga mantan pesepak bola itu tentu sangat familier, dengan sepak terjangnya di lapangan saat masih aktif sebagai pemain. Siapa tak kenal Thierry Henry? salah seorang pemain legendaris Timnas Prancis yang malang melintang dan menjadi ikon di Arsenal.

Henry meraih trofi Piala Dunia, Piala Eropa, hingga Liga Champions bersama Barcelona. Begitu juga Cesc Fabregas yang menjadi yang punya koleksi trofi seperti Henry bersama Timnas Spanyol, Arsenal maupun Barcelona.

Raphael Varane seorang bek berkualitas di eranya bersama Real Madrid dan juga Timnas Prancis. Varane juga mengoleksi trofi Piala Dunia, Liga Champions, maupun La Liga. Selan Fabregas yang selalu ada di pinggir lapangan memimpin skuadnya, Henry dan Varane kerap nongol di tribune Stadion Giuseppe Sinigaglia.

Baru-baru ini, Presiden Como 1907, Mirwan Suwarso membeberkan alasan manajemen timnya diisi oleh nama-nama top tersebut. Ia menjelaskan dalam percakapan di kanal Youtube Afif Xavi dan Supersoccer.

"Jadi waktu itu kami ingin mengembangkan proyek ini jadi suatu usaha yang di luar sekadar sepak bola. Jadi kita perlu nama-nama itu satu untuk membantu kita mengembangkan klub bolanya sendiri. Lalu pengalaman mereka kan juga sangat berguna buat tim manajemen kita," ungkapnya.

"Kemudian di luar sepak bola, orang-orang ini seperti Raphael Varane, Thierry Henry ini mereka juga punya ketertarikan di bidang-bidang yang kita ingin lakukan seperti tourism, travel, fashion. Jadi untuk merambah ke bidang lain jadi mudah."

"Therry Henry lebih ke fashion, dia emang senang itu. Kalau Raphael Varane ke pendidikan seperti sekolahan, karena kami juga punya sekolah juga. Ada pembinaan usia dini di tim ini dan Varane lebih suka ke situ," lanjut Mirwan Suwarso.

Sosok yang paling membawa pengaruh besar dalam permainan Como 1907 adalah Cesc Fabregas. Ia sukses mengantarkan Como promosi ke Serie A dua musim lalu, buah kesabarannya terlihat musim ini dengan mampu bersaing ke papan atas.

"Untuk Fabregas, tugasnya lebih tim utama dan pengembangan struktur di bawahnya. Jadi waktu saya masuk ke Como, Cesc masih sebagai pemain dan masih zamannya Denise Wise. Kemudian setelah pensiun, Fabregas melatih tim Primavera Como," tutur Mirwan Suwarso.

"Memang keputusan dari kami melihat potensi dia terlalu besar untuk hanya menjadi pelatih tim junior. Makanya kita lihat waktu itu pelatih utamanya juga gaya bermain dan track recordnya kurang cocok sama kita," tegasnya.

Sumber: Kanal Youtube Afif Xavi dan Supersoccer