Sukses


Kenangan Gatot Prasetyo Kala Persib Juara Liga Indonesia 1994-1995: Tanpa Pelatih Kiper dan Konvoi Melintasi Lautan Manusia

Bola.com, Makassar - Sepak terjang Persib Bandung kental mewarnai pentas kompetisi sepak bola Indonesia, baik di era Perserikatan maupun Liga Indonesia. Ada catatan sukses Persib yang tak bisa disamai oleh tim mana pun di Tanah Air. Selain merupakan peraih trofi juara era Perserikatan edisi terakhir pada musim 1993-1994. Maung Bandung juga adalah klub pertama yang meraih trofi juara Liga Indonesia edisi perdana, yakni pada 1994-1995.

Catatan ini menjadi kebanggaan buat publik sepak bola Bandung. Termasuk Gatot Prasetyo, kiper Persib Bandung yang masuk skuat juara Liga Indonesia 1994-1995. Bersama Anwar Sanusi, ia bahu membahu mengawal gawang Persib. Pada channel Youtube Persib Official, Gatot mengungkap kenangan kala menjadi bagian Maung Bandung meraih trofi perdana Liga Indonesia.

Menurut eks pelatih kiper Timnas Indonesia dan Timnas U-16 ini, momen yang paling berkesan saat itu adalah ketika Persib lolos ke laga puncak setelah mengalahkan Barito Putera 1-0 lewat gol Kekey Zakaria.

"Duel itu sangat alot. Apalagi Persib dan Barito Putera sama-sama bermaterikan pemain lokal. Tapi, sebenarnya, kami tidak pernah membayangkan Persib bisa menembus final," kenang Gatot.

Meraih tiket final membuat elemen tim Persib mulai membayangkan trofi juara. Meski, mereka juga realistis tidak mudah mengalahkan Petrokimia Putera yang lebih dijagokan pada final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, 30 Juli 1995. Apalagi Petrokimia diperkuat trio pemain asing, Carlos de Mello, Jacksen Tiago (Brasil), dan Darryl Sinerine (Trinidad Tobago).

Tapi, dukungan total dari bobotoh Persib dominan di antara jumlah penonton yang mencapai 90.000 orang membuat seluruh elemen tim lebih termotivasi.

"Saat itu, kami berpikir kalau bisa mencetak sejarah sebagai klub pertama peraih trofi juara, kenapa tidak? Sebagai klub yang bermaterikan murni pemain putra daerah tentu akan jadi kebanggaan yang akan dikenang sepanjang masa," kata Gatot.

Persib pun akhirnya juara lewat gol tunggal Sutiono Lamso pada menit ke-76.

Keberhasilan Persib pada edisi perdana Liga Indonesia dilewati proses panjang. Semuanya diawali dengan pemusatan latihan di Subang sebelum kompetisi. Cuaca panas dan program latihan yang dominan pada peningkatan fisik ala Indra Thohir jadi menu sehari-hari.

"Pak Indra selalu menekankan kepada para pemain, secara teknik, pemain Persib termasuk bagus. Tapi, itu tak ada gunanya tanpa fisik dan stamina yang prima. Terima kasih Pak Indra," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Gatot menegaskan keberhasilan Persib Bandung meraih trofi juara Liga Indonesia 1994-1995 tak lepas dari dukungan dan doa bobotoh. Itulah mengapa, seluruh elemen tim tak masalah ketika mobil dengan bak terbuka yang mengangkut pemain harus berkali-kali terhenti saat melintasi lautan manusia yang ingin menyapa dan menyalami pemain dari pintu tol Ciburuy menuju balaikota.

"Meski agak kurang istirahat setelah menempuh perjalanan dari Jakarta, kami sangat menikmati sambutan masyarakat yang bangga melihat Persib berprestasi dalam ajang yang merupakan penyatuan kompetisi Perserikatan dan Galatama," kata Gatot.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Sumbangsih Pemain Asal Lembang

Keberhasilan Persib Bandung meraih trofi juara juga tak lepas dari sumbangsih pemain asal Lembang. Selain Gatot, juga ada Robby Darwis, Asep Sumantri, Roy Darwis, Yadi Mulyadid, dan Yudi Guntara.

Menurut Gatot, Lembang banyak melahirkan pemain karena turnamennya marak.

"Waktu ada dua klub yang paling sering bersaing, yakni SSB Capella dan SSB Perkesit," ujar Gatot yang langsung memilih posisi kiper ketika pertama kali menggeluti sepak bola.

Posturnya yang tinggi, membuat Gatot awalnya menjadikan cabang bola voli dan bola basket sebagai olahraga kesehariannya sampai duduk di bangku SMP.

"Ketika ada teman yang mengajak main sepak bola, saya langsung ingin menjadi kiper. Bagi saya, posisi itu asyik dan terkesan heroik bila melakukan penyelamatan," tutur.

Bagi Gatot, kiper termasuk vital dalam tim karena tampil baik dan gawang tak kemasukan minimal tim tidak kalah. Sebaliknya, kalau tim kalah, biasanya kiper yang lebih dulu jadi kambing hitam.

"Itulah mengapa kepada kiper saya selalu tekankan untuk memiliki mental yang kuat dan sering berdiskusi dengan pelatih," pungkas Gatot.

Gatot menambahkan, di era saat ini, para kiper sudah ditangani oleh pelatih khusus. "Berbeda dengan ketika saya masih bermain. Kala itu, kami sesama kiper berlatih sendiri karena memang tidak ada pelatih," pungkas Gatot.

Video Populer

Foto Populer