Sukses


MU Merasa Kurang Garang Pakai Kostum Warna Biru

Bola.com, Surabaya - Manajer Tim Madura United (MU) Haruna Soemitro masih masygul dengan kegagalan menjuarai Piala Gubernur Kaltim 2016, Minggu (13/3/2016) lalu. Mereka disingkirkan Pusamania Borneo FC 0-1 di Stadion Palaran, Samarinda. Tim Sapi Kerap konon kurang garang karena warna kostum.

Haruna menuding aturan yang diterapkan panpel menyangkut kostum bertanding yang dikenakan Fabiano Beltrame dkk. Sebagai tim yang lebih dulu lolos ke final, menurut Haruna, seharusnya MU dapat prioritas utama memilih seragam kebesarannya dibanding Borneo FC. 

"Aturan turnamen sepak bola di belahan dunia mana pun, termasuk Piala Dunia. Tim yang lolos pertama berhak menggunakan kostum kebanggaannya. Ini pernah dialami Brasil. Ketika itu mereka lolos belakangan, akhirnya mereka tak  bisa memakai kostum warna kuning simbol kebesarannya," kata Haruna yang pernah jadi anggota Komite Eksekutif PSSI era kepengurusan Nurdin Halid tersebut. 

Seharusnya di final lalu, MU lebih berhak menggunakan kostum merah putih dengan garis melintang yang selama ini jadi identitas klub. Daripada Borneo FC yang malah dapat keuntungan karena dianggap presentasi dari tuan rumah Piala Gubernur Kaltim. 

"Di turnamen lalu tak ada tim tuan rumah. Semua klub adalah peserta,  termasuk Borneo FC. Namun, faktanya ada keberpihakan panpel kepada mereka. Banyak keuntungan teknis dan nonteknis agar Borneo FC juara," tutur Haruna.

Karena tampil dengan kostum tandang warna dominan biru dengan garis melintang, Haruna Soemitro menilai penampilan pasukan asuhan Gomes de Oliveira kurang garang. 

"Kostum itu bernilai kebanggaan, harga diri, dan roh bagi pemain yang memakainya. Saya melihat soal kostum ini berpengaruh besar bagi anak-anak di lapangan. Apalagi kostum tandang itu kali pertama dipakai oleh pemain. Jadi nampak ada keanehan karena merasa tidak terbiasa. Rasa kepercayaan diri anak-anak Madura United berkurang di lapangan," aku Haruna Soemitro.

Video Populer

Foto Populer