Bola.com, Sleman - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, kembali mengkritisi keputusan wasit saat timnya takluk dari PSS Sleman pada laga pekan ke-31 BRI Liga 1 2024/2025.
Seusai pertandingan yang berlangsung di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (3/5/2025) malam WIB, Bernardo Tavares mengeluhkan keputusan pengadil yang dianggap berat sebelah.
Baca Juga
PSS Sleman Ingin Tutup BRI Liga 1 Musim Ini dengan Happy Ending, Pieter Huistra: Semua Pemain Siap!
BRI Liga 1: Pieter Huistra Ingin Persembahkan Kado Istimewa untuk Ulang Tahun PSS Sleman
Terancam Degradasi, Yuk Flashback Kiprah PSS Sleman Jatuh Bangun di Liga 1: Selalu Terseok-seok dalam 4 Musim Terakhir
Advertisement
Pelatih asal Portugal itu pun menyodorkan bukti selepas laga. Saat konferensi pers, Bernardo Tavares membawa sebuah laptop dan menunjukkan cuplikan video beberapa keputusan wasit yang merugikan timnya.
"Saya merasa melihat tiga tim di lapangan dan wasit memberikan pengaruh yang besar di pertandingan ini, seperti yang kalian lihat di video," ujar Bernardo Tavares.
"Pada saat nomor 29 (PSS) mendorong pemain kita nomor 20 dinilai tidak pelanggaran tapi kenapa gol pemain nomor 4 kita dianulir sebagai pelanggaran."
"Juga momen terakhir di klip nomor 11 (PSS) melanggar pemain PSM nomor 13 sebelum terjadi gol, namun gol tetap disahkan oleh wasit," keluhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persiapan Mepet
Kekesalan Bernardo Tavares kian menjadi. Selain merasa dirugikan wasit, PSM juga harus menjalani laga dengan waktu persiapan yang kurang ideal. Pada Rabu (30/4/2025), timnya baru saja menjalani partai melawan CAHN di semifinal ASEAN Club Championship 2024/2025.
"Jika memang akan begini kenapa tidak langsung memberitahu pada kami, saya bisa saja kirim pemain U-18 atau U-22 saya bisa tinggal di rumah, saya suruh pemain yang kelelahan ini setelah perjalanan jauh tinggal di rumah," katanya.
"Di babak kedua tidak mudah bagi kami. Kami tidak ada istirahat dari beberapa hari terakhir, kalian juga lihat emosi kami memuncak beberapa pemain ingin meninggalkan lapangan," sambung Bernardo Tavares.
Advertisement
Tak Pantas Pimpin Liga 1
Kekecewaan juga dirasakan kapten tim sekaligus bek Yuran Fernandes. Saking kesalnya, pemain kelahiran Sal Rei, Tanjung Verde itu menyebut wasit utama Nendi Rohaendi tak pantas memimpin pertandingan Liga 1.
"Saya kira semua tahu dan melihat apa yang terjadi, apa yang dilakukan oleh wasit. Wasit datang kesini untuk melakukan satu pekerjaan yaitu membantu Sleman," ucap Yuran Fernandes.
"Saya tidak minta apapun, hanya untuk fair saja lakukan pekerjaan dengan benar namun saya kira wasit tidak melakukan hal tersebut dan wasit ini tidak layak bekerja di Liga 1 dan selesai kariernya."
"Saya kira wasit ini tidak memberikan respek kepada kedua tim. PSS juga ingin bekerja dengan benar untuk keluar dari situasi mereka, namun wasit tidak memberikan respect kepada kami dan juga Sleman," pungkasnya.
Turun Peringkat
Hasil minor ini membikin tim berjulukan Juku Eja itu turun ke peringkat kesembilan klasemen sementara. PSM mengemas 44 poin dari 31 pertandingan yang dijalani.
Kekalahan dari PSS membuat Juku Eja melewati tiga laga beruntun di dua kompetisi berbeda dengan kekalahan. Sebelumnya, mereka takluk dari CAHN FC 0-2 dan ditekuk Bali United 0-1 di kandang sendiri.
Advertisement